#4

127 8 0
                                    

"Seriously?! " seru ke-3 sahabat Nina heboh setelah mendengar cerita Nina tentang yang dialaminya kemarin. Nina hanya mengangguk.

"Lo gak boong kan?" tanya Tamara meyakinkan diri sendiri.

"Gak ada untungnya boong sama lo semua" jawab Nina mendatar tanpa ekspresi.

"Iya juga. Tapi gue masih gak percaya" pada akhirnya, Tamara masih ragu-ragu untuk percaya.

"Lo gak usah nanya lagi, ya, songong" Nina tersenyum jengkel mendengar kata-kata yang keluar dari mulut sahabatnya satu ini.

DrrrDrrrdrrr
Ponsel Nina bergerar. Dia sengaja men- silent ponselnya.

"Na, hp lo nih" Grace menyerahkan ponsel Nina. Gadis itu mengambil ponselnya dari tangan Grace.

"Halo" terdengar suara dari seberang sana.

"Apa?" tanya Nina lewat teleponnya.

"Nina, lo kapan pulang?"

"Bukan urusan lo!"

"Nina, jawab aja kali. Susah amat"

"Iya, susah banget jawab pertanyaan dari lo itu. Udah ya, kalo gak ada yang penting yang mau lo sampaikan ke gue, gue tutup ni"

  "NINA ARZENITHA" teriak orang dari seberang sana.

  "Bye" Nina memutuskan sambungan telepon itu.

   Dia mendengus kesal, sangat kesal, sampai dia membanting ponselnya hingga pecah sana-sini. Tak peduli, Nina langsung menenggelamkan wajahnya dibantal.

"Serem banget" guma Lenar pelan, tak mau mengganggu Nina yang bergeming diatas kasur empuknya.

"Layar hp-nya sampe pecah, gila" Tamara yang pertama kali mengambil ponsel Nina yang sudah hampir tak berbentuk lagi.

"Ini yang ke-9 kalinya Nina banting hp-nya kayak gitu" ujar Grace pelan sekali. Sepelan apapun mereka bicara, masih bisa terdengar jelas di kedua kuping Nina. Gadis itu tiba-tiba duduk dipinggir kasurnya.

  "Emang siapa sih yang nelpon sampe dia kesel banget gitu?" tanya Tamara penasaran.

  "Ab-" belum sempat Grace menjawab pertanyaan Tamara, Nina tiba-tiba bangun dan duduk dipinggir kasurnya.

  "Grace hp gue mana?" tanya Nina, seakan dia lupa tentang ponselnya yang baru saja dibantingnya hingga retak sana-sini, atau dia benar-benar lupa?

  "Tuh" Grace menunjuk ponsel Nina yang dipegang Tamara, dengan cepat Nina merampas ponselnya dari tangan sang pemegang ponselnya.

  "Ha?! Koq bisa gini sih?!" tanyanya, mengacak-acak rambutnya frustasi melihat ponselnya yang sudah tidak dapat dipakai lagi.

  "Lah, lo banting tadi, nyet" jawab Tamara dengan nada bingung.

  "Ha?! Koq bisa sih gue banting ni hp?! Gak mungkin, ini hp kesukaan gue dari sekian hp yang gue punya!" cerocosnya tak berjeda. Ke-3 sahabatnya tentu bingung melihat kelakuan gadis itu.

  "Lo gak lupa?" tanya Grace ragu-ragu. Nina menatapnya, alisnya terangkat satu.

  "Lupa apa?" yang ditanya malah balik bertanya.

  "Beneran lupa dia" guma Lenar dengan wajah datarnya. Tamara menyeringai datar mendengar tanggapan gadis itu. Dia melupakan segalanya hal yang dia lakukan jika sedang marah? Atau apa?

***

Pukul 11.00
   Ke-4 gadis remaja itu masih terjaga. Mereka sedang memerhatikan sesuatu dari balkon kamar Nina dan Grace yang lebih luas dari balkon lainnya.

VILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang