...
[36- Ex?]
Kringgg!
Murid-murid X-1 bernapas lega mendengar bunyi bel istirahat. Otak mereka rasanya sudah mendidih memikirkan matematika.
"Saya akhiri pelajaran hari ini, jangan lupa kerjakan tugasnya. Sampai jumpa minggu depan."
Pak Deni mengambil buku paket dan tempat pensilnya lalu keluar dari kelas.
"Siapa juga yang pengin ketemu dia minggu depan, maunya sih libur aja," celetuk Marsha sambil membereskan buku paket dan buku tulisnya.
Aku tertawa mendengar celotehan Marsha. "Nggak boleh gitu, Sha. Kualat ntar lo."
Marsha mengerucutkan bibirnya.
"Gue mau ke kamar mandi, Lov. Temenin yaaa..."
Aku mengangguk malas. "Cepet ya. Gue laper nih. Tenaga kekuras habis buat ngerjain soal matematika."
Marsha mengangguk dan cepat-cepat menarikku menuju kamar mandi.
Aku berjalan cepat menyusul Marsha yang sudah berlari ke kamar mandi lebih dulu karena katanya sudah tidak tahan.
"Iya. Udah putus kali."
"Masa cepet banget. Kasian kali si Lovanya."
Aku berdecih pelan. Lagi-lagi gosip tentang aku.
Rasanya sudah seperti artis. Ada saja gosipnya.
"Masa baru putus langsung berduaan sama Bianca?"
Aku menyandarkan punggungku ke tembok dekat Marsha buang air kecil.
"Kasihan mantannya. Buat mainan doang."
Mereka ini lagi ngomongin Milo ya?
Kedua siswi itu langsung diam ketika menyadari aku bersandar di tembok dekat mereka bergosip.
Aku tersenyum tipis melihat mereka yang tersenyum kikuk ke arahku.
"Ayo, Lov," kata Marsha begitu keluar dari kamar mandi.
Aku mengangguk. Mood ku tiba-tiba berubah lagi.
"Lova!"
Aku berhenti, Marsha pun ikut berhenti.
"Gimana, Kak?" tanyaku.
"Lo udah ke kantin?" tanya Natta.
Aku menggeleng. "Kenapa emangnya?"
Natta menggeleng. "Mending lo ke kelas aja deh."
Marsha menatap Natta dengan tatapan ingin protes.
"Kok gitu? Emang di kantin lagi ada apa, Kak?"
"Milo lagi sama Bianca, mending lo nggak usah kesana deh. Daripada ribet."
Aku tersenyum tipis. "Udah lah gak apa-apa, Kak. Lagian gue laper. Nanti gue pura-pura nggak lihat mereka aja."
Natta menatapku khawatir. "Lo nggak bakal marah sama Milo di depan umum kan?"
Aku mulai berjalan. "Enggak lah," jawabku sambil tertawa pelan.
"Oke. Gue ikut sama lo," gumamnya.
Aku hanya mengangguk.
มล
Aku menatap Milo yang sedang tertawa lepas bersama Bianca, perempuan yang dulu pernah kulihat bersama Marsha.
Sedetik kemudian, aku memalingkan wajahku dan pura-pura tidak melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milova
Teen Fiction"Biasanya tuh nggak begini. Biasanya lancar jaya, lah ini kok jadi deg-degan begini ya..." Milo mengacak-acak rambutnya dengan kasar. "Lo ngomong apaan sih? Gue nggak ngerti. Jangan bertele-tele deh," tukasku kesal "Gue tuh mau nembak lo, tahu!" tuk...