Chapter 23

3K 174 0
                                    

Jam pulang sekolah tiba. Rafa segera mengemasi barangnya lalu pergi tanpa menghiraukan siapapun. Padahal rafa melihat prilly yg hendak menyapanya.

Namun menurut rafa itu akan percuma. Selama prilly bersama ray. Ray akan terus mengalihkan perhatian prilly agar tdk menanyakan hal yg menyangkut ali.

Rafa terus berjalan menuju motornya yg terparkir di parkiran sekolah. Yg rafa ingin tuju saat ini rumah sakit tempat ali dirawat.

Tak terlalu berharap akan melihat ali sadar hari ini. Tapi paling engga rafa tau keadaan ali. Menurut rafa, ali ga cuma teman sekolah. Tpi udh sperti adiknya sendiri. Berjarak beberapa bulan lebih muda dri rafa. Membuat ali udh dianggap sperti adik rafa sendiri.

Ga lama rafa tiba dirumah sakit. Ia langsung berjalan menuju ruang ICU tempat ali berada. Tepat didepan kamar ali, rafa melihat mama eci dan dokter yg sedang berbicara serius. Tak ingin mengganggu rafa langsung masuk ke dlm kamar ali.

Suara alat bantu yg begitu memenuhi ruangan ali menyapa rafa begitu masuk. Tak ada perubahan ali masih terbaring lemah tidak sadarkan diri.

"Hhhh.. siang ali. Masih betah banget sihh lo tidur. Cepetan bangun yaa li. Gue mulai kangen sama tingkah aneh lo itu. Lo tau li, hari ini gue berhasil jelasin keadaan lo ke prilly. Tpi tenang aja gue ga bilang kok klo lo masih blum sadar smpe sekarang. Maaf yaa li, gue juga berhasil bkin prilly nangis hari ini. Gue ngerti sekarang knapa lo ga pernah mau membagi penderitaan lo ini ke prilly. Dia terlalu rapuh kan li. Jujur gue ga tega ngeliat dia nangis tdi. Klo lo sayang sama prilly harusnya lo bangun sekarang. Ali yg gue kenal ngga selemah ini. Cpetan bangun yaa ndutnya prilly." Ucap rafa pada ali yg belum sadar.

Terdengar samar" percakapan mama eci dgn dokter. Rafa terdiam sejenak, tak ingin menguping sebenarnya. Tpi rasa penasaran yg udh memuncak membuat rafa tdk peduli apapun.

"Skrang ibu udh tau klo ali mengalami koma. Dan ga ada yg tau kapan ali akan kembali sadar. Mengingat kondisi jantungnya yg mulai memburuk." Ucap sang dokter yg sontak membuat rafa terkejut. Rafa sesekali menoleh ke arah ali meyakinkan diri sndiri klo ali gapapa.

"Saya tau dok. Maka itu saya mau ali dirawat dirumah. Karna klo dirumah saya lebih leluasa menjaga ali." Jawab mama eci pelan.

Rafa kembali terdiam tak tau harus berbuat apa. Perlahan rafa kmbali berjalan mendekat ke ranjang ali. Ditatapnya lekat" sahabatnya itu.

Masih tak percaya dgn keadaan ali yg koma. Membuat emosi rafa memuncak. Dengan berlinamg air mata rafa terus mengguncang tubuh ali agar segera sadar.

"Bangun li ! Lo harus bangun ! Gue tau lo ngga selemah ini. Jdi bangun li ! Bangun.. ! Lo harus ngelepasin prilly dari ray. Gue mohon li..!" Ucap rafa sambil trus mengguncang tubuh ali berharap agar segera sadar. Namun usaha rafa tdk membuahkan hasil. Ali tdk merespon apapun.

"Rafa.." panggil mama eci yg membuat rafa langsung menoleh ke arahnya.

"Ga usah khawatir yaa. Ali gapapa kok, mulai sekarang rafa klo mau ktemu sama ali. Rafa bisa langsung ke rumah." Lanjut mama eci. Namun rafa hanya mengangguk sambil sesekali trsenyum.

"Oohh iyaa.. tante mau nitip sesuatu ke kamu. Mm.. kmarin" ali sering bilang klo setiap seminggu sekali. Dia selalu ngasih prilly bunga lili putih ini. Tante tau ali emang blum sembuh sekarang. Tpi tante mau kebiasaan itu ga boleh ilang. Jdi tante titip ke kamu yaa. Tlong kasih lili putih ini ke prilly. Makasih yaa rafa.." ucap mama eci pelan.

"Iyaa tante pasti rafa kasih kok. Oohh iyaa tante rafa pamit yaa.. assalamualaikum." Jawab rafa sambil berpamitan pada mama eci.

"Waalaikumsalam." Ucap mama begitu rafa keluar dri ruang ICU ali.

Tenang li, gue bakalan kasih ini ke prilly. Batin rafa sambil menggenggam beberapa tangkai bunga lili putih yg udh dirangkai menjadi sangat cantik.

.......................................

Keesokan harinya rafa mutusin buat berangkat ke sekolah lebih awal. Ia ingin menaruh bunga itu di meja prilly sebelum prilly datang.

Setelah siap rafa segera berangkat ke sekolah. Sesampainya disekolah, masih terlihat agak sepi belum banyak siswa yg datang.

Rafa langsung menuju ke kelas. Tujuan pertamanya adalah meja prilly. Dgn perlahan rafa menaruh bunga lili putih itu diatas meja prilly.

Sampein salamnya ali buat prilly yaa lili putih. Ucap rafa pada diri sendiri sambil sesekali tersenyum. Kemudian berlalu dri meja prilly.

..................................

Pagi ini prilly dgn terpaksa brgkat bersama ray. Padahal ia udh bilang sebelumnya klo ingin brgkat sendiri aja. Tpi mama selalu saja memaksanya.

Tetap terdiam sambil melihat riuhnya jalanan ibukota saat pagi hari. Prilly sama sekali tdk menganggap jika ada ray disana.

Sesekali air matanya jatuh begitu saja. Entah apa yg dipikirkan prilly. Tpi setiap mengingat kenangan indah yg pernah ia lewati bersama ali. Membuat hatinya merasakan rindu yg amat dalam.

Mengingat pesan rafa kemarin. Klo ia harus terbiasa dgn kehadiran ray. Dan ia juga harus terbiasa dgn ketidakhadiran ali. Membuat prilly makin berat menerimanya.

Air matanya terus jatuh membasahi pipinya yg chubby. Rasa rindu yg makin menyesakkan dada membuat prilly makin sedih.

Yg ia inginkan saat ini adalah bertemu dgn ali. Namun bagaimana caranya. Ali selalu membawa rasa nyaman dan ketenangan. Yg tdk dapat prilly temukan pada org lain.

Sikap jail yg selama ini membuat prilly kesal. Namun kini sangat ia rindukan.

Tak terasa kini prilly udh tiba di sekolah. Prilly langsung turun dri mobil dan berjalan menuju kelasnya tanpa menghiraukan ray.

Berjalan menyusuri koridor sekolah. Tibalah prilly di ruang kelasnya. Melihat bangku ali yg masih kosong dua hari ini membuat prilly makin sedih.

Namum saat meletakan tasnya prilly melihat serangkai bunga lili putih yg tergeletak diatas meja. Prilly mengernyitkan dahinya bingung. Siapa yg memberikan bunga lili putih ini. Satu"nya cowok yg sering mmberikan prilly lili putih adalah ali.
Apakah ali yg memberikan bunga ini. Prilly langsung melebarkan pandangannya. Namun tak ia temukan apapun. Klo bukan ali terus siapa.

Prilly kembali duduk, sambil terus memegang bunga itu. Menghembuskan napas beratnya, air matanya kembali jatuh.

Jgn kasih aku harapan terus kayak gini. Klo kmu ngelarang aku buat ktemu sama kmu. Jgn kasih aku harapan klo kmu akan datang. Karna akan bkin aku makin berharap klo kmu akan kembali. Ucap prilly pada diri sendiri sambil menatap bunga lili putih itu.

Ga tau knapa tpi bunga lili yg selalu indah terasa menyakitkan sekarang. Batin prilly.

Prilly pun membersihkan sisa air mata yg berada diwajahnya.

Aku akn simpan bunga ini sampe kmu kembali. Kmu benci kan ngeliat aku nangis. Maka aku akan belajar buat engga nangis lagi. Aku akn tunggu kamu. Kmu inget li, kmu punya satu janji sama aku. Kata kamu klo aku berhasil dapet nilai rata" kelulusan 8,5. Kmu ngijinin aku buat makan lolipop sebanyak yg aku mau iyaa kan. Mangkanya aku akan belajar supaya kmu tepatin janji. Karna aku yakin dgn cara itu kmu pasti kembali dan nemuin aku. Iyaa kan li. Ucap prilly pada diri sendiri sambil sesekali tersenyum walaupun masih ada air mata yg jatuh tanpa disengaja.

Andai lo liat ini li. Lo pasti terharu, karna apa. Karna lo udh berhasil bkin prilly ngga cengeng lagi. Lo udh berhasil bkin prilly lebih kuat lagi. Lo emang ga ada disini li tpi pengaruh lo terhadap prilly itu kuat banget. Cepetan bangun li. Lo harus liat ini. Batin rafa yg ngga sengaja mendengar ucapan prilly.

My Guardian Angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang