BAB 15

25K 754 6
                                    

Setelah sam pergi, sheryl membereskan dapur yang berantakan para pelayan memindahkan beberapa bahan dari tempat biasanya, sehingga dia harus mengeluarkan bahan lain yang tidak terpakai untuk menemukan bahan yang dia cari, sheryl memang kesal namun dia tidak ingin memarahi pelayannya.

"Apa sam sudah mengantar cake'nya" tanya charles yang baru datang.

"Iya, aku sudah memberikan alamat rumah ibu yang baru semoga saja sam tidak bingung mencari alamat ibu, apakah ibu tidak lelah selalu pindah dari satu rumah ke rumah lain" kata sheryl tanpa melihat suaminya.

"Menurutku mereka sangat menikmati, karena bagi mereka akan sangat membosankan bila menetap di satu rumah dengan jangka waktu panjang" kata charles, kemudian duduk lalu mengambil cake yang sheryl letakan di meja.

"Orangtuamu memang aneh" gumam sheryl pelan namun terdengar jelas oleh charles.

"Jangan lupakan kenyataan kalau dia ibumu juga, atau lebih tepatnya ibu mertuamu" kata charles, sambil memakan cake'nya.

"Aku tahu itu, apa kau sudah menghubungi ibu" kata sheryl, lalu berbalik menghadap suaminya.

"Tidak bisakah nanti saja, kita masih banyak waktu lebih baik makan dulu" jawab charles melirik tak suka kepada istrinya.

Sheryl hanya mengangkat bahunya lalu pergi dari dapur, charles memang tidak bisa di ganggu jika dia sedang menikmati sesuatu, kadang kebiasaannya membuat sheryl sangat kesal, disaat dia mengkhawatirkan putranya suaminya malah menikmati makanan kesukaannya, sungguh keterlaluan.

Hari ini charles tidak semangat bekerja sehingga baru 30 menit di kantor dia kembali pulang, entah ada apa dengan dirinya, tiba-tiba saja dia sangat merindukan kebersamaannya bersama sheryl, itulah sebabnya dia minta tolong kepada ibunya agar menitip varrel di rumah orangtuanya.

Untung saja ibunya tidak ada rencana apa pun malam ini sehingga varrel bisa tinggal satu malam bersama neneknya, sementara itu dia akan memperbaiki sikapnya kepada sheryl, sudah lama dia tidak semesra dulu sejak kejadian itu.

Charles sebenarnya tidak marah, namun dia merasa sangat cemas dan takut kehilangan sheryl, mungkin sikapnya salah tapi tetap saja charles mempertahankan sikap konyolnya itu.

Dan sekarang adanya varrel membuat charles lebih sensitif, karena sudah pasti sheryl lebih memperhatikan varrel di bandingkan dirinya, dia cemburu tetapi varrel anaknya juga tentunya dia harus mengalah demi anaknya.

"Charles, apa makanmu selama itu?" Teriak sheryl dari tangga.

"Ada apa" jawab charles menghiraukan perkataan istrinya.

"Ibu ingin bicara denganmu, hubungi menggunakan ponselmu sendiri kalau kau tidak ingin kesini" kata sheryl, terdengar jelas dari suaranya jika dia sedang kesal.

"Ya, terima kasih" jawab charles, lalu dia mengambil ponselnya dan mencari kontak ibunya.

"Ya, terima kasih, hanya itu saja yang selalu dia ucapkan, kalau tidak kata itu pasti kata-kata minta maaf, lupa atau bercanda, astaga apa aku menikahi pria yang salah? Sepertinya memang begitu" gerutu sheryl sepanjang perjalanannya menuju kamar.

Sheryl mulai bosan semenjak varrel sekolah, karena tugasnya berkurang, dulu ketika varrel belum sekolah setiap siang dia akan bercanda dengan varrel sebelum tidur siang, setiap detik waktunya di habiskan bersama putra tercintanya, dan kini sheryl kembali kesepian setelah varrel sekolah tidak ada yang menemaninya di rumah jika di siang hari.

Namun walau pun di hari libur terkadang varrel lebih memilik tinggal di rumah mertuanya, alasannya dia merindukan nenek dan kakeknya tanpa memikirkan perasaan sheryl.

SEXY WAITRESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang