Pagi ini adalah hari Sabtu yang cerah, biasanya orang-orang menggunakan waktu liburnya untuk bersantai ria di rumah ataupun mengisi waktu dengan orang yang dikasihinya. Begitu juga dengan Dimitri, ya. William Dimitri Matteo nama lengkapnya, seorang mahasiswa perguruan tinggi negri di Jakarta. Kini Dimi tengah bersiap-siap untuk menjemput sang pujaan hatinya untuk menghabiskan waktu bersama.
Sesudah Dimi menggunakan sepatu Adidas NMD pemberian kekasihnya, Dimi merogoh ponsel pintar di dalam saku celananya, dan mencari nama kekasihnya yang diberi nama "Abelisik" oleh Dimi.
Nama aslinya Samantha Abella, ia dipanggil Abel oleh teman-temannya, tetapi karena Abel adalah wanita yang sangat cerewet, jadilah sebutan "Abelisik" dibuat oleh Dimi.Tut... tut...
"Hallo? Kamu dimana ih? Udah jam segini belom sampe-sampe! Nanti keburu macet tau! Bangun jam berapa sih? Kenap-"
"Bel, berisik deh? Sabar, sayang. Ini aku udah mau berangkat, aku lewat tol aja biar bisa ngebut jadi cepet nyampe rumah kamu ya",
"Ih! Apaan?! Enak aja kamu ngebut-ngebut. Gak boleh, Imiii!", kata Abel disebrang sana gemas sendiri kepada kekasihnya itu.
Dimi tertawa, "Loh tadi marah-marah gara-gara aku telat bangun dan lama, sekarang aku mau pake kekuatan super biar cepet nyampe, enggak boleh juga?"
"William. Kamu tuh ya! Kenapa sih susah banget dikasih tau, pokonya kamu gak usah lewat tol kalo mau ngebut-ngebutan. Kamu ngerti ga sih maksud aku tuh ga ma-", ucapan Abel terpotong karena Dimi langsung memotong omelan Abel.
"Ssst, iya aku ngerti kamu gak mau aku kenapa-napa kan. Aku udah dijalan nanti kalau udah sampe aku telepon lagi ya, dadah love you babygirl muah",
Dimi tertawa karena ia pun geli menyebutkan kata "muah" seolah ia mencium wanita itu dan segera mematikan teleponnya karena ia tahu pasti Abel akan mengomelinya (lagi) karena Dimi memotong omongannya terus.Tapi walaupun mulut wanita itu tidak dapat berhenti berbicara mengeluarkan segala isi hatinya setiap waktu, Dimi sangat mencintai wanita itu, wanita yang menemaninya melewati masa-masa sulitnya selama 2 tahun.
----------
15 menit kemudian Dimi sampai ke depan rumah Abel, baru saja Dimi mau menelopon Abel, tetapi Dimi sudah mendengar suara berisik dari dalam rumah, dan tidak lama kemudian keluarlah Abel dari dalam rumahnya.
"Kok kamu udah sampe lagi?!",
Dimi merasa gemas kepada Abel, ia pun berjalan menghampiri Abel, merangkul lehernya dan "tok!", kepala Abel berhasil digetok dengan mudahnya."Kamu tuh ya! Aku telat salah, cepet juga salah, batal aja nih ya", Dimi gemas sendiri mendengar pertanyaan kekasihnya itu.
"Ih ya ga gitu, kan kamu tau maksud aku apa, gak mau kamu kenapa-napa. Jangan gak jadi dong aku kan pengen banget nonton Trolls, liat trailernya aja udah gemes banget. Kamu gak mau nemenin nih jadinya?", kepala Abel menengok ke atas ke arah Dimi sambil menunjukan ekspresi memohon yang bercampur "sedihnya".
Dimi mengacak rambut Abel dan mencubit pipinya yang gembul, Abel memang bukan wanita yang cantik layaknya model Victoria's Secret, Abel wanita yang manis, humble, berpipi gembul, dan pendek. Keceriaannya adalah ciri khas nya yang dapat menghibur orang-orang sekitarnya termasuk Dimi.
"Mukanya gak usah memelas gitu dong, jadi kasian kaya pengemis",
Lalu Dimi meleos pergi berlari kecil sebelum tangannya terkena pukulan Abel yang sudah pasti akan menampakkan bekas jari-jari Abel di lengan Dimi.Hallo gais jadi kuputuskan bikin lagi nih yang baru gara-gara otak tiba-tiba ngasih ide cerita ini, yha semoga nnt kedepannya menarik yaa,
Dan aku memutuskan untuk enggak memberi castnya biar kalian bisa membayangkan sendiri gimana bentuk-bentuk rupanya hahaha.
Jangan lupa voment plisss makasih!
Love,
Selin.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPRÉVU
Подростковая литература"Was it hard?" I ask. "Letting go?" I nodded. "Not as hard as holding on to something that wasn't real." --- Pertemuan dan waktu? Siapa yang tahu? Mereka semua dipertemukan dan disatukan sehingga menjadi takdir. Dengan waktu yang salah maupun benar...