Nina sampai di rumah sang ayah. Dia langsung di sambut oleh beberapa asisten rumah tangga yang bekerja di rumah besar itu.
"Jadi, kenapa papa nyuruh Geo bantuin aku kabur?" tanya Nina, sedang menginterogasi ayahnya habis habisan. Ayahnya, Doni hanya tersenyum saja menanggapi anak bungsunya itu.
"Geo, makasih ya udah mau nganterin Nina ke sini" katanya, mengabaikan Nina.
"Wah.. Kacang gue!" batin gadis itu kesal, melipat tangannya di depan dada, sambil mengembungkan pipinya, mirip ikan buntal.
"Nina, sebaiknya kamu ganti bajumu, juga bersihkan lukamu juga" kata Doni. Tanpa menjawab apa pun pada ayahnya itu, dia pergi.
"Geo, siapa yang nembak Nina?" tanya Doni saat Nina sudah tak ada lagi di dekatnya.
"Dion" jawab Geo singkat. Suaranya terdengar kesal.
"Sepertinya, kau tidak menyukai Dion"
"Ya. Memang"
"Kenapa?"
"Hanya tidak suka"
"Alter ego Nina kau tau itu adalah seorang psikopat?"
"Ya, aku tau. Om, tau dia juga punya mediumship?"
"Iya, Nina punya kemampuan itu setelah Nani meninggal dunia, karena operasinya yang gagal lima tahun lalu"
Suara langkah kaki mendekat dari arah pintu, seseorang datang dengan seluruh tubuh basah kuyup karena hujan di luar sana. Dion yang baru saja datang itu langsung memasang wajah tak sukanya. Dia tidak suka melihat Geo sedang berbincang bincang dengan ayahnya. Apalagi saat Doni melihatnya, dan menatapnya tajam, lalu beranjak pergi.
"Ngapain lo ke sini?" tanya Dion dengan nada kasar.
"Bukan urusan lo" jawab Geo, tak kalah kasarnya.
"Kalo gak ada urusan lagi, mendingan lo pulang" kata Dion, ada nada suara mengusir di sana. Dia memang sedang mengusir sebenarnya.
"Ceritanya lo ngusir gue?"
"Iy-"
"Geo, lo ngobrol sama siapa, kok berisik bang...et?" tanya Nina dengan intonasi menurun, dia melotot melihat Dion berdiri tak jauh dari Geo yang duduk di sofa ruang tamu.
Nina menuruni tangga dengan cepat. Menghampiri kedua cowok itu, tidak lebih tepatnya menghampiri Geo, bukan Dion. Menarik tangan Geo menjauh dari Dion, menaiki tangga, menuju lantai dua, lalu berhenti di ruang musik yang ada di lantai dua itu.
"Ruang musik ya?" tanya Geo memastikan.
"Iyalah, emang ruang apa? Ruang mayat?"
"Pms lo?"
"Tumben peka"
"Tumben ya? Emang biasanya gak gitu?"
"Gak. Biasanya Devano yang pekaan orangnya. Oya, keadaan villa gimana?"
"Ha? Lo udah inget?"
"Emang gue kenapa, sampe lo nanya gitu? Amnesia? Alzheimer? atau apa?"
"Jadi, yang gak inget tuh alter ego nya lo?"
"Alter ego... Oh... Mungkin, emang gue ada gitu kepribadian yang lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
VILLA
غموض / إثارةHanya ada satu bunga yang berbeda jenis dan warnanya di dalam rumah kaca yang berisi bunga-bunga chrysanthemun.... Jika ada yang men-copy cerita ini... Bersiaplah... NINA AKAN MENGHIASI HARIMU DENGAN JERITAN MIMPI BURUKMU!!!