...
[39- Lo, Jauhin Milo!]
"Gue ke kamar mandi dulu ya. Lo tunggu aja disini."
Aku mengangguk dan berdiri di dekat toilet pria.
Aku baru saja membuka ponselku ketika ada tepukan kasar di pundakku.
"Lo Lovanka?"
Aku mengangguk pelan.
"Lo pergi kesini sama Milo?"
Lagi-lagi aku mengangguk.
"Milo lagi ke kamar mandi?"
Seperti hipnotis, aku mengangguk untuk yang ketiga kalinya.
"Lo, jauhin Milo! Ngerti?!"
Tidak.
Kali ini aku tidak boleh mengangguk.
Aku hanya diam.
"Ngerti nggak lo? Kalo ditanya tuh jawab!"
Aku menatap Bianca dengan jengkel. "Kalo gue gak mau jauhin Milo, emang masalah?"
Bianca menatapku tajam. "Banget! Kalo lo nggak jauhin Milo. Gue bisa lakuin apapun untuk dapatin Milo! Termasuk dengan cara hancurin lo atau hancurin keluarga lo."
Setelah itu, Bianca pergi meninggalkanku.
Cantik-cantik kok sakit jiwa.
Aku terdiam mengingat perkataannya.
Menghancurkan keluargaku?
Dia boleh benci padaku, tapi tidak dengan keluargaku.
"Lov?"
Aku mengerjap dan menatap Milo lalu tersenyum paksa.
"Lo kenapa?"
Aku menggeleng lalu berjalan mendahului Milo.
"Lov, lo kenapa sih?" tanya Milo sambil menyamai langkahku.
"Gue nggak apa-apa."
"Nggak apa-apanya cewek pasti ada apa-apanya kan? Hayo ngakuuu ... tadi sebelum gue ke toilet lo masih ceria kok."
"Gue nggak apa-apa. Serius."
"Lo kesambet setan di deket toilet?"
Aku mendelik lalu memukul pundaknya keras.
"Tuh kan, lo galak banget..."
Aku mendengus sebal.
Milo menatapku tajam.
Ayolah ... aku malas ditatap seperti itu.
"Kalo nggak kenapa-kenapa, coba senyum," kata Milo diiringi senyum lebarnya.
Aku kembali menatap lurus ke depan. "Males."
"Tuh kan, pasti ada apa-apa, karena lo bias—"
"Mil..."
Milo menatapku. "Iya?"
"Gue boleh minta sesuatu sama lo?"
Milo mengangguk. "Boleh kok. Apa aja."
"Gue minta lo diem," jawabku penuh penekanan.
"Oke..."
Aku kembali meneruskan jalanku dan Milo mengekori di belakangku.
"Kita makan aja. Gue laper."
Milo hanya mengangguk lalu mengikutiku masuk ke dalam restoran.
Aku memilih tempat duduk kosong di dekat jendela lalu memanggil pelayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milova
Teen Fiction"Biasanya tuh nggak begini. Biasanya lancar jaya, lah ini kok jadi deg-degan begini ya..." Milo mengacak-acak rambutnya dengan kasar. "Lo ngomong apaan sih? Gue nggak ngerti. Jangan bertele-tele deh," tukasku kesal "Gue tuh mau nembak lo, tahu!" tuk...