Sekarang, rumah gadis itu bertambah penghuninya, dari 4 + 4 = 8. Jadi, sekarang ada delapan orang di halaman belakang rumahnya. Empat orang yang baru datang meloncat pagar itu tentu teman mereka. Gak lain lagi. Kalau maling mungkin udah di pentong sapu sama mereka.
"Lo semua bolos?" tanya Tamara pada ke empat cowok yang sedang sibuk sendiri itu.
"Ya" jawab Devano singkat.
"Hah? Ngapain bolos?"
"Terus lo semua juga ngapain bolos?"
"Bukan urusan lo"
"Nah itu tau. Gue juga gitu, bukan urusan lo"
"Rese lo!"
Tamara melangkah menjauh dari cowok itu. Lalu, duduk di sebelah Lenar yang sedang melamun di atas bangku ayunan.
"Tadi serem" katanya pelan.
"Tadi apa?" tanya Tamara yang sedang lola= loading lama.
"Yang di lorong itu"
"Hiii!! Jangan ngingetin lagi, kek! Udah tau serem, malah di omongin!" protesnya.
"Emang apaan?" tanya David dari ujung sana.
"Di lorong ada yang die, perutnya ke tusuk pager sampe tembus" jelas Nina tanpa melihat yang bertanya. Dia sibuk merangkai bunga yang ada di hadapannya.
"Ha?!" Dylan tak percaya. Terlihat jelas di wajahnya itu.
"Okay, biarkan Grace Raynelle yang bercerita" kata Grace, memulai cerita tentang rencana bolos mereka yang ketahuan Bu Eri, alias guru BK. Lalu, lorong itu. Se detail-detail nya. Mereka diam beberapa saat setelah mendengarkan keseluruhan kejadian itu.
***
Pukul 08.00 malam...
"Jadi, soal pembunuhan itu gimana?" tanya Dylan, menyambung ke topik yang sangat di hindari teman temannya itu. Mereka tidak mau mendengar topik seperti itu, apalagi itu bukan urusan mereka. Intinya, mereka malas membahas topik seperti itu.
"Ganti! Lepas kuping gue dengerin itu" kata Grace.
"Itu deket sini" Lenar buka suara. Grace menatapnya dingin.
"Hah?!" semua membeo.
"Jauh gitu" Nina memasang wajah sebal. Dia tidak suka jika ada kasus di pekarangan kompleks tempat dirinya tinggal.
"Iya, itu deket sekolah. Ini ada lagi!" Lenar menunjukkan layar ponsel nya, yang menampilkan sebuah tulisan dan gambar di sana.
"Rumah no. 7667 dimana?" tanya Grace, saat melihat nomer rumah tempat korban tinggal.
Nina diam. Dia tahu jelas di mana letak rumah itu berada. Wajahnya terlihat pucat saat itu juga. Gambar yang di tampilkan di layar ponsel Lenar itu tidak terlalu jelas, tapi itu gambar yang mengerikan. Dari gambar itu, terlihat pagar tinggi belakang rumahnya, pantas saja mereka tidak tahu, bahkan Tamara juga tak tahu. Berarti itu jauh di belakang rumah itu.
"Na, lo kenapa?" tanya Grace, yang melihat perubahan air wajah temannya itu.
"Rumahnya depan rumah gue" katanya pelan, sambil menggigit bibir bawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VILLA
Mystery / ThrillerHanya ada satu bunga yang berbeda jenis dan warnanya di dalam rumah kaca yang berisi bunga-bunga chrysanthemun.... Jika ada yang men-copy cerita ini... Bersiaplah... NINA AKAN MENGHIASI HARIMU DENGAN JERITAN MIMPI BURUKMU!!!