...
[23- The Best Quality Time]
"Hari ini jadi kan, Lov?" tanya Marsha.
Aku mengangguk sambil berjalan ke belakang kelas untuk mengembalikan sapu.
"Lo langsung atau pulang dulu?" tanyaku.
Marsha yang tadinya bersandar di pintu sekarang menegakkan badannya.
"Pulang dulu, gue mau ambil mobil," jawabnya.
Kemudian kami berjalan ke parkiran.
"Lo nggak pulang sama Milo?" tanya Marsha.
Aku melambatkan langkahku. Aku sendiri tidak tahu Milo kemana. Selepas bel tadi, Milo langsung keluar kelas tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Nggak. Dia pulang sama Amel lagi mungkin," balasku acuh.
Marsha menatapku sambil terkekeh pelan. "Gimana jadinya? Lo terima?"
Aku mengangguk pelan.
"Cieee ... selamat ya! PJ jangan lupa."
Aku terkekeh. "Minta sama Milo sono."
Lalu aku dan Marsha berpisah di tempat parkir. Aku berjalan ke arah motorku dan Marsha berjalan ke halte bus.
มล
Marsha D : Gue udah di depan.
Aku mengernyit. Memangnya Marsha tidak tahu kalau di depan ada bel?
Lovanka : Bentar gue ke depan.
"Lo bawa baju sampe minggu pagi kan, Sha?" tanyaku.
Marsha mengangguk sambil memamerkan ransel yang dibawanya.
Aku terkekeh. "Lo kaya mau muncak tau nggak."
Marsha ikut terkekeh.
"Ehhh. Ini temennya, Lov?" tanya mama.
"Bukan, Ma. Ini guru les privat aku," jawabku asal.
Mama membulatkan matanya dan menatapku bingung.
"Saya Marsha, Tante." Marsha menyalami mama sembari tersenyum.
Mama juga tersenyum dan menatapku geli.
"Kita ke kamar dulu ya, Ma."
Mama mengangguk. Aku langsung menarik tangan Marsha ke kamarku.
มล
"Lo mau nggak kalo disuruh nginep di rumah kurcaci gitu, Sha?" tanyaku.
Marsha memasukkan keripik ke dalam mulutnya lalu membetulkan letak kacamatanya. "Mending nginep di rumah lo."
"Dapet jajan ya?" tebakku sambil kembali menatap layar di depan kami yang sedang menampilkan snow white dan ketujuh kurcacinya.
Marsha mengangguk.
"Yah abis, apa lagi nih?" tanya Marsha sambil mengambil kaset-kaset yang lain.
"Terserah lo aja," jawabku sambil memakan keripik kentang.
"Beauty and the Beast aja ya?" usul Marsha dan dijawab dengan anggukanku.
"Bentar," kataku sambil keluar dari kamar.
Tak lama, aku kembali ke kamar dengan dua bucket es krim jumbo.
"Asiiikk!" pekik Marsha saat aku menyerahkan satu es krim kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milova
Teen Fiction"Biasanya tuh nggak begini. Biasanya lancar jaya, lah ini kok jadi deg-degan begini ya..." Milo mengacak-acak rambutnya dengan kasar. "Lo ngomong apaan sih? Gue nggak ngerti. Jangan bertele-tele deh," tukasku kesal "Gue tuh mau nembak lo, tahu!" tuk...