My Doctor Chapter 10

1.8K 101 1
                                    

Justin Carrillo Bieber pov's

Candy, oh tuhan. Kenapa kau bisa semenggemaskan ini. Aku tidak tau cara bagaimana yang bisa mengimbangimu. Karena aku bisa gila kalau aku tidak melakukannya. Bisakah kau memberitahuku bagaimana caranya ?

Aku menjauhkan Candy dari jangkauanku dan aku segera kembali kebelakang kemudiku. Aku menghidupkan mobil dan menjalankannya kearah hotelku berada.

Ayolah Justin, normalkan hal ini. Ini tidak berarti untukmu. Dia hanyalah seorang gadis yang sedang mabuk. Dan gadis itu SIALANNYA adalah calon istrimu sekarang. Baiklah aku harus segera membawa Candy kehotel. Dan memberitahukan kepada Miss Murphy, bahwa Candy sedang bersamaku.

Aku memakirkan mobilku didepan hotel dan berhenti sejenak.

Kunci ?

Aku merogoh saku celanaku. Ya ampun, Nic yang memegangnya. Kenapa aku tidak bisa berfikiran sampai kesitu. Apa aku harus membawa Candy kembali ke hotelnya. Tapi walaupun aku membawanya kembali kehotel tempat ia menginap, aku tidak tau ia menginap di hotel yang mana.

Ayolah Justin... berfikir. Kau itu pintar.

"Tuan, apa kau akan memarkirkan mobilmu di tempat parkiran ?" Seorang Valet hotel mengetuk kaca jendela mobilku.

Aku membukanya dan mengangguk.

"Ya... tapi tunggu dulu. Aku ingin kau membawanya setelah aku kembali lagi kesini. Kau hanya perlu menjaga gadis ini tetap berada di dalam mobil. Aku akan masuk kedalam sebentar."

"Tapi tuan, mobil anda bisa menghalangi pengunjung hotel yang lainnya."

Aku mendengus. "Kalau masalah itu kau yang urus. Aku hanya menginginkan mobilku jangan kau parkirkan terlebih dahulu dan kau harus menjaga gadis manja yang tengah tertidur pulas di dalam mobilku ini hanya beberapa menit saja. Begini saja kalau begitu, aku akan membayarmu lebih apabila kau mau melakukannya. Bagaimana ?."

"Tapi tuan..."

"Dua kali lipat."

"Ya tapi..."

"Tiga, empat, lima... apa masih kurang. Kalau begitu aku akan membayarmu lima kali lipat dari bayaranmu biasanya. Setuju ? hanya beberapa menit saja."

Kalau sampai Valet ini menolak. Aku akan langsung mencekik diriku sendiri disini. Sialan Valet ini. Aku menatap Valet ini yang mulai terlihat sedikit tergoda dengan tawaranku barusan.

"Baiklah kalau begitu. Aku akan melakukannya." Valet itu menunjukan cengiran tanpa berdosa ala eropanya kearahku. Aku memang mengharapkan hal itu.

Aku mengangguk dan melempar kunciku kearahnya. Aku sedikit menambah kecepatan langkahku dan berjalan kearah resepsionis.

"Selamat malam tuan. Apa yang bisa kami tolong ?" Sapa si wanita pirang di meja resepsionis.

Aku menyipitkan mataku untuk memperjelas siapa nama si wanita pirang di Name Tag nya. Dan dapat. "Selamat malam Miss Evana. Aku hanya membutuhkan satu kamar." Aku tersenyum sopan kearahnya.

Sipirang resepsionis ini tersenyum malu kearahku dan kulihat pipinya memperlihatkan semburat warna merah muda, tanda ia sedang tersipu.

Kenapa semua wanita sama saja. Aku tidak melakukan apapun untuk membuat mereka tersipu, tapi kenapa mereka bisa tersipu karena perkataanku. Apa diperkataanku ada yang salah. Dasar wanita. Wanita memang sangat membingungkan. Dan juga aneh.

"Baiklah tuan... ini—"

"Baik terimakasih. Kalau begitu saya permisi." Aku memotongnya dan langsung mengambil kartu dan segala tektek bengeknya dari tangan si pirang resepsionis itu.

MD : Just me | 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang