BAB 36

8K 233 2
                                    

Charles tersenyum kepada sheryl lalu berjalan menghampirinya kemudian charles meraih sheryl ke dalam pelukannya, sedangkan sheryl hanya diam dan pasrah saja ketika charles memeluknya, sheryl tidak tahu harus bahagia atau marah karena kini charles telah kembali bersamanya.

"Apa kabar sayang" kata charles sambil mencium puncak kepala sheryl lalu dia menunduk untuk melihat wajah cantik istrinya.

"Aku baik-baik saja" jawab sheryl sambil tersenyum tipis.

"Apakah kau kecewa padaku? Maafkan aku sayang aku telah membuatmu kecewa tapi kumohon jangan membenciku untuk itu." kata charles walau pun di dalam hatinya dia ingin agar sheryl mengerti.

"Untuk apa aku marah? lagian semua sudah terjadi tidak ada gunanya lagi aku marah, charlie sudah menjelaskan semuanya dan menurutku aku tidak perlu ikut campur urusanmu, semuanya terserah kau saja aku tidak ingin membicarakan ini lagi anggap saja semuanya tidak pernah terjadi" kata sheryl lalu melepaskan pelukan charles kemudian dia pergi menuju kamarnya.

Untuk apa lagi sheryl memberitahu suaminya apa yang benar dan apa yang salah kalau charles sendiri tidak pernah mendengarnya, dia hanya seorang istri yang lebih baik di dapur dan mengurus rumah dari pada ikut campur dengan urusan charles.

Mereka bilang semuanya akan baik-baik saja itu berarti dia tidak perlu khawatir, biarkan saja dua bersaudara itu menyelesaikan apa yang telah mereka mulai.

Jika pada akhirnya berakhir buruk mereka juga yang harus bertanggung jawab, kalau mereka berani mengambil keputusan mereka juga harus berani bertanggung jawab.

"Sudah ku bilang kita tidak perlu melakukan hal gila seperti ini, tapi kau selalu memaksa lihatlah hasilnya istrimu marah padaku, kalau dia hanya marah padamu aku tidak perduli tapi dia juga marah padaku" gerutu charlie.

"Dia marah kepada kita menurutku itu cukup adil, lagian aku tahu bagaimana istriku nanti juga dia akan baik sendiri jadi tidak perlu cemas" kata charles lalu duduk di samping charlie.

"Terserah kau saja, lalu bagaimana dengan urusan yang kau maksud itu" kata charlie dia ingin tahu apakah charles akan pergi lagi atau semua urusannya sudah selesai.

"Semua sudah selesai jadi aku tidak akan pergi lagi, kalau kau mau kau bisa tinggal di sini sampai kau siap untuk memimpin perusahaan" kata charles dia melirik charlie sekilas sebelum pandangannya bertemu dengan pandangan sheryl.

Sheryl berjalan ke arah mereka sambil membawa nampan yang berisi teh dan biskuit, tadinya dia ingin istirahat di kamarnya tapi dia tidak bisa melakukannya ketika masih ada pertanyaan di pikirannya yang membutuhkan jawaban dari suaminya.

Setelah menyajikan teh kepada charlie dan suaminya, sheryl berdiri di samping charles lalu menatap charlie yang terlihat tidak nyaman.

"Apa ada masalah, charlie?" Kata sheryl bertanya kepada charlie.

"Tidak ada, tapi kalau bisa, kau jangan menatapku seperti itu inikan salah suamimu juga" kata charlie dia tidak mau hanya dia yang di salahkan.

"Charlie benar sayang, ini juga salahku karena aku yang memiliki pikiran gila seperti ini, dia hanya korban saja, bukan begitu charlie" kata charles sambil menatap charlie dengan tajam.

"Hmmm.." gumam charlie.

"Apa aku boleh menanyakan sesuatu padamu" kata sheryl sambil memandang charles tanpa membalas perkataan charles sebelumnya.

"Tentu, apa yang ingin kau ketahui dariku sayang" kata charles dia tersenyum sambil menatap istri tercintanya.

"Aku ingin tahu bagaimana keadaan istri antonio, maksudku charlie bilang kalau istri antonio sedang hamil jadi bagaimana keadaannya ketika dia tahu jika suaminya terluka" kata sheryl.

SEXY WAITRESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang