BAB 33

7.1K 258 11
                                    

Seperti yang di katakan charles kalau dia harus membangunkannya setelah satu jam, dan kini satu jam telah berlalu sheryl pun pergi ke kamarnya untuk membangunkan charles, ketika sampai di kamar sheryl berjalan mendekati tempat tidur lalu menepuk pundak charles berkali-kali untuk membangunkannya.

Saat charles menggerakan tubuhnya dan membuka mata, sheryl langsung menjauh lalu mengatakan alasannya membangunkan charles.

"Apa aku boleh minta teh hangat tenggorokanku rasanya kering" kata charles sambil mengusap tenggorokannya.

"Tunggu sebentar, aku akan membuatnya" kata sheryl kemudian pergi ke dapur untuk membuatkan teh hangat.

Ketika sheryl sudah pergi dari kamar, charles turun dari tempat tidur lalu berjalan ke kamar mandi, dia butuh mandi sebelum berbicara kepada istrinya setidaknya dia harus membuat tubuhnya merasa nyaman sebelum menghadapi situasi menegangkan.

"Charles, ini.." kata-kata sheryl terhenti ketika dia tidak melihat charles di kamarnya, dahinya berkerut karena memikirkan kemana perginya charles dan di saat dia mendengar suara air dari kamar mandi sheryl merasa lega karena suaminya ada di kamar mandi.

Sheryl cemas kalau charles keluar rumah sendirian dia takut charles tersesat, mungkin pikiran seperti itu konyol karena seorang charles tidak akan mungkin tersesat tapi tetap saja sheryl harus menjaga suaminya, apa lagi suaminya baru pertama kali ke kampung halaman bibi jadi charles masih belum mengerti desa ini seperti apa.

Sheryl meletakan teh hangat itu di meja yang terletak di samping tempat tidur, dan dia berniat untuk keluar sebelum suara charles menghentikan langkahnya.

"Aku sudah bilang padamu, kalau aku ingin berbicara denganmu" kata charles sambil meletakan handuk di sopa lalu dia berdiri di hadapan sheryl.

"Ya, aku tahu, aku pikir kau masih lama di kamar mandi jadi aku putuskan untuk membantu bibi memasak" kata sheryl matanya melihat kemana saja asalkan tidak melihat suaminya.

"Duduklah di sopa, dan lihat mataku saat kau bicara jangan melihat ke mana saja" kata charles kemudian dia pergi menuju sopa dan duduk di sopa.

Tanpa menjawab kata-kata suaminya, sheryl menyusul charles lalu duduk di sopa yang terletak di seberang sopa yang di duduki charles.

"Bisakah kita pulang hari ini juga" kata charles sambil menatap sheryl.

Sheryl mendongak untuk melihat charles, sepertinya charles sedang berbicara serius terlihat jelas dari wajah dan tatapan matanya, dan sheryl tahu saat ini tidak ada lagi alasan untuk bercanda saat ini adalah saat-saat yang menegangkan bagi mereka.

"Kenapa harus hari ini? Aku baru datang kamaren dan kau juga baru datang, apa kata keluargaku kalau kita pulang hari ini mereka pasti akan merasa kalau rumah ini tidak membuat kita nyaman, tolong pikirkan lagi, mereka akan sedih dan aku tidak mau melihat kesedihan di wajah mereka" kata sheryl, dia tidak tahu apa yang ingin charles katakan sehingga mereka harus pulang namun tidak mungkin mendadak seperti ini.

Charles sadar apa yang di katakan istrinya memang benar, pasti keluarga sheryl akan berpikir kalau mereka tidak nyaman tinggal di rumahnya sehingga ingin cepat-cepat pulang, charles juga sama seperti sheryl dia tidak ingin melihat kesedihan di wajah keluarga keduanya itu.

"Baiklah kita akan pulang minggu depan, dan minggu depan juga aku akan mengatakan apa yang ingin aku katakan padamu" kata charles dia sudah memutuskan untuk pulang minggu depan saja, setelah di pikirkan lagi tidak ada salahnya mereka berlibur.

"Terima kasih, kau sudah mau mengerti tapi ada satu hal yang ingin aku tanyakan padamu" kata sheryl.

"Apa itu" kata charles pandangnnya tetap tertuju kepada sheryl.

"Apa yang ingin kau bicarakan sehingga kau ingin membicarakannya di rumah? Apakah itu sangat penting" kata sheryl, tadinya dia tidak akan menanyakan itu tetapi rasa penasarannya mengalahkan rasa takutnya.

"Itu sangat penting, karena hal itu berkaitan dengan nyawa seseorang" kata charles lalu berdiri dan berjalan keluar dari kamar meninggalkan sheryl yang terkejut setelah mendengar jawaban suaminya.

Sheryl berpikir apakah charles telah menyakiti seseorang sehingga dia harus mendengarkan kebenarannya? Jika apa yang dia pikiran benar, maka sheryl tidak akan sanggup mendengarnya dia tidak ingin suami tercintanya masuk penjara.

"Semoga saja apa yang ada di pikiranku ini semuanya salah" gumam sheryl lalu menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran-pikiran buruknya.

Sheryl menarik napas panjang lalu membuangnya dengan pelan, dia tidak ingin memikirkan hal yang buruk, kemudian sheryl membereskan tempat tidur dan setelah selesai dia pergi ke dapur untuk membantu bibinya menyiapkan makanan.

"Hai, bibiku sayang" kata sheryl lalu memeluk bibinya dari belakang.

"Hai juga keponakanku tercinta, untung saja bibi tidak terkejut kalau bibi terkejut kue buatan bibi ini akan hancur gara-gara kenakalanmu itu" kata bibi walau pun terdengar mengomel tetapi sebenarnya bibi hanya bercanda.

"Maafkan aku bibi" kata sheryl lalu dia mencubit kedua telinganya sama seperti waktu dulu ketika dia masih kecil di saat dia membuat kekacauan pasti kedua telinganya yang menjadi korban dan itu sangat menyakitkan tapi dia sadar jika dia bersalah jadi sheryl menerimanya.

"Tidak apa-apa, bibi hanya bergurau kau tahu sendiri seperti apa bibi" kata bibi kemudian mengelus pipi sheryl.

Sheryl tertawa dia sangat merindukan kebersamaan bersama bibi dan meneknya karena di rumah inilah dia di besarkan sebelum pindah ke rumah baru milik nenek, dan itu sudah lama sekali dan kini dia sudah dewasa dan sudah memiliki keluarga sendiri.

"Oya, dimana nenek, bi?" Kata sheryl setelah dia menyadari kalau dari tadi dia tidak melihat neneknya.

"Oh, suamimu membawa nenek untuk jalan-jalan ke perkebunan sebelah, mereka akan kembali sebentar lagi kau jangan khawatir" kat bibi.

"Baiklah, apa yang bisa aku bantu? Karena ku lihat bibi sudah mengerjakan semuanya, kenapa tidak menungguku? bibi pasti kelelahan mengerjakan ini semua sendirian" kata sheryl.

"Tidak apa-apa, pekerjaan seperti ini tidak membuat bibi lelah karena kau tahu kalau ini semua sudah biasa bibi lakukan, jadi tenang saja, hmmm" kata bibi lalu mengusap kepala sheryl sebelum dia pergi entah kemana.

Sheryl terkekeh dan dia pergi ke ruang tamu untuk bersantai sambil menunggu suami dan neneknya kembali, tapi langkahnya terhenti ketika dia melihat pemandangan yang tidak biasa, dia melihat charles menangis sambil berlutut di kaki neneknya rasa penasaran sheryl yang besar membuatnya berani melangkah untuk mendengarkan apa yang mereka bicarakan sehingga membuat charles menangis.

Bahu charles semakin bergetar dan sheryl merasa khawatir sekaligus penasaran, setelah dia semakin dekat sengan charles dan nenek dia melangkah dengan pelan agar mereka berdua tidak menyadari kehadirannya, samar-samar sheryl bisa mendengar pembicaraan mereka kerena dia ingin mendengar dengan jelas jadi sheryl melangkah semakin dekat lalu dia bersembunyi di balik pohon yang tak jauh dari pohon tempat charles dan nenek berteduh.

"Aku merasa bersalah karena telah membohonginya, aku sudah menyentuh yang seharusnya tidak ku sentuh, aku telah melakukan dosa besar nek" kata charles sambil menangis, hati sheryl terasa tertusuk ketika mendengar tangisan suaminya, pria itu tidak pernah menangis sampai seperti ini dia terlihat menderita dan putus asa.

"Cepat atau lambat kau tetap harus mengatakan yang sebenarnya karena dia berhak tahu semuanya, kau tidak bisa menyembunyikan kenyataan yang ada, pergi dan katakan kepada sheryl kalau kau bukan charles tetapi saudara kembarnya yaitu charlie" bagaikan petir di siang hari perkataan nenek sangat mengguncang sheryl.

Jadi itu sebabnya charles berubah, pria yang selama ini bersamanya adalah orang lain tapi dimana suaminya berada dia ingin tahu.







SEXY WAITRESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang