10 - Another

82 5 0
                                    

  "Nina, kita pulang sekarang" ucap Geo. Nina membelalakkan matanya.

  "Gak!" tolak Nina, dia langsung menjauh dari Dion.

  "Lo gak liat ada orang yang meninggal di kolam itu?!" Dion menarik tangan adiknya.

  "Gue tau! Gue liat sendiri malah!"

  "Apa? Lo gak apa-apakan?" wajah Dion terlihat khawatir.

  "Jangan sok peduli sama gue! Lo itu cuma peduli sama diri lo sendiri! Lo gak peduli sama sekali sama saudari gue, sampe dia udah tiada pun, lo keliatan gak merasa menyesal tuh" Nina menepis tangan Dion yang memegang pergelangan tangannya.

   Gadis itu pergi meninggalkan kakaknya dan teman-temannya begitu saja. Nina sekali lagi memutar kembali kenangannya dengan saudari kembarnya, Nani. Nina berhenti melangkah, ingatannya berputar kembali.

Tentang dirinya yang dulu...
Nani saudari kembarnya...
Dan...

Sebelum operasi itu...


18 November
Amsterdam, Belanda
09.00 PM
5 tahun yang lalu

  "Nina, kalo aku udah gak ada lagi di dunia ini, bolehkan aku buat permintaan ke kamu, Na" kata seorang gadis yang terbaring lemah di atas bunker nya.

  "Emang kamu mau minta apa?" tanya gadis yang berdiri di sebelah bunker nya.

  "Hari ini kan aku mau di operasi nih, kan kemungkinan aku selamat tuh 50% doank kan, kalo misalnya gagal aku bakal die" gadis itu memberi jeda sesaat.

  "Jadi, sebelum itu terjadi, aku mau kamu baikkan sama Kak Dion. Dia tuh sayang banget sama kamu, dia gak peduli sama aku, dia cuma nganggep aku itu kamu, kita kan kembar identik,jadi wajarkan dia ngira aku itu kamu"

  "Jahat!"

  "Gak masalah buat aku. Aku sayang banget sama Kak Dion, dan aku udah cukup ngelihat dia seneng, bahagia. Aku cuma mau kamu baikkan lagi sama dia, bisakan?"

  "Gak, dia udah nyuekin kamu, aku gak terima dia nganggep lo itu aku. Kamu Nani, aku Nina, kita beda orang!"

  "Hehehe, kamu bener juga ya. But, itu bukan masalah buat aku. Toh, aku bentar lagi kan K.O"

  "Nani!"

  "Iya, iya, sorry dech. Jadi, kamu bisakan baikan sama Kak Dion, demi aku ya"

  "Kamu terlalu baik sama dia" gadis bernama Nina itu menunduk, matanya mulai memanas.

  "Yah, masa kamu gitu aja nangis, cengeng" cibir Nani, sambil tersenyum manis pada saudari kembarnya itu.

  "Dank u, Nani" ucap Nina pelan, sedikit terisak.

  "Buat apa?"

  "Buat kamu yang udah mau jadi saudari kembar aku, buat kamu yang udah mau bersama denganku terus, dan buat kamu yang selalu tersenyum tulus di setiap saatnya, setiap waktunya. Kamu yang selalu mendukungku, menyemangatiku, selalu membantuku, dan selalu sayang padaku walau aku kasar padamu" Nina terdiam, menahan isaknya yang mulai menjadi-jadi.

  "Dan aku bolehkan bilang gelukkige verjaardag, Nani Arzenitha" Nina mulai mengangkat kepalanya, matanya sembab, pipinya basah karena air matanya yang terus mengalir turun dari pelupuk.

  "Gelukkige verjaardag te Nina. Kamu jangan nangis, tambah jelek lho" Nani menghapus tetesan air mata yang masih mengalir turun dari pelupuk mata kembarannya itu.

VILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang