Ali terus berjalan sampai langkahnya terhenti di sebuah bangku dipinggir lapangan. Ali terduduk dan kmbali meraih gelang yg tdi dia ambil setelah dibuang oleh ray.
Ali menghela napas beratnya. Knapa ray bisa bersikap seperti itu. Seakan-akan dia sama sekali tdk menghargai kehadiran ali disana.
Padahal ali sudah sangat membantunya utk dekat dgn prilly. Klo bukan karna ali mungkin sampai sekarang prilly belum bisa menerima ray.
Karna ali pikir cuma ray yg bisa menjaga prilly saat ia tdk ada. Masih terdiam namun tiba" ali dikejutkan dgn kedatangan rafa.
"Haii bro.. masih pagi udh kusut aja tuhh muka. Jgn bikin cewe" disini kecewalah dgn muka kusut lo itu." Ucap rafa dgn sedikit bercanda. Ali tersenyum mendengar ucapan temannya itu.
"Apaan sihh lo raf.."
"Ali.. ali.. dri dlu muka lo ini emang ga jago buat bohong tau ga. Lagi mikirin prilly kan lo. Lagian tuhh cowok gila siapa sihh. Sok"an deket sama prilly. Lu juga lagian knapa sihh diem aja prilly dideketin ama cowok aneh kayak gitu." Ucap rafa sedikit kesal.
"Dia punya nama, namanya ray. Dia cowok yg dijodohin org tua prilly. Menurut gue dia baik kok. Iyaa emang sedikit kasar sihh tpi gapapa."
"Hahh.. masih jaman dijodohin. Trus lu biarin aja gitu.."
"Trus apa hak gue buat ngelarang hahh.."
"Lu ga liat apa mukanya prilly murung terus kayak gitu klo lagi sama ray. Tega lu liat sahabat lo kayak gitu."
Ali hanya menghela napas tanpa menjawab. Sambil terus menggenggam erat gelang pemberian prilly.
"Lo ga sadar apa sama perasaan lo sendiri. Gue yakin selama lo liat prilly sama cowok aneh itu ada perasaan ga rela kan yg muncul dri hati lo ini. Lo cinta kan sama prilly?" Tanya rafa yg cukup membuat ali terkejut sambil menolehnya.
"Maksud lo? Hahaha.. bercanda lo raf. Prilly itu sahabat gue mana mungkin gue punya rasa lebih sama dia." Jawab ali masih menyangkal.
"Lo pikir gue ga bisa liat cara lo ngeliat prilly. Cara lo memperlakukan prilly. Itu semua udh ngejelasin klo lo cinta ama prilly. Eehh.. bentar" muka lo pucet li, lo gapapa kan. Gue ga mau yaa ngeliat lo pingsan lagi kayak waktu itu." Ucap rafa yg mulai menyadari wajah pucat ali. Namun ali hanya menggeleng sambil sesekali tersenyum. Memberi tanda pada rafa klo ia baik" saja.
Tak lama rafa pergi dari hadapan ali. Ali masih memikirkan perkataan rafa tdi.
Gue cinta sama prilly. Emang iyaa yaa. Klo pun emang bner trus komitmen gue slama ini sama dia gmana. Apa prilly mau terima gue sebagai seorang pacar dan bukan sahabat. Brarti gue udh ngancurin persahabatan gue sama prilly selama ini dongg. Ucap ali dlm hati merutuki dirinya sndiri.
Bel tanda jam pelajaranpun berbunyi. Ali mutusin utk segera masuk ke kelas. Memasukan kembali gelang itu ke dlm sakunya.
................................
Jam istirahatpun tiba ali mutusin utk segera pergi ke perpustakaan. Prilly sempat menoleh tapi ali ga tau. Perasaan bersalah karna gelang itu terus menghantui prilly.
Prilly beranjak dri duduknya lalu segera berlari mengejar ali. Namun langkah ali terlalu cepat. Prilly tak bisa mengejarnya. Langkah prilly terhenti namun ia tak ingin kembali ke dlm kelas. Karna ray pasti akan melarangnya menemui ali. Prilly mutusin utk duduk dibangku di pinggir lapangan sampai ali kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Guardian Angel
FanfictionAkankah persahabatan itu tetap terjalin layaknya seorang sahabat meski sudah diselimuti rasa cinta. Apakah ali akan menyatakan perasaannya pada prilly ? Lalu apakah prilly akan menerima ali sebagai kekasihnya ? Manakah yg dipilih oleh prilly. T...