Hallo! Maaf bgt cerita ini di publish dan unpublish terus wkwk😂
Jangan lupa tinggalkan jejak.
Hope u like it guys!❤...
[1- Ghina Andromeda Lovanka]
"Lova! Mandinya jangan lama-lama dong!"
Aku segera mengeringkan tubuhku, memakai seragam baru dan bergegas pergi ke meja makan.
Oh ya! Namaku Ghina Andromeda Lovanka, aku hanya siswi kelas 10. Kehidupanku datar-datar saja seperti lays, bukan seperti chitato yang never flat.
Aku suka membaca, menulis cerita fiksi, menyanyi dan tentunya... makan.
Kata orang tuaku, Ghina artinya ratu, Andromeda berarti penakluk pria atau bisa juga berarti rasi bintang di langit utara dekat Pegasus yang membentuk huruf A, sedangkan Lova dalam bahasa Jawa berarti tenang.
Jadi intinya namaku ini memiliki arti...
Ratu penakluk pria yang tenang. Keren nggak? Pasti keren lah ya...
Tapi sepertinya arti kata Andromeda itu tidak cocok untukku. Buktinya aku belum pernah menaklukkan hati pria manapun. Apalagi pacaran, belum pernah sama sekali. Tapi bukan berarti aku suka sesama jenis lho! Kalau naksir cowok sih sering, tapi... ya begitulah.
Dan arti kata Lova juga tidak cocok untukku. Bahkan kata orang-orang dekatku, aku ini sangat amat cerewet.
Sifat cerewet itu akan berbeda lagi kalau aku berbicara dengan orang yang belum terlalu dekat. Bisa jadi malah orang menganggapku orang terjudes sedunia.
Satu lagi! Aku orangnya sangat kepo alias ingin tempe, eh tahu...
"Makan apa hari ini, Ma?" tanyaku sambil menarik kursi dengan cekatan.
"Hati-hati ke—"
"ADUHH!" aku mengusap pahaku yang baru saja terbentur ujung meja.
Mama terkekeh, "Baru aja mau di bilangin. Rempong sih lu."
Mamaku memang sering menggunakan kosa kata anak muda ketika sedang berbicara denganku. Malah kadang aku yang tidak mengerti bahasa Mama.
"Mama ih! Masa anaknya kebentur malah diketawain," aku memasang ekspresi andalanku, yaitu berpura-pura cemberut.
"Udah ah, cepet sarapan dulu, Rasain ntar kalo telat," omel Papa.
Yak, Papa juga tidak jauh berbeda dari Mama.
"Hihihi, mamam lu dimarahin si Pak Bos, emang enak," Mama terkikik geli.
Aku mendengus lalu segera mengambil sarapan kesukaanku, yaitu roti isi telur ceplok atau bahasa kerennya sandwich. Yeay!
"Udah disiapin semuanya kan? Emm kayak handphone buat foto-foto sama temen baru, atau buat tukeran id line sama cogan?" cerocos Mama.
Aku menelan rotiku dan mengangguk pelan. Terserah Mama sajalah...
Sebenarnya aku baru saja empat bulan sekolah di SMA lamaku, tapi Papa dipindah tugaskan, sehingga aku juga harus ikut pindah ke sekolah baruku.
Awalnya aku sedih, baru saja aku bertemu dengan teman-teman baru yang menyenangkan di SMA lama, tetapi harus pindah lagi ke SMA lain.
Aku sempat berpikir, apa aku bisa dapat teman yang menyenangkan seperti di SMA lamaku? Tapi aku juga mengingat kata-kata yang selalu diucapkan Papa dari aku kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milova
Teen Fiction"Biasanya tuh nggak begini. Biasanya lancar jaya, lah ini kok jadi deg-degan begini ya..." Milo mengacak-acak rambutnya dengan kasar. "Lo ngomong apaan sih? Gue nggak ngerti. Jangan bertele-tele deh," tukasku kesal "Gue tuh mau nembak lo, tahu!" tuk...