#2

215 9 0
                                    

"Woy, don't take my apple's!" cegah Nina saat tangan jahil Tamara mulai berusaha mendekati keranjang buah miliknya.

"Oh, come on, Nina. Just one apple, please" pinta Tamara memelas. Nina menatapnya tajam dan menggeleng kepalanya.

"Will not!" serunya kesal dan langsung berlari meninggalkan Tamara di kebun buah apel.

"Nina!"

Next...
Di kebun sebelah. Alias kebun jeruk. Grace dan Lenar sedang sibuk memetik buah jeruk yang sudah matang ataupun masih mentah mereka ambil.

"Mumpung gak ada penjaganya" begitu kata Grace yang disetujui langsung oleh Lenar.

Memang tidak ada yang menjaga kebun itu untuk beberapa saat. Setidaknya untuk sekarang ini mereka puas memetik jeruk-jeruk itu tanpa ada yang mengawasi. Sampai bencana datang.

"Grace, Lenar, woy!" suara nyaring seperti anak-anak itu memberi tanda seru yang banyak di kepala kedua orang yang namanya dipanggil.

"Disaster struck!" seru Grace, langsung berlari menjauh.

"Run!!" Lenar ikut berlari menjauhi si sumber suara. Nina.

"Oh, come on!!!" Nina berteriak kesal ditempatnya. Dia berhenti berlari mengejar ke-2 sahabatnya.

"Kesian deh lo ditinggalin 2 best friends mu" ledek Tamara yang baru saja menyusulnya. Nina mendengus kesal.

"Lo kadang bisa nyenengin, kadang bisa nyebelin juga jadi orang ya, Ar" kata Nina dengan wajah datar tanpa elspresi. Tamara nyengir mendengar perkataan Nina.

"Iyalah, Tamara gitu lho" dia mulai membanggakan diri sendiri. Nina masih menatapnya datar.

"Serahlah, gue ngantuk" Nina berjalan melewati Tamara sambil menguap. Dia benar-benar lelah. Mungkin.

"Eh? Serious? Ini baru jam 4 sore" katanya sambil melihat arloji yang melingkat manis di pergelangan tangan kirinya.

"I don't care"

***

Pukul 00.00. Nina terbangun dari tidurnya karena suara teriakan mengerikan seperti siang tadi, terdengar lagi di kupingnya.

"Ih, suaranya ngeri banget! Rese!" dia mengerutu sendiri, sambil menjambak rambutnya frustasi.

"Lo denger gak suara barusan?" samar-samar kuping Nina mendengar suara seseorang.

"Siapa ya?" tanyanya pada diri sendiri, Nina berjalan menuju balkon kamarnya. Saat itu juga, matanya menangkap pergerakan dibawah sana. Nina menelengkan kepalanya kekiri. Bingung.

"Suara lo jangan gede-gede, njir"

"Mereka ngapain?" Nina semakin bingung melihat ke-4 orang dibawah sana, berjalan mengendap-ngendap seperti maling.

Di saat sedang asyik mengamati ke-4 orang dibawah sana, Grace terbangun dan itu tentu saja mengganggu kegiatan Nina yang sedang mengamati ke-4 orang itu dari balkon.

"Na, lo ngapain?" tanya Grace dengan suara serak, baru bangun tidur soalnya.

"Damn it" umpatnya kesal. Lalu, berjalan masuk kembali kedalam kamar.

"Woy, gue nanya, lo ngapain?" Grace bertanya ulang.

"Bawel lo, sono tidur" perintahnya ketus, Grace hanya mengangguk saja dan kembali tidur. Nina untuk kesekian kalinya mendengus kesal lagi.

"Njir! Kan jadi ilang tontonan serunya!" gerutunya, saat kembali ke balkon dan tak melihat apapun dibawah sana. Tangannya kembali mengacak-acak rambutnya, kesal.

VILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang