BAB 31

7.6K 244 3
                                    

Semua ini terlalu berat untuk di jalani, awalnya memang baik-baik saja tetapi setelah di pikirkan lagi bagaimana bisa dia menjadi orang lain selain dirinya sendiri? Memang apa yang dia lakukan untuk kebaikan tetapi yang terjadi malah kehancuran, bagaimana dia bisa mengembalikan keadaan seperti sebelumnya. 

Di saat pertama kali dia memasuki rumah itu semua baik-baik saja, dia bisa mengatasi semuanya tetapi disaat dia melihat sheryl dengan pria lain entah mengapa dia merasa harus melakukan sesuatu hingga kini berakhir dengan pertengkaran antara dia dan sheryl.


Wajar saja jika wanita itu merasa kalau sikapnya berbeda tidak seperti dulu lagi, karena memang benar dia bukan charles yang dulu tetapi charles yang sekarang.

Mobil BMW putih yang di kendarai charles melaju semakin cepat menuju rumah sakit, di gedung itu ada seseorang yang sedang koma yang di sebabkan karena kecelakaan beberapa bulan lalu.

Itu berkaitan dengan sikap charles yang berubah, dia ingin orang itu cepat sadar dan sembuh sehingga bisa membantunya meminta maaf kepada sheryl, tapi semua terlihat mustahil ketika dia melihat pria itu masih terbaring dengan mata tertutup dan banyak selang yang terpasang di seluruh tubuhnya, alat-alat itulah yang membantu pria itu agar terus bertahan jika semua alat itu di lepas maka nyawanya tidak akan tertolong lagi.

"Tuan Christhoper" kata dokter yang melihat charles sedang berdiri di depan pintu pasien'nya.

"Dokter, selamat malam" kata charles sambil menjabat tangan dokter itu.

"Selamat malam juga, melakukan kunjungan rutin" kata dokter itu dia bangga kepada charles karena pria itu tidak mudah menyerah, charles selalu berpikir kalau pria yang kini sedang berbaring koma pasti akan sembuh suatu hari nanti hanya perlu kesabaran dan waktu untuk membuktikannya.

"Seperti biasanya dok, bagaimana keadaannya?" Kata charles tanpa melihat dokter'nya karena tatapannya kembali kepada pria yang koma itu.

"Saya rasa dia membutuhkan seseorang yang sangat dekat dengannya untuk membantu kesembuhannya, dia memang koma tetapi dia bisa mendengar suara di sekitarnya, tuan Christhoper saya harap anda bisa membawa keluarganya untuk berkunjung" kata dokter, selama ini dokter itu tidak pernah melihat tuan Christhoper membawa orang lain dia selalu datang sendiri, seseorang yang sedang koma sangat membutuhkan semangat dari orang-orang tercintanya tetapi tuan Christhoper selalu datang sendiri seolah perkataan dokter hanya omong kosong belaka.

Bukannya dia tidak ingin membawa keluarga pasien, hanya saja dia tidak tahu caranya seperti apa.

"Akan saya usahakan untuk membawa keluarga pasien, tapi saya mohon dok, lakukan apa pun saja untuk kesembuhan pasien dia sangat berarti bagi saya dan keluarganya" kata charles dia tidak ingin kehilangan pasien itu.

"Tenang saja tuan Christhoper kami akan berusaha sebaik mungkin" jawab sang dokter dengan tenang, sikap tenangnya itulah yang terkadang membuat charles kesal, dokter itu menyuruhnya agar tenang padahal dia tahu bagaimana keadaan pasien di dalam sana dan charles tidak bisa tenang karnanya.

Jika dia tidak membutuhkan dokter itu maka dia sudah menghabisi dokter sialan itu dari dulu.

"Terima kasih" kata charles dengan nada suara yang tajam, dokter itu tidak takut atau pun tersinggung dia hanya tersenyum.

"Sama-sama" jawab sang dokter lalu mengulurkan tangannya kemudian charles menyambut tangan dokter itu dan mereka saling berjabat tangan setelah itu dokter pun pergi meninggalkan charles.

Charles terus memandangi wajah pasien itu yang semakin hari semakin memucat, bahkan badannya juga semakin kurus dulu dia pria yang gagah, berotot dan besar tetapi kini yang terlihat hanya kulit dan tulang saja dia terlihat hampir seperti tengkorak.

Entah berapa lama pria itu terbaring koma, charles tidak mengingatnya yang dia ingat hanya perbuatannya kepada sheryl, seharusnya dia tidak mengatakan hal seperti itu sheryl tentunya sangat kecewa dan terluka ketika mendengar kata-kata itu terucap dari mulutnya.

Tapi mau bagaimana lagi semua sudah terjadi, yang harus dia lakukan sekarang berusaha memperbaiki semuanya sebelum bertambah kacau.

Dia memutuskan untuk pulang dan berbicara kepada sheryl, semoga saja sheryl masih ingin melihatnya dan mendengarkan permintaan maafnya.

"Hai bro" kata seorang pria yang melambaikan tangan ke arahnya karena pria itu berada beberapa meter dari tempatnya berdiri jadi charles tidak bisa melihat siapa orang itu.

Ketika pria itu mendekat charles mengenal siapa pria yang mengapanya itu, dia adalah derrick teman masa kecilnya dan sampai sekarang pun masih bertemam, mereka tak terpisahkan walau pun mereka pergi ke negeri mana pun pada akhirnya pasti akan bertemu, jika salah satu di antara mereka perempuan mungkin akan berjodoh, tapi walaun pun sama-sama pria dia beruntung memiliki sahabat seperti derrick pria itu sangat menyenangkan.

"Sedang apa kau di sini" kata charles tanpa repot-repot menjawab sapaan derrick.

"Istriku melahirkan di rumah sakit ini, dan aku akan pergi ke rumah untuk mengambil sesuatu di saat aku akan pergi aku tak sengaja melihatmu jadi tak salahkan jika aku menyapamu" kata derrick sambil mengedipkan sebelah matanya sehingga membuat charles bergidik ngeri.

"Selamat untukmu kawan, kau memang pria hebat" kata charles dia mengulurkan tangannya dan derrick menjabat tangan charles sambil tersenyum lebar, charles bisa melihat kebahagiaan di wajah sahabatnya dan dia turut bahagia untuknya.

"Aku sudah memiliki anak, lalu kapan kau akan menikah? Ayolah kawan kau ini sudah cukup usia untuk menikah jadi cepatlah cari wanita yang cocok untukmu lalu nikahi dia" kata derrick mereka berbicara sambil berjalan menuju loby rumah sakit.

"Apa kau pikir mencari wanita untuk di jadikan istri semudah itu? Aku hanya belum siap saja, aku tidak ingin melakukan kesalahan karena aku menikah di saat aku sendiri tahu kalau aku belum siap untuk itu" kata charles dan derrick mengangguk, dia mengerti jika sahabatnya tidak ingin terburu-buru dia pria yang terlalu banyak memilih mungkin karena itulah sahabatnya belum menikah sampai sekarang.

"Aku mengerti, sebagai sahabatmu aku hanya ingin yang terbaik untukmu, ya sudah aku harus pulang kita akan ketemu lagi di lain waktu atau kau sekali-kali berkunjung ke rumahku" kata derrick.

"Ya aku pasti akan berkunjung ke rumahmu, sampai jumpa" kata charles.

"Oke akan aku tunggu, sampai jumpa" jawab derrick lalu dia pergi meninggalkan charles.

Charles berdiri di loby sampai mobil yang di kemudikan phil datang untuk menjemputnya, setiap menjemput charles di rumah sakit phil selalu penasaran apa yang telah tuannya lakukan di rumah sakit  sehingga dia sering sekali menjemput tuannya dia rumah sakit itu.

"Phil, apakah sheryl ada di rumah" kata charles dia mencoba menghubungi ponsel sheryl namun tidak sekali pun wanita itu mengangkatnya.

"Maaf tuan, tetapi nyonya sheryl sudah pergi ke rumah bibinya untuk menjenguk neneknya aku yang mengantarkannya" kata phil dia tahu ada masalah di antara mereka sehingga mengharuskan sheryl pergi dari rumah.

"Baiklah, besok antarkan aku ke rumah bibinya aku akan menjenguk nenek sekaligus menjemput sheryl untuk pulang" kata charles.

"Baik tuan" jawab phil lalu kembali pokus mengemudi.

Charles melihat ke luar kaca mobil dan dia bisa melihat air hujan yang mulai turun semakin lama semakin bertambah deras, cuaca hari ini sangat cocok dengan suasana hatinya yang sedang dilema dia ingin menyerah dan mengakui semuanya, tetapi akankah semua terjadi sesuai harapannya? Jika tidak dia tidak tahu harus melakukan apa lagi.

Mungkin dia harus memberitahu sheryl semua kebenarannya dia tidak perduli lagi dengan apa yang akan sheryl pikirkan tentangnya, karena saat ini yang terpenting adalah memberitahu sheryl dia tidak ingin menjalani kehidupan bersama rahasia besar yang dia tutupi.

"Aku tidak sabar menunggu hari esok"






SEXY WAITRESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang