My Doctor Chapter 42

2.4K 161 59
                                    

Wow... wow... wow

Thanks for 31k views and 3.1K Vote. You are amazing guys (Cry)... Thank you so so so much Guys. For Loving MD. Jandy. all of character. act. Fyuh... Gak nyangka asli Md bakalan tembus 3.1k Vote kaya gini. Pokonya I LOVE YOU SO MUCH!!!!

Sebelum baca Vote dulu. KUYY!!!

-

-

-

Api di perapian telah kembali menyala. Dokter Justin kembali naik keatas ranjang dan dia menarik tubuhku untuk mendekat.

"Apa kau tidak ingin kembali tidur ?." Tanyanya dan mengelus wajahku dengan lembut.

"Tidak setelah kau membangunkan ku lagi. Terlalu pagi juga untuk kembali tertidur. Aku terlalu lelah hingga tidak bisa menutup mataku lagi." Aku kembali merapatkan selimut di tubuhku dan kembali memerah saat melihat matanya kembali tertuju kecelah selimut yang sekilas memperlihatkan dadaku.

"Your Eye Mister Bieber!." Kataku lagi dan membuat Dokter Justin mengerjapkan matanya beberapa kali.

Terkadang aku sangat aneh olehnya, apa menariknya dadaku yang masih rata ini?. Tapi aku harap, aku memang telah tumbuh dengan baik sehingga aku tidak menyadari pertumbuhan alamiku.

"Oh Terimakasih tanda peringatannya Miss Bieber." Pipinya kembali terlihat merah saat udara disini kembali hangat.

Aku tersenyum dan mengangkat sebelah tanganku untuk dapat menyentuh wajahnya. Oh tuhan, dia sangat sempurna. Aku sangat beruntung karena memiliki mahluk sempurnamu ini.

"Apakah lebih baik ?." Tanyaku dan berusaha untuk menjaga intonasi suaraku agar tetap lembut.

"Yeah, setelah menceritakan semuanya. Tidak buruk juga ternyata." Dokter Justin mengangkat bahunya dan mengesampingkan rambutku dengan tangannya.

"Candy... apakah aku bisa meminta sesuatu kepadamu ?." Tanyanya lagi yang membuatku sedikit terkejut. Aku mendongak dan mengangguk untuk menjawabnya.

Dokter Justin meraih pinggangku, memeluk tubuhku dengan erat, lantas menguburkan hidungnya di rambutku. Aku menempatkan pipiku didadanya. Ya tuhan... jatungnya tengah berdegup kencang. Aku jadi berubah was was setelah mendengarnya. Memangnya apa yang ingin Dokter Justin Minta kepadaku?.

"Apakah kau selalu meminum pilmu ?."

Bam.

Tubuhku langsung menegang. Aku harus menjelaskannya seperti apa?.

"Umms yeah. Aku tidak pernah melupakannya. Dan beruntung karena kau membelinya tadi, pilku kebetulan habis hari ini." Aku menyengir untuknya dan menyingkirkan rambut yang menghalangi wajahku.

Apakah bila aku memotong rambutku Dokter Justin akan mengijinkannya ?. Rambutku saat ini butuh sedikit di potong karena telah melewati pinggangku.

"Oh aku melupakan sesuatu. Tunggu sebentar My Doctor..." Aku melewati tubuhnya dan meraih laci disampingnya lalu membukanya.

Mungkin saat ini waktu yang tepat untuk memberikannya hadiah natal. Aku mengeluarkan Syal yang aku buat dan kembali menegakan tubuhku. Pipiku kembali memerah saat aku tidak menyadari bahwa tubuh Dokter Justin berada di bawahku saat aku mengambil Syal itu.

Sial, aku tengah telanjang di balik selimut ini.

"Fyuh... aku kira kau lupa untuk meminumnya hari ini." Dokter Justin terlihat lega saat melihat Syal di tanganku.

MD : Just me | 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang