My Doctor Chapter 1

5.8K 197 7
                                    

Candy Sweet Murphy

Aku tidak tau harus melakukan apa lagi sekarang. Aku juga tidak tau apakah aku harus berteriak. Atau mungkin aku harus melompat lompat kegirang seperti orang gila. Masa bodolah, yang jelas saat ini aku sangat senang. Dan aku juga tidak tau harus berkata apa kepada Mommy untuk menyampaikan berita bahagia ini nanti.

Aku ingin berteriak lepas untuk memberitauhukan kepada dunia bahwa aku LULUS, aku lulus -Apakah ini mimpi-. Aku tau ini kedengarannya konyol. Tapi hey... siapa perduli. Semua orang tidak tau bagaimana perjuangan kerasku saat itu. Maka dari itu, siapa pun tolong aku. Aku tidak bisa bernafas sekarang.

Aku melihat sekilas Lilly-teman sebangku ku- sedang berlari ke arahku dengan seyuman overdosisnya yang selalu menghiasi wajah cantik nya sejak pengumuman kelulusan tadi.

Lilly berlari kencang kearah ku dengan rambut pirangnya yang sudah terlihat acak acakan dan langsung menubruk tubuh mungilku ini hingga membuat kita berdua tersungkur di lantai.

Apa yang di pikirkan anak ini!

Langsung kutekan dadanya yang sedang memulukku erat untuk menjauhkannya dari badanku, karena aku merasa sesak nafas akibat pelukannya itu.

Aku mengeram marah. "Dasar bodoh!. Aku sesak nafas kalau kau terus menerus memeluk ku seperti tadi. Senang sih boleh tapi jangan seperti ini. Kau tau, bokongku jadi sakit." Umpatku kearahnya.

Ia terkekeh geli sambil tangannya memainkan ujung rambut pirangnya -Kebiasaan yang tak patut dicontoh-.

"Maafkan aku permen. Tapi harus bagaimana lagi. Aku terlanjur senang. Dan hey... lupakan itu untuk sesaat. Kau tau kan kita bukan anak SMA lagi. Astaga aku harap ini bukan mimpi karena kita sebentar lagi akan menjadi anak kuliahan!. Tanpa seragam tanpa peraturan. Oh... betapa indahnya dunia ini." Lilly menangkupkan kedua tangannya di atas pipi chubby nya.

"Aku tau. Tapi jangan bokongku yang menjadi sasarannya." Kubangkitkan tubuhku yang tadi tersungkur.

Lilly tertawa melihat aku yang sedang marah kepadanya tanpa ada niat untuk membantuku. Menyebalkan.

"Ayolah sayangku permen, kenapa kau seperti ini. Mari kita rayakan kelulusan ini." Tanpa babibu lagi Lilly langsung menarik tanganku kearah gerbang sekolah.

Tapi... tunggu dulu. Bukankah acara kelulusan ini belum selesai?

Sontak aku menyentak tangannya dan langsung menahannya untuk tidak pergi.

Kulihat Lilly menatapku bingung. "Apalagi permen. Ayo kita rayakan kelulusan kita ini. Kau tidak lihat orang lain juga melakukannya?."

Astaga betapa bodohnya aku sehingga bisa mempunyai sahabat seperti dia.

Aku mendengus. "Ya. Tapi kau tidak dengar apa yang si tua -atau bisa disebut bapak kepala sekolah- itu katakan tadi huh ? Kita tidak boleh pergi dulu sebelum acara kelulusan selesai. Apa kau juga tidak ingin tau siapa yang menjadi lulusan terbaik tahun ini ?" Kumainkan alisku memberi isyarat kepadanya.

Tanpa menunggu lama Lilly langsung tersenyum geli, tapi aku tau dia mengerti dengan isyarat yang kuberikan untuknya tadi sehingga membuatnya langsung menarik ku kembali memasuki Aula sekolah.

Dasar gadis genit.

Kulihat Aula sekolah sudah penuh dengan kerumunan siswa-termasuk aku dan Lilly- yang telah berkumpul untuk menunggu berakhirnya acara kelulusan ini. Berlanjut dengan suara si pak tua terdengar serentak di telinga kami. Dia mengatakan untuk kami diam dan mendengarkan.

Terkadang aku sering muak dengan si tua itu. Aku tidak suka dengan sikapnya yang selalu membuang waktu. Apa dia tidak tau kalau suaranya itu sama persis seperti Suneo -Salah satu tokoh Doraemon- yang sedang terkena flu. Tapi tak apalah, mungkin juga aku yang akan merindukan suara Suneo nya itu -yang selalu mengomeli ku setiap hari- nanti. Malahan pasti sekolah ini akan sepi kalau tidak ada aku disini. Entah bagaimana sekolah ini tanpa aku nantinya.

MD : Just me | 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang