19. Bianglala

7.4K 580 24
                                    

...

[19- Bianglala]

Baru saja meletakkan tas, tiba-tiba Milo menarikku.

"Ikut gue yuk!"

"Kemana?" tanyaku sambil berusaha melepaskan cekalannya.

Terlalu kencang.

Sakit!

"Ikut aja deh..."

"Nggak mau ah! Ngomong dulu mau kemana, baru gue ikut. Terus ini jangan kenceng-kenceng, sakit!" protesku.

Milo mengendurkan cekalannya pada tanganku dan berubah jadi menggandeng tanganku.

"Mau kemana, Milo?" tanyaku sambil menepuk pundaknya.

Milo yang berjalan di depanku berhenti dan berbalik menatapku.

"Udah ikutin aja, lo tau kok tempatnya."

Aku mendengus kesal.

Oh, sekarang aku mengerti.

"Lo naik duluan," ucapnya sambil membuka pintu dan melihat sekeliling.

Aku menggeleng.

"Gue nggak mau bolos! Lo aja naik sendiri," kataku lalu pergi meninggalkan Milo.

Tapi Milo langsung menahan tanganku.

"Sekali aja..."

"Udah dua kali ya sama yang dulu," ralatku.

Milo nyengir sambil menggaruk-garuk tengkuknya.

"Pliiiss ... Mau gue gendong lagi nggak?" tanyanya sambil tersenyum geli.

"Lo tuh, mau gue gigit lagi punggungnya?" tanyaku balik.

Milo langsung diam. "Sebentar aja dong. Gue kan pengen ngajakin lo ke atas."

Aku melirik jam yang melingkar di tanganku. Masih ada waktu dua puluh menit sebelum bel masuk berbunyi.

"Oke, lima belas menit," tukasku.

Milo tersenyum semringah dan mengangguk.

"Lo naik duluan..." Milo meletakkan tangga lalu mempersilahkanku untuk naik.

"Jangan ngintip!" seruku sambil menaiki satu persatu tangga.

"Iya, iya!"

Dan sampailah aku pada rooftop. Aku menyeka keringat di dahiku.

Milo berdiri disampingku dan mengajakku untuk duduk di tempat yang waktu itu kami duduki.

"Lov..."

"Hm?" jawabku.

"Menurut lo, gue orangnya gimana?" tanya Milo.

Aku mengernyit.

"Menurut gue ya?" tanyaku memastikan, dan dijawab dengan anggukan oleh Milo.

"Lo itu ... Ngeselin, nyebelin, bikin gue marah mulu, udah gitu sok-sokan lagi," tukasku lalu menjulurkan lidah.

Milo menatapku sambil cemberut.

"Kalo gitu kenapa lo mau pacaran sama gue?" tanya Milo.

Karna aku sayang kamu!

Dan aku nggak akan bilang gitu! Yang ada Milo ke-GR-an lagi.

"Mau tau aja!" balasku.

Milo berjalan ke pinggir dan menatap keramaian kota dari atas gedung sekolah.

MilovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang