[1] The Story Begins

7.1K 181 14
                                    

"Jangan biarkan masa lalu menutup matamu agar kamu tidak dapat melihat masa depan cerahmu."

***

"Vievy! Lo dipanggil guru BK, sekarang!"

Panggilan itu membuat Vievy sontak mengangkat wajahnya. Lalu gadis itu mengusap wajah-bangun-tidurnya dan menghela napas panjang. Lepas dari petugas piket, masuk ke ruang BK!

"Mampus, Vievy dipanggil Bu Kade lagi!" Seru Okta, teman sebangku Vievy diiringi tawa kecil. Lalu teman-teman yang lainnya ikut menertawakan nasib malang Vievy di pagi hari yang mendung ini.

Vievy sewot, lantas berdecak sambil bangkit dari tempat duduknya dengan kasar. "Bodo amat, gue udah kebal!" Balas Vievy sengit. Lalu gadis itu berlalu begitu saja meninggalkan kelasnya.

Nama panjangnya Novia Revi Azzani, tapi gadis itu lebih suka dipanggil Vievy. Dia adalah gadis dengan kepribadian yang cukup keras. Dia sering disebut sebagai ratu jutek, ratu judes, ratu keras kepala, ratu sulit diatur, dan sebagainya. Tapi Vievy sama sekali tidak peduli. Toh, yang keras adalah dia, bukan orang lain. Jadi Vievy tidak masalah dengan sebutan orang terhadap dirinya.

Vievy pernah tinggal di pesantren yang berada di Jawa Timur ketika SMP. Setelah lulus, dia memutuskan untuk bersekolah biasa di Jakarta, tepatnya di SMA Cendrawasih.

Vievy tinggal di pesantren karena dua alasan. Pertama, karena kehendak orangtuanya. Kedua, karena kisah masa lalunya yang kelam. Jadi Vievy memutuskan untuk berhijrah agar menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Ya, walaupun kenyataannya masih sama saja dengan yang dulu. Paling hanya satu atau dua hal yang berubah.

Satu hal yang perlu diketahui, Vievy tidak pernah berurusan dengan laki-laki jika tidak dalam keadaan mendesak. Ya, bayangkan saja, mana ada laki-laki yang mau dekat dengan gadis jutek seperti Vievy?

Jawabannya adalah; ada. Namanya Abizar Putra Renaldi. Dari SD hingga sekarang, Abi selalu mengikuti Vievy. Kemana pun Vievy bersekolah, Abi selalu masuk ke sekolah yang sama dengan Vievy. Hingga pada suatu hari ketika Vievy benar-benar muak dengan tingkah laku Abi, dia berkata seperti ini:

"Dasar stalker! Kalau mau nge-stalk jangan terang-terangan kayak gini, dong! Gue tahu, lo suka sama gue, tapi nggak gini caranya!"

Terdengar sedikit kepedean, memang. Padahal Abi tidak pernah berkata bahwa dia menyukai Vievy atau berkata hal semacam itu. Tapi menasehati itu lebih baik, 'kan, daripada diam saja?

Vievy memasukkan telapak tangannya ke dalam saku jaket. Hari ini cuacanya mendung, awan kelabu menyelimuti langit di sekitar sekolah. Hujan pun turun dengan deras tanpa henti.

Setelah tiba di depan pintu ruang BK, Vievy bergumam kecil. "Seharusnya gue nggak telat hari ini kalau bukan gara-gara hujan!"

Tapi batin Vievy langsung memperingati. Astaghfirullah, Vievy, nggak boleh nyalahin hujan.

Lalu Vievy pun mendorong kenop pintu ruang BK lalu segera masuk.

"Permisi, Bu. Ibu panggil saya?" Tanya Vievy berbasa-basi ketika melihat Bu Kade sedang fokus menatap layar laptop di mejanya.

Vievy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang