My Doctor Chapter 21

1.8K 106 8
                                    

Oh tuhan, baru kali ini aku tidak bisa menahan tawaku agar tidak berlebihan. Sedari tadi setelah pengakuan besar Candy yang ternyata termasuk dari perkumpulan bodoh pecinta diriku, aku tidak bisa untuk tidak terus tersenyum dan terkekeh kecil saat mengingatkan.

Astaga Candy, dia memang sangat berlebihan. Sampai saat ini pun dia tidak ingin keluar dari kamar ibunya karena hal itu.

Ini hampir tengah malam.

Aku kembali mencoba menelpon nomornya, dan ya masih mendapatkan hal yang sama, Candy selalu menolak panggilan dariku. Aku mencoba untuk menelpon Kaka pirangnya yang kebetulan sedang berada dilantai bawah.

"Hey men, apakah gadis cerewet itu sudah ingin kembali menemui mu saat pengakuan besarnya. Oh astaga, aku sangat puas saat melihatnya mati kutu seperti itu. Akhirnya rahasia terbesarnya terbongkar juga." Tawa cody langsung terdengar sangat bahagia, mungkin karena melihat keadaan adiknya sekarang yang tengah-menurutku sedang menangis malu di dalam kamar ibunya. "Haha... ya ampun, Kakak macam apa aku ini yang senang melihat penderitaan adiknya sendiri."

Aku ikut terkekeh. "Kau memang seperti itu kepada adikmu, tapi apakah kau bisa membujuknya agar dia ingin kembali menemuiku ?." Karena menurutku ini sangat menggelikan.

"Oh men... kau tidak tau seberapa giatnya aku untuk terus menggodanya tadi. Aku masih mendapatkan hal yang sama setiap kali aku mencobanya, bukannya wajahnya yang aku dapatkan, tapi malah teriakan melingkin seribu oktafnya lah yang aku dapatkan darinya. Aku rasa kau harus melakukannya sendiri mulai dari sekarang. Aku akan bertaruh seribu Dollar kalau kau bisa membuatnya kembali menemuimu."

Oh tuhan, entah kenapa aku tidak bisa berhenti terseyum sekarang. Aku berdehem untuk menormalkan suaraku. "Baiklah, aku akan kembali mencobanya, aku tidak ingin kembali merepotkan ibumu lagi."

Aku mendengar suara tawanya semakin mengeras saat aku mengatakan hal itu. Cody memang sangat senang melihat adiknya tersudut, dalam arti kata yang tidak sebenarnya, Cody hanya lebih suka menggoda adiknya dari pada menjadi Kakak yang terlalu over protektif. Menurutku dia adalah Kakak yang bijak.

"Baiklah men, aku ingin meneruskan tertawaku bersama sahabat sahabatnya di Path. Semoga berhasil untukku. Astaga..."

Sambungan terputus.

Aku menggelengkan kepalaku geli. Aku keluar dari kamar Candy dan melangkah kearah kamar ibunya yang terletak dilantai dua. Aku mengetuk pintunya untuk sekedar kembali membujuknya agar ia ingin menemuiku lagi.

"Candy..."

"Apa ?!." Teriaknya dari dalam sangat keras. Aku meringis ngeri dan sontak menghentikan ketukan tanganku dipintu kamar ibunya.

"Ini aku Justin, mau sampai kapan kau seperti ini. Ayolah, berikan waktu ibumu untuk beristirahat. Sekarang-"

"Pergilah Dokter Justin, aku tidak ingin menemuimu."

"Candy..."

"Pergilah !."

Aku memijat keningku bingung, harus apa lagi aku membujuk gadis keras kepala ini. "Sudahlah, lupakan hal yang tadi kau bicarakan dimeja makan. Aku berjanji tidak akan kembali mengingatnya, ayolah... aku merasa tidak enak kepada ibumu. Sekarang sudah hampir tengah malam."

Hening sejenak.

Namun beberapa menit kemudian, aku mendengarkan suara derap langkah kaki dari dalam, dan menit selanjutnya pintu didepanku sedikit terbuka. Aku sedikit memberikan seyuman saat melihat wajah memerah yang dipenuhi air mata dipipinya yang sangat-sial aku harus jujur, saat ini Candy memang sangat menggemaskan.

Apa mungkin ibunya berhasil membujuknya dari dalam sehingga Candy mau menemuiku lagi sekarang ?. Aku rasa ya.

"Ayolah Candy, kau sekarang mempunyai suami. Dan kau dengar tadi bukan, suamimu tidak akan mengungkitnya lagi." Terdengar suara ibunya dari dalam. Dan detik selanjutnya aku melihat Mom Tracee berusaha untuk mendorong anaknya dari belakang untuk keluar.

MD : Just me | 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang