My Doctor Chapter 28

1.8K 127 10
                                    

Pengingat : Vote sebelum baca!

Aku membenarkan letak kaca mataku.

Aku harus memeriksanya kembali ke Dokter Dainy. Saat terakhir aku memeriksakan mataku, dia mengatakan bahwa mataku harus tetap di terapi agar otot otot di sekitar mataku tidak kembali tegang. Entah kenapa mataku bisa seperti ini, tapi yang di katakan Dokter Dainy, aku mengalami sedikit kerusakan pada otot otot mataku sehingga membuat daya penglihatanku kian melemah. Mataku seperti ini karena aku terlalu sering terbentur didaerah pelipis. Dan akan berakibat kebutaan bila aku tidak terus mengontrolnya.

Sebenarnya Dokter Dainy juga melarang aku untuk memakai kontak lens yang bisa membahayakan mataku, tapi aku masih memakainya karena alasan ke praktisan bila aku sedang terburu buru.

Aku kembali menatap lembaran soal yang tengah aku kerjakan. Sekarang adalah ujian pertengahan semester, dan aku harus lulus dan menjadi peringkat paling teratas lagi. Aku harus menjaga prestasiku dengan bersamaannya aku harus mempersiapakn diri untuk mengikuti perlombaan itu.

Aku sekarang tidak terlalu terburu buru, toh semua yang aku kerjakan ini adalah materi yang aku hapal tadi malam. Jadi aku butuh setengah jam untuk mengisi dua puluh lima soal esay ini dengan mudah.

Aku kembali mengangkat sebelah tanganku untuk meminta lembar kertas lebih kearah Dokter christian yang menjadi pengawas hari ini.

"Dokter..."

"Ada apa Candy ? sudah selesai ?" Dokter Christia membenarkan letak kaca matanya dan mengalihkan tatapan dari map yang berada di tangannya kearahku tidak percaya. Memangnya kenapa ? aku hanya membutuhkan dua lembar kertas lagi untuk tambahan jawabanku.

"Belum Dokter, hanya beberapa lagi. Tapi boleh aku minta tambahan kertas lagi ?."

"Tentu, apakah lembar jawabanmu tidak cukup ?." Dokter Christian menghampiriku dan menyerahkan beberapa lembar kertas kosong kepadaku.

"Terimakasih." Aku terseyum kearahnya dan kembali mengerjakan tugasku. Yups, tiga soal lagi. Dan dua lembar kertas pasti cukup untuk menampung semua jawabanku.

"Coba aku lihat salah satunya ?." Dokter Christian mengambil salah satu lembar jawabanku dan membacanya secara teliti. Dan raut keterkejutan dan ketidak percayaan langsung terlihat di wajahnya seperti biasa.

Kenapa dia terkejut, aku hanya menjawab satu pertanyaan itu dengan beberapa cara yang aku ketahui dan menjelaskan kenapa itu bisa terjadi. Namun tetap isi dari jawaban itu tetap sama. Maka dari itu lembaran jawabanku tidak cukup, aku membutuhkan lebih karena ternyata dua puluh lembar saja yang disediakan untuk lembar jawaban tidak cukup.

"Aku selesai." Aku menutup alat tulisku dan kembali mengantonginya.

Kulihat ada senyuman geli di wajahnya. Dokter Christian mengangguk dan menepuk kepalaku sayang beberapa kali. Sial, kenapa semua Dokter selalu melakukan hal itu. Saat itu Dokter Nic, dan sekarang Dokter Christian. Apa mungkin mereka telah terkontaminasi oleh Dokter Justin ?.

Aku mengerutkan hidungku sebal.

"Terlalu cepat dengan apa yang aku pikirkan sebelumnya. Kalau begitu, kau boleh keluar dari kelas saat kau sudah mengumpulkannya di mejaku. Good luck Candy." Dokter Cristian mengepalkan sebelah tangannya dan mengangkatnya memberi semangat untukku.

Aku terseyum semangat dan langsung memberikan semua kertas jawabanku kearahnya. "Tidak perlu, aku sudah selesai. Dan terimakasih Dokter. Semoga kau juga sukses. Dan tidak mati kebosanan disini..." Aku berbisik di akhir kalimat dan terkikik sambil melangkah keluar. Aku menggedong tas taliku dan melambai kearah Dokter Christian yang ternyata sedang terkekeh geli melihat tingkahku tadi.

MD : Just me | 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang