Geo memperlihatkan tampang seriusnya, walau masih tetap tak berekspresi. Seorang gadis duduk di hadapannya sambil memainkan ujung rambutnya. Geo menghela nafas panjang.
"Masih gak inget?" tanya Geo untuk ke sekian kalinya. Nina menggeleng lagi.
"Gue serius, Nina. Lo jangan main-main"
"Ih... Geo, gue gak inget gimana? Mau di paksain apa?" Nina mengerucutkan bibirnya, cemberut.
"Di interogasi abiz-abizan" suara berbisik-bisik terdengar.
"Emang gimana si Nina bisa dapet tu kepala satpam?" tanya David pelan sekali.
"Tauk, dia langsung dapet gitu aja, terus di lempar ke Tamara" jawab Lenar sama pelannya.
"Rese, gue kira tu bola, ternyata kepala, oh God" Tamara terlihat frustasi mengingat kejadian tadi pagi itu. Dia tidak bisa tidur sampai sekarang.
Devano terlihat berusaha menahan tawa saat melihat wajah frustasi Tamara yang menurutnya lucu. Tamara yang menyadari ada yang menertawakannya walau masih tertahan, menatap sinis Devano.
"Gak lucu" katanya, Devano malah semakin sulit untuk menahan tawanya.
"Kalo mau ketawa, ketawa aja kali" lanjut Tamara. Devano menarik nafas dan menghembuskannya berlahan.
"Okay, gue gak ketawa, tenang aja" katanya kembali berwajah datar tak berekspresi. Tamara memutar bola matanya malas.
"Gue tau muka gue lucu, dan gue sadar itu" Tamara berujar, tanpa melihat lawan bicaranya.
"Gak, muka lo cantik kok" Devano berjalan melewatinya, tangannya menepuk pelan puncak kepala Tamara, lalu keluar dari kafe.
Tamara membeku. Dia baper!
"Fake you!" seru Nina tiba-tiba, membuat perhatian teralih padanya.
"Ciee... Baper nih" ledek Grace, dia menyikut lengan Tamara. Tamara memelototinya.
"Sepertinya kita punya calon satu lagi dech" Nina berkata asal. Tamara langsung menatapnya tajam, bukan cuma Tamara yang lain juga begitu.
"What wrong?" tanyanya dengan muka tanpa dosa-tanpa beban.
"Maksud lo calon apaan, Na?" Tamara menghampirinya dengan tatapan seram, Nina menatapnya ngeri dan langsung bersembunyi di balik tubuh Geo.
"Gue juga gak tau maksudnya apa" jawab Nina, setengah berteriak.
"Gak tau atau gak tau nih?" Tamara semakin melangkah mendekat.
Sekarang Geo ada di pertangahan antara Nina yang ada di belakangnya dan Tamara yang ada di depannya. Dia dengan acuhnya berjalan menjauh, tidak bisa ternyata. Nina menahannya.
"Gue mau keluar" katanya datar. Nina menggeleng, tidak memberi izin untuk pergi dulu.
"Sini lo Nina!" Tamara berlari mendekat, tangannya sebentar lagi meraih rambut Nina yang tergerai, tapi Nina menghindar dan langsung lari begitu saja.
"Nina!!!" teriak Tamara kesal, dia ikut berlari keluar menyusul Nina.
"Curut...gue serius! Gue gak tau apa yang gue maksud tadi!"
"Masa bodo!"
"Lo kenapa kesel sih? Bukannya lo emang su-"
Gubrak!!!
Nina terjatuh ke belakang, karena rambutnya di tarik cukup kuat oleh Tamara. Dia mengaduh kesakitan, memegangi kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VILLA
Mystery / ThrillerHanya ada satu bunga yang berbeda jenis dan warnanya di dalam rumah kaca yang berisi bunga-bunga chrysanthemun.... Jika ada yang men-copy cerita ini... Bersiaplah... NINA AKAN MENGHIASI HARIMU DENGAN JERITAN MIMPI BURUKMU!!!