Chapter 32

3.3K 195 0
                                    

'Hhhhh.... Jakarta akhirnya aku kembali ke kota yg penuh dgn kenangan indah. Meski mungkin hanya aku saat ini yg tetap menyimpannya rapih di dlm hatiku. Apa kabarmu chubby, sungguh aku sangat merindukanmu. Walaupun aku tahu kau bukan sepenuhnya hadir hanya utkku lagi. Tpi izinkan aku utk tetap melihatmu meskipun dri jauh.' Ucap Ali sambil menghela napas.

Akhirnya setelah dua tahun lamanya kini Ali bisa kembali menghirup udara Jakarta yg tdk bersih lagi namun cukup membuatnya rindu.

Ada rasa bahagia bercampur sedih yang kini Ali rasakan saat tiba du Jakarta.

Bahagia karna ia bisa kembali kesini lagi. Namun sedih karna hrus menerima kenyataan klo Prilly udh memilki seseorang.

Entah perasaan apa yg kini ia rasakan pada sahabatnya itu. Apakah Ali benar" mulai mencintai sahabatnya itu ? Entahlah hanya Ali yg tau tentang perasaannya.

"Yukk kita harus pulang." Ajak Kaia. Seketika membuyarkan lamunan Ali sejak tdi.

Ali segera menuruti perkataan Kaia. Ia menaiki taksi sebagai sarana transportasi utk pulang ke rumah.

Sesampainya dirumah Ali langsung berjalan menuju kamarnya. Merebahkan tubuhnya diranjang yg udh cukup lama tak ia tiduri. Namun tetap membuatnya merasa nyaman.

Tanpa terasa Ali udh tertidur diatas ranjangnya itu. Rasa lelah yg mendera mungkin itu yg membuatnya tertidur dgn sangat mudahnya.

"Ali... minum obat dlu li. Tdi bilang sama kaka nyampe rumah bru mau minum obat. Ini udh telat banget lohh kmu blum minum obat." Ucap Kaia terus memanggil Ali. Namun tak ada jawaban dri adiknya itu.

Tanpa pikir panjang Kaia langsung berjalan menuju kamar Ali. Perlahan Kaia membuka kamar adiknya itu. Dilihatnya adiknya yg sudah terlelap dgn nyenyaknya.

Kaia menghela napas. Lalu kembali menutup kamar Ali.

"Dasar Ali.. blum juga minum obat udh nyenyak aja orangnya." Gumam Kaia sambil berjalan menuju kamarnya sendiri. Utk melepas lelah.

..............................

Setelah melepas lelah Ali ingin menghubungi Rafa. Sebenarnya terbesit dalam hatinya ingin menghubungi Prilly. Namun ia segera mengurungkan niatnya.

Mengambil ponselnya yg tergeketak diatas meja belajarnya. Segera mencari kontak Rafa dan langsung meneleponnya.

"Haloo kaka ... masih inget siapa gue ?" Sapa Ali pada Rafa.

Namun Rafa masih terdiam blum menjawab apapun.

"Lo adik gue yg sedingin es itu." Jawab Rafa masih tak percaya.

Mendengar jawaban Rafa, Ali hanya tersenyum.

"Lo pikir gue es batu apa ? Apa kabar raf ? Lo baik" aja kan." Tanya Ali lagi.

"Ini serius Ali .. ya ampun li akhirnya gue bisa denger suara lo lagi. Gue baik li, lo sendiri gmana ? Kapan lo sampe ? Kok ga ngabarin gue." Jawab Rafa antusias.

"Gue baik raf tinggal pemulihannya aja. Tdi pagi gue sampe, klo gue ngomong ga surprice dong. Raf, besok gue mau ktemu sama lo. Bisa kan ?" Ucap Ali pelan.

"Bagus dehh gue seneng dengernya. Iyaa besok biar gue ke rumah lo yaa abis kuliah." Jawab Rafa menyetujui.

"Gue tunggu yaa raf makasihh.." ucap Ali dan langsung mengakhiri teleponnya dengan Rafa.

"Okeyy li tunggu gue yaa "

'Akhirnya lo kembali Ali. Gue seneng denger lo udh sembuh. Gue pasti nemuin lo besok. Lo harus tau semua kabar tentang Prilly.' Gumam Rafa pada diri sendiri.

My Guardian Angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang