...
[51- Menjauh]
Aku menghela napas berat. "Mil..."
Milo mengangguk.
"Gue boleh minta sesuatu?" tanyaku.
Milo mengangguk. "Boleh..."
Aku kembali menghela napas. "Gue minta..."
Milo mengernyit. "Lo minta apa, Lov?"
"Berhenti mendekat, kalo nantinya lo bakal menjauh!"
"Maksud lo apaan sih?" tanya Milo dengan dahi terlipat.
Aku tersenyum miring. "Lo pikir sendiri deh ya, mumpung masih ada dua puluh satu hari lagi," ucapku lalu berjalan menjauhi Milo yang masih menatapku bingung.
มล
"Lova pulang!" ucapku sembari membuka pintu.
"Masuk..." jawab Mama.
Aku berjalan menuju ruang keluarga. Aku menyapa mama dan papa yang sedang menonton televisi lalu hendak masuk kamar.
"Lova, ganti baju, udah gitu Papa mau ngomong sebentar."
"Iya, Pa." Aku membuka pintu kamar dan cepat-cepat mengganti bajuku.
Jiwa kepo-ku mulai menguar.
Kira-kira Papa akan membicarakan apa ya?
Selesai cuci muka dan ganti baju, aku segera keluar dan menemui papa.
"Ada apa, Pa?" tanyaku.
"Duduk dulu, atuh. Masa berdiri, nggak capek?" tegur mama.
Aku nyengir lalu segera duduk di dekat papa.
"Jadi gini," Papa menatapku serius, aku jadi ikut tegang.
Aku mendengarkan kata demi kata yang keluar dari mulut papa sambil mengangguk-angguk paham.
มล
Aku berjalan ke kamar lalu membaringkan tubuhku ke kasur.
Aku meraih ponselku dan membuka chat dari Milo, beberapa detik kemudian aku tertawa membaca pesan konyol dari Milo.
Radmilo : Selamat siang, Saudari Lova.
Radmilo : Bisa minta waktunya sebentar?
Radmilo : Chat saudara Milo kok dari kemarin tidak dijawab?Lovanka : HAHAHA.
Beberapa detik kemudian, Milo kembali membalasnya.
Radmilo : Yah, malah diketawain.
Aku tersenyum lirih lalu mematikan ponselku dan meletakkannya di nakas.
Aku mencoba memejamkan mataku berusaha untuk tidur siang.
มล
"Ma, Pa, Lova ke mini market bentar ya!"
"Yoi!" balas mama.
Aku menutup pintu lalu berjalan ke mini market dekat rumahku.
Sampai di mini market, aku berjalan menuju lemari pendingin dan mengambil beberapa minuman. Setelah itu, aku mengambil beberapa camilan dan roti.
Mataku terhenti pada deretan susu kotak. Tanpa aba-aba, tanganku mengambil sekotak susu milo.
Setelah selesai, aku membawa belanjaanku ke kasir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milova
Teen Fiction"Biasanya tuh nggak begini. Biasanya lancar jaya, lah ini kok jadi deg-degan begini ya..." Milo mengacak-acak rambutnya dengan kasar. "Lo ngomong apaan sih? Gue nggak ngerti. Jangan bertele-tele deh," tukasku kesal "Gue tuh mau nembak lo, tahu!" tuk...