...
[34- It's All About Milo]
Aku berjalan ke tengah lapangan.
"Siap, Lova?"
Aku mengangguk. "Siap, Pak."
"Oke, silahkan..." Pak Bonar melemparkan bola basket di tangannya ke arahku.
Aku mulai mendribble bolanya ke arah ring dan melemparkannya.
Setelah selesai penilaian, aku kembali ke pinggir lapangan.
"Gue kapan penilaiannya. Bosen banget gue ah!" keluh Marsha.
Aku terkekeh lalu mengambil botol minumku.
Sedetik kemudian aku menatap minumku yang sudah berpindah tangan.
"Lo ngapain ambil minum gue sih! Gue haus tau!"
Milo meringis tanpa dosa. "Makasih ya, gue haus banget."
Aku menatap botol minumku yang habis tanpa sisa.
"Kenapa dihabisih sih?! Sebel gue ah!" seruku lalu berjalan ke kelas.
"Maaf deh ... mau gue beliin lagi?" tanya Milo.
Aku menatapnya tajam. "Gue udah gak mood!"
Aku melemparkan botol minum kosong tadi ke dalam tempat sampah.
มล
"Sendirian, Lov?"
Aku menoleh lalu kembali melanjutkan makanku.
"Ditanya kok diem aja," tegur Milo.
"Sendiri lah, emang lo liatnya gue sama siapa? Udah tau sendirian masih aja nanya," jawabku sinis.
"Disapa baik-baik kok malah judes gitu jawabnya. Masih marah?" tanya Milo lalu menarik kursi di sebelahku.
"Lo ngapain duduk disini?" tanyaku sambil menggeser kursiku menjauh dari Milo.
"Nemenin lo, daripada lo sendirian nanti dikira jomblo ngenes lho..." kata Milo sambil tertawa
"Sialan lo," gumamku kesal.
"Pesenin gue makanan dong, Lov," pinta Milo.
Aku mendelik kesal. "Males banget ... pesen aja sendiri, jangan suka suruh-suruh orang."
"Judes banget sih? Masih marah ya sama gue?"
"Menurut lo?" jawabku sambil mengaduk makananku.
"Gue beliin lagi deh. Dua botol? Atau tiga botol? Satu kardus juga boleh kok kalo dengan cara itu lo mau maafin gue."
Aku berdecak kesal. "Mau satu kardus, satu gudang, satu negara sekalipun, udah nggak ngaruh buat gue!"
Milo tertawa pelan, dia mengambil sendok di tanganku lalu memasukkan sesuap bakso ke mulutnya.
"Lo ngapain makan bakso gue sih? Sebel gue ah!"
Milo nyengir dengan wajah watados. "Ya abisan lo aduk-aduk mulu baksonya. Mending gue makan 'kan?"
"Sana lo pergi aja deh! Lo udah rusakin mood gue tau!" Aku mendorong Milo menjauh dariku.
Milo mengerucutkan bibirnya lalu melangkah pergi.
มล
Aku menyampirkan ranselku di bahu lalu berjalan keluar dari kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milova
Fiksi Remaja"Biasanya tuh nggak begini. Biasanya lancar jaya, lah ini kok jadi deg-degan begini ya..." Milo mengacak-acak rambutnya dengan kasar. "Lo ngomong apaan sih? Gue nggak ngerti. Jangan bertele-tele deh," tukasku kesal "Gue tuh mau nembak lo, tahu!" tuk...