Chapter 19

2.9K 168 0
                                    

Masa iya sihh ray yg bikin anakku nangis. Aku terus menyangkal karna aku kenal persis seperti apa ray itu. Rasanya ga mungkin klo ray yg bkin anakku nangis kayak tdi. Lebih baik aku telpon ray aja dehh biar lebih jelas. Ucap mama uly dalam hati sambil meraih ponselnya dan langsung menghubungi ray.

Tak lama ray pun menjawab telpon dri mama uly.

"Haloo ray.. bru sampe rumah yaa. Maaf klo tante ganggu kmu." Ucap mama mengawali pembicaraan.

"Iyaa tante.. ngga kok ngga ganggu. Ada apa tan? Tumben jam segini telpon."

"Ngga, tante cuma mau nanya. Itu knapa yaa sama prilly kok pulang" nangis dan pulangnya malah sama ali dan bukan sama kamu."

"Oohh itu yaa tante. Sebenernya aku sedikit kesel tdi sama dia. Lagian aku udh ngomong panjang lebar dia malah diem dan lebih parahnya lagi tante dia malah ngungkit kebaikannya ali didepan aku. Padahal kan yg lagi sama dia itu aku dan bukan ali. Maaf yaa tante jdi ngadu gini." Jawab ray menjelaskan.

"Iyaa gapapa.. maaf yaa ray atas sikapnya prilly. Assalamualaikum." Ucap mama uly dan langsung mengakhiri pembicaraannya ditelepon.

"Waalaikumsalam" jawab ray.

Mama uly langsung berjalan menuju kamar prilly. Ia buka pintu prilly perlahan dan mendapati anaknya yg sedang berdiri di balkon kamarnya.

Mama uly menghampiri prilly dan mulai mengajaknya bicara.

"Tdi mama udh telpon ray. Dan mama tau sebabnya knapa kmu nangis." Ucap mama uly.
"Gmana dia ngga kesel ka. Kmu diajak ngomong malah diem dan malah bahas ali. Kmu sadar kan ka klo kmu itu lagi sama ray bukan ali." Lanjut mama uly.

"Iyaa aku sadar. Tpi dia bentak aku ma. Mama tau kan selama ini org tua aku aja ga pernah bentak aku kayak gitu. Ali yg org lain aja ga pernah bentak aku. Cemberutin aku aja ga pernah." Jawab prilly dgn nada sedikit tinggi terjadi perdebatan kecil diantara mereka.

"Knapa sihh ka. Yg kmu bahas itu ali terus. Ali itu ga pernah ngasih kmu kepastian. Trus apa yg kmu harapkan dri dia."

"Kepastian ma.. gmana mau ada kepastian klo komitmen kita dri awal aja cuma sahabatan. Karna kita tau klo pacaran pas kita masih sekolah itu pasti akan ganggu sekolah kita ma. Mama tau.. selama ini yg ngingetin aku buat belajar itu ali dan bukan ray."

"Terserah kamu ka. Yg jelas kmu akan tetap dekat dgn ray. Dan ray yg akan tetap jemput kamu setiap hari. Oohh iyaa bahkan setelah kmu lulus SMA kmu akan bertunangan dengan ray. Dan papa udh tau itu." Ucap mama uly menegaskan dan langsung pergi dari kamar prilly.

"Tapi ma.. bukannya mama sendiri yg bilang klo aku boleh batalin perjodohan ini klo aku ga suka. Tpi knapa mama malah mau tunangin aku sama ray." Jawab prilly dengan tegas namun mama bersikap acuh tak peduli.

Prilly mendengus kesal. Bagaimana mama bisa bersikap seperti ini. Knapa mama ingkar janji.

Tak terasa air mata prilly jatuh begitu saja membasahi pipinya yg chubby. Kecewa memang tpi apa yg harus ia lakukan agar perjodohan ini batal.

Ali kmu dmana? Aku butuh kamu. Batin prilly sambil terus terisak.

Prilly meraih ponselnya dan mutusin utk mengirim pesan pada ali. Entah knapa tpi menurut prilly hanya ali yg bisa membuatnya merasa lebih baik.

My Guardian Angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang