...
[12- Milo Gadanta]
"WOI, SIAPA YANG NEMPELIN PERMEN KARET DI KURSI GUE!" rengek Amel sambil membersihkan permen karet berwarna pink itu dari roknya dengan jijik.
Semua tatapan mengarah ke belakang pojok.
"SIAPA?!" tanya Amel sekali lagi sambil menatap anak laki-laki dengan galak.
Murid laki-laki langsung mengarahkan telunjuknya pada si biang kerok yang sedang meminum susu milo dengan santai.
Sedangkan yang melakukan hanya nyengir tak berdosa.
Amel menatap Milo dengan kesal.
"Milo! Awas lo yaaa!"
Aku jadi melihat kursiku dulu sebelum duduk, siapa tahu Milo juga menempelkannya di kursiku. Kan jijik.
Saat aku menunduk tiba-tiba ada dua tangan yang memegang bahuku.
"Eh, eh, lo ngapain?" kataku sambil berusaha menyingkirkan tangan itu.
"Tolongin gue. Ada mak lampir ngamuk," bisik Milo dari belakang.
"Payah lo, masa ngumpetnya di belakang cewek," ejek Amel.
"Lo menghindar dari mak lampir, tapi sembunyi ke nenek sihir, Mil!" celetuk Beni dengan keras.
Aku mendelik ke arah Beni dengan sebal. Enak aja ngatain nenek sihir.
"Lo kali pipiyot!" sahutku.
Beni terkekeh geli.
Aku menyingkirkan tangan Milo dari bahuku dan segera duduk di kursi. Sudah cukup baper-baperan dengannya. Aku nggak mau jadi overdosis baper gara-gara berdekatan dengan si playboy cap susu milo itu.
"Ih kok malah duduk sih," gerutu Milo.
"Udah sana lo balik, jangan deket-deket," usirku.
"Tapi kan gue masih mau berlindung," protesnya.
"Berlindung, berlindung, emang gue emak lo?!"
Indra, Beni dan Dani terkekeh.
Milo mengerucutkan bibirnya lalu melangkah meninggalkan mejaku.
มล
"Awas dong, Mil! Gue mau buang sampah nih!" seruku.
Milo yang bersandar di pintu menoleh ke arahku.
Dia tersenyum.
"Jalan masih lebar, lo mau caper sama gue ya?"
HUEEKK!
"Lebar gigi lo! Orang jalannya lo tutupin gitu!" balasku tak mau kalah.
"Ya lo kan bisa lompat."
"Gak mau lah ntar lo modus!" jawabku mengikuti jurus GRnya Milo.
"Lo kali yang mau modus sama gue," goda Milo sambil menaik-turunkan alisnya.
Aku menatap Milo dengan kesal.
"Apaan sih, kok malah ngeliatin gue? Ntar naksir lho..."
"Ih! PD banget sih lo!" jeritku kesal.
Milo terkekeh puas.
"Minggir!" pekikku.
Milo mencekal tanganku dan menyodorkan kotak susu milo kosong, "Nitip dong."
Aku mengambilnya dengan kasar, "Minggir!" seruku sambil mendorong tubuh Milo
"Galak banget," Milo menggeser tubuhnya sambil bersungut-sungut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milova
أدب المراهقين"Biasanya tuh nggak begini. Biasanya lancar jaya, lah ini kok jadi deg-degan begini ya..." Milo mengacak-acak rambutnya dengan kasar. "Lo ngomong apaan sih? Gue nggak ngerti. Jangan bertele-tele deh," tukasku kesal "Gue tuh mau nembak lo, tahu!" tuk...