"Damn it!!!" teriak Nina frustasi dia menarik-narik rambutnya.
Bunuh mereka atau bunuh dirimu sendiri?
Perkataan Althea terus berputar di benaknya. Nina menghela nafas berat, kembali terbaring di atas rumput dalam labirin, sebagian besar bajunya sudah penuh dengan darahnya sendiri.
"Sepertinya, gue harus dech" gumanya pelan.
"Sudah kau putuskan sayang?" tanya sebuah suara. Nina bangun untuk duduk, melihat sesosok mengerikan tanpa kelopak mata di depannya.
"Ya"
***
Geo kembali memasuki labirin itu, seorang diri. Tak peduli kalau Nina mungkin akan benar-benar membunuhnya. Dia menelusuri setiap lorong labirin itu, sampai di sebuah rumah kaca. Dia masuk ke dalam sana. Berantakan.
"Kapal pecah" katanya. Sesuatu di belakang sana bergerak-gerak terangkat. Sampai terlihat sebuah kepala.
"Masih di sini mayatnya?"
Ya..... Itu Pak Tanto yang kayak zombie.
Cklek...
Pintu terkunci. Geo melihat ke arah pintu itu berada. Di sana berdiri seorang gadis dengan gaun selutut ternoda warna merah darah, tangannya memegang gergaji mesin."Shit" batin Geo.
"Mau main setan-setanan?" tanya gadis itu dengan suara seperti anak kecil. Dia melangkah mendekat.
"Sayangnya, gue gak suka main" jawab Geo dengan santainya. Nina tersenyum lebar mendengar jawaban Geo.
Langkahnya dipercepat, dan mulai berlari sambil menyalakan gergaji mesin itu, mengayunkan gergaji itu ke arah Geo. Cowok itu berhasil menghindari gergaji itu.
"Ayolah Geo jangan menghindar, sayang" kata Nina, kembali mengayunkan gergaji nya. Geo menghindar untuk ke dua kalinya.
"Sejak kapan gue jadi sayangmu hah?" tanya Geo dengan nada menantang. Nina tertawa pelan.
"Baru saja!" jawabnya lantang, mengayunkan gergaji itu lebih cepat dari sebelumnya, sehingga berhasil membuat luka vertikal di lengan Geo.
"Damn you, Nina" batinnya kesal. Berlari menjauh, menuju pintu dan menerjang pintu itu hingga terbuka dengan paksa. Tak mungkin kacanya pecah, itu kaca anti peluru soalnya.
"Geo!" panggil Nina, tak mengerjar cowok itu.
"Kenapa tidak langsung saja, Nina?" suara itu terdengar lagi. Nina mendongak dan mendapati wajah hancur itu tepat di depan wajahnya, sangat dekat, hanya berjarak 5 cm darinya.
"Dasar setan memang nyebelin" katanya, kembali menatap lurus ke depan.
"Hey, hey, siapa yang bicara di sini, kau harus tau, kalau kau sedang bicara dengan siapa Nina. Althea ini memang sejenis itu, tapi yang benar-benar setan di sini itu kau, Nina sayang. Kau kan yang membunuh semua teman dekatmu untukku, sayang" Althea melayang mengelilingi Nina. Gadis itu memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
VILLA
Mystery / ThrillerHanya ada satu bunga yang berbeda jenis dan warnanya di dalam rumah kaca yang berisi bunga-bunga chrysanthemun.... Jika ada yang men-copy cerita ini... Bersiaplah... NINA AKAN MENGHIASI HARIMU DENGAN JERITAN MIMPI BURUKMU!!!