Chapter 40

4.9K 255 9
                                    

Bunyi dering ponsel membuat Prilly sedikit terkejut. Pandangannya beralih pada ponselnya yg berada didalam tas yg ia taruh diatas meja.

Perlahan Prilly berjalan mendekati meja itu lalu mengambil ponselnya didalam tas. Prilly mendapatkan sebuah pesan.

Pril, lo dimana ?
Hari ini ujian lo ga lupa kan ..
Bentar lagi ujiannya dimulai Pril.
Cepetan dateng klo lo ga mau ipk lo jelek.

Prilly menghela napas setelah membaca pesan dari Gritte. Knapa bisa Prilly sampe lupa dgn ujiannya.

Prilly kembali menoleh ke arah Ali. Tak mungkin jika dia meninggalkan Ali saat kondisinya blum membaik. Apa yang harus Prilly lakukan saat ini ?

Kaia yg menyadari sikap Prilly yg terlihat bingung. Segera menghampirinya utk menanyakan knapa ia terlihat bingung dan gelisah.
"Ada apa cantik ? Kok gelisah gitu ? Kamu knapa ?" Kaia berusaha menanyakannya pada Prilly dengan tenang.

"Aku lupa ka, klo hari ini aku ada ujian di kampus. Tpi aku ga mungkin ninggalin Ali." Ucap Prilly pelan sambil menatap Kaia.

"Dengerin kaka, kamu harus ujian. Jangan pernah merusak masa depan kamu pril. Percaya sama kaka, Ali pasti baik" aja. Sekarang kamu berangkat sebelum terlambat." Kaia mencoba meyakinkan Prilly sambil mengelus lembut rambut Prilly yg dikuncir rapih.

Prilly masih terdiam menatap Kaia. Kaia mengangguk memberi sedikit keyakinan pada Prilly. Klo semuanya akan baik" aja selama dia ujian.

Setelah yakin jika perkataan Kaia benar. Prilly segera berpamitan pada Kaia. Lalu kembali menghampiri Ali yg masih damai dengan tidur. Dicium kening Ali dengan penuh kasih sayang. Kemudian Prilly pergi ke kampus utk mengikuti ujian.

..................................


Setelah Prilly keluar meninggalkan ruangan Ali. Kaia kembali dipanggil oleh dokter utk segera ke ruangannya kembali. Kaia menghela napasnya.

'Apa aku harus tanda tangani surat itu? Lalu bagaimana dgn Ali ? Aku tak mungkin membiarkan sesuatu terjadi pada Ali jika alat bantu itu dilepas. Yaa Prilly benar, Ali akan segera sadar.' Ucap Kaia dalam hati sambil berjalan menuju ruang dokter.

Sebagai gantinya ini jadwal suster utk mengkontrol kondisi Ali. Tiba" suster terkejut saat melihat tangan Ali yg perlahan bergerak. Suster langsung berjalan mendekat ke ranjang Ali.

Suster itu tersenyum saat ia benar" melihat tangan Ali yg bergerak.

"Ini keajaiban .. aku harus panggil dokter." Ucap suster itu dan langsung pergi utk memanggil dokter.

Dengan pelan Ali membuka matanya. Trlihat sepi, hanya ruangan yg didominasi warna putih dan ada sebuah meja dan sofa diujung sana yg dihiasi vas bunga yg indah. Ali kembali mengedarkan pandangannya ke sekitar. Tetap sepi tak ada seorangpun disini.

Perlahan Ali membuka alat bantu pernapasannya yg menutupi hidung dan mulutnya. Lalu berusaha duduk dengan susah payah.

"Knapa aku bisa dirumah sakit ? Apa yg terjadi ? Bukannya aku sedang dirumah Prilly ? Lalu siapa yg membawaku kesini ? Prilly ? Aku harus menemuinya ?" Ucap Ali lirih yg masih lemas lalu berusaha turun dari ranjangnya. Dia berhasil meski tubuhnya masih terasa sangat lemas.

My Guardian Angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang