25. Bullshit!

6.4K 473 35
                                    

...

[25- Bullshit!]

Aku turun dari mobil dan melambaikan tangan kepada Papa.

Setelah mobil Papa menjauh, aku melangkahkan kakiku ke dalam gerbang.

"Lov!"

Aku menoleh, menatap Marsha yang baru menepuk pundakku.

"Eh, Sha?"

"Lov, Lov ... tunggu deh!" Marsha menahan tanganku dan menarikku bersembunyi di dekat pohon.

"Apaan sih, Sha?" tanyaku bingung.

Marsha meletakkan telunjuknya di bibir, mengisyaratkan aku untuk diam.

"Itu Milo," bisiknya pelan.

Aku mengikuti arah pandangan Marsha. Milo duduk di kursi dekat pohon tempat kami bersembunyi.

Berdua?

"Itu sama siapa?" tanyaku karena Milo dan perempuan itu duduk membelakangiku dan Marsha.

"Kita lewat aja ya, tapi lo pura-pura nggak lihat. Oke?"

Aku mengangguk dan berjalan di samping Marsha tanpa menoleh ke arah Milo, aku hanya melihat dari ekor mataku. Perempuan itu berambut panjang dengan bandana pink, badannya lumayan berisi— bukan gendut, dan pipinya lumayan chubby.

"Siapa sih?" tanyaku setelah kami sampai di kelas.

"Namanya Bianca kalo setau gue. Anak kelas XI."

Aku mengangguk. "Siapanya Milo?" tanyaku dengan dahi terlipat.

"Mantannya," jawab Marsha sambil meletakkan tasnya.

Aku duduk diam tanpa menjawab perkataan Marsha lagi.

"Tuh kan, Lov ... Milo emang nggak bisa dipercaya. Semua yang dia omongin itu bullshit."

Aku menatap Marsha dan mengangguk pelan kemudian mengalihkan pandanganku ke bawah.

มล

Aku buru-buru mengajak Marsha keluar setelah guru geografi keluar.

"Kita duduk di tempat yang nggak terlalu kelihatan sama Milo aja deh," ucapku.

Marsha mengangguk sambil melihat-lihat makanan apa yang akan dibelinya.

"Lo cari tempat duduk aja, biar gue yang beliin. Lo mau pesen apa?" tanya Marsha.

"Ya udah, kita duduk situ ya," jawabku sambil menunjuk meja di pojok, "gue pesen mie goreng sama es teh aja."

Setelah itu Marsha segera memesan makanan dan aku berjalan ke meja pojok.

"Eh Lov ko—"

"Sha, kayaknya kita pindah aja ya. Disini ternyata gerah." Aku berdiri saat Marsha datang membawa pesanan kami.

Dan mengabaikan Milo yang baru duduk di sebelahku.

Marsha hanya mengangguk mengikutiku.

"Gue udah duduk di pojok, itu orang masih aja ngikut."

"Sabar aja ... orang aneh, mulut sama kelakuan beda," timpal Marsha.

Aku mengambil piring mie gorengku dan mulai memakannya.

"Lov, tapi lo nggak ada niatan minta penjelasan ke dia? Kali aja dia ngomongin apa gitu..."

Aku memutar bola mataku. "Males ah."

MilovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang