My Doctor Chapter 5

2.3K 118 8
                                    

Ku tatap berkas ditangan ku ini lama. Sialan. Ini semakin rumit saja. Semua diluar dari pemikiran ku.

"... jadi Dokter Justin, apa yang harus kita lakukan dengan permasalahan ini ?"

Kuangkat kepalaku menatap semua orang yang berada di ruangan rapat hari ini satu persatu.

Aku langsung mengangguk kepalaku mengerti dengan apa maksud dari pertanyaan Dokter Lara barusan-tentang permasalah apa saja yang tengah menganggu akhir akhir ini, sehingga membuat sistem belajar pembelajaran menjadi terganggu.

"Baiklah. Kita harus segara menindak lanjuti nya. Dan saya pikir, kita tetap dengan rencana awal kita. Kita mungkin harus kembali menyeleksi dan memfilter ulang mahasiswa di kloter terakhir ini. Saya pun sudah membicarakan hal ini terlebih dahulu dengan Miss Georgie. Dan dia pun setuju dengan pemikiran ini. Jadi saya sudah putuskan, Miss Georgie dan Dokter Nic lah yang akan mengurus semua jalannya penyeleksian mahasiswa tahun ini. Dan sisanya tetap pada tempat masing masing. Agar belajar pembelajaran untuk murid spesial tahun ini tetap berjalan. Dan permasalahan tentang sarana dan prasarana yang masih terkendala. Saya yang akan turun langsung kelapangan untuk mengurus nya. Apa ada yang keberatan dengan keputusan ini. ?"

Kulihat semua orang di ruangan ini terdiam untuk sesaat. Tapi selang beberapa detik mereka langsung mengangguk bersama.

"Ya itu ide yang bagus. Tapi Dokter, bagaimana bila permasalahan yang terjadi dengan sarana dan prasarana, tidaklah saya bisa membantumu? Mengingat jadwal saya sedikit senggang untuk sebulan kedepannya sebelum mahasiswa yang terpilih memulai belajar pembelajaran nya. Apalagi saya tau anda masih harus menangani permasalahan yang telah terjadi diantara ketua dewan Universitas lainnya. Saya rasa anda hanya perlu fokus kepada permasalahan itu saja. Dan untuk permasalahan tentang sarana dan prasarana, biar saya saja yang menanganinya. Bagaimana ?." Dokter Adnan bersuara.

Aku terdiam untuk sesaat.

Ya Dokter Adnan benar. Aku masih harus mengurus permasalahan yang tengah terjadi bersama ketua dewan yang lainnya. Apalagi permasalahan yang terjadi di sana memang lebih parah di antara permasalahan yang lainnya. Karena akhir akhir ini mereka tidak bisa di andalkan sama sekali, sehingga membuat masalah baru terus saja bermunculan.

Aku harus segera bertindak mencari apa penyebab dari semua itu. Aku juga tidak bisa menyerahkan permasalah yang satu ini kepada orang lain selain diriku yang harus turun langsung menanganinya. Karena memang semua orang yang terlibat saat ini bisa berpotensi menjadi penyebab utamanya. Aku tidak bisa mengandalkan seseorang untuk saat ini. Untuk permasalahan ini saja.

"Baiklah Dokter Adnan. Saya mengandalkan anda. Jadi saya tunggu laporan anda secepatnya."

"Baik Dokter Justin. Anda bisa mengandalkan saya."

Aku mengangguk dan kembali menandatangani map yang entah untuk ke berapa di hari ini.

"Khm... Dokter! Apakah gadis itu tidak perlu kita pikirkan juga ? Karena memang kita sudah tau bahwa lonjakan mahasiswa yang begitu pesat tahun ini ada sangkut pautnya dengan gadis itu."

Candy ?

Otakku langsung meresponnya cepat. Tanpa menanyakannya terlebih dahulu.

Ku tatap Dokter Lara serius.

Ya ia memang benar. Aku juga sempat berfikir seperti itu. Tapi apabila aku melakukan nya dengan gegabah dan tidak dipikirkan terlebih dahulu. Itu akan sangat beresiko untuk universitas ini. Mengingat keluarga nya lah penyumbang dana terbesar di universitas kedokteran ini setelah keluargaku. Aku harus lebih berhati hati dalam menyikapinya.

Aku akan segera membuka suaraku untuk menjawab pendapat Dokter Lara barusan. Tapi tertahan.

"Kenapa harus gadis itu ? Saya pikir pendapat anda itu tidak masuk akal Dokter Lara. Saya keberatan." Suara Dokter Crishtian terdengar di telingaku.

MD : Just me | 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang