Chapter 8

4.5K 287 0
                                    


"Mama mana ka. Knapa dia ga ada disini?" Tanya ali lirih. Karna dri tdi dia blum melihat mamanya.

"Mama keluar kota li. Jdi cma kka yg ada yg disini. Ali gapapa kan." Jawab kaia. Lalu ali hanya mengangguk. Tak lama ali kembali bertanya.

"Klo prilly gmana ka? Apa kaka udh jujur sma prilly?" Tanya ali.

"Mana bisa gue kasih tau semuanya ke dia li. Terakhir gue ktemu dia aja. Mukanya prilly itu keliatan sedih banget. Gue jdi ga tega ngeliatnya." Jawab kaia. Namun ali hanya mengangguk.

Ali tau betul sifat sahabatnya itu. Ia hrus menjelaskan bagaimnapun caranya. Biarpun pada akhirnya prilly akan kecewa. Tpi ali hrus menjelaskan.

.............................

TIGA HARI KEMUDIAN

Pagi ini prilly blum keliatan membaik. Wajah cerianya seakan menghilang. Prilly yg cerewet dan ceria berubah menjadi prilly yg sering termenung dan pendiam.

Sudah lima hari ali menghilang tanpa kabar. Menurut prilly ia hrus mulai terbiasa dengan keadaan ini. Walaupun ia merasa selalu ada yg hilang. Namun prilly harus bisa.

Tanpa sarapan prilly langsung bergegas ke sekolah. Ia tak mau telat lagi. Karna kemarin prilly sempat dihukum karna terlambat. Tak biasanya memang prilly terlambat. Tapi entah knapa prilly menjadi sering terlambat. Saat jam pelajaran di mulai pun prilly terlihat tidak fokus. Bahkan saat ini prilly udh jarang bwa bekal. Ia lebih memilih utk ke perpus dripada makan. Telat makan udh menjadi hal biasa buat prilly.

Ka ricu yg mengetahui tentang perubahan prilly pun cuma bisa diam. Dia pernah menasehati prilly namun ka ricu malah dibentak dan diusir gitu aja. Sperti bukan sifat prilly memang tpi mau gmana lagi.

................................

Saat jam istirahat tiba, prilly ke luar dri kelas. Namun yg ia tuju bukan lagi perpus melainkan bangku di pinggir lapangan.

Prilly duduk di bangku itu. Terdiam sambil sesekali menunduk. Tak jarang air matanya terkadang menetes begitu saja. Keadaan prilly bnar" tak baik. Ia seperti kehilangan satu sisi dlm hidupnya.

Ka ricu yg melihat prilly langsung mrnghampirinya. Duduk disampingnya lalu menyandarkan kepalanya ke dadanya agar prilly lebih tenang.

Namun bukannya lebih tenang, prilly makin terisak. Sperti ada beban berat yg berada dipundanknya saat ini. Seperti ada sebuah batu yg mengganjal dihatinya. Prilly terus menangis meluapkan keluh kesahnya.
Ka ricu hanya terdiam sambil sesekali mengelus punggung prilly dan pucuk kepalanya lembut. Ia tau tak ada yg bisa ia lakukan selain menjadi sandaran yg nyaman buat prilly saat ini.

"Gue ga tau dia knapa ka. Klo emang gue salah hrusnya dia ngomong. Ga kayak gni tiba" ngilang. Gue tau ka, gue cuma shabatnya tpi apa salah klo gue minta penjelasan dri dia." Ucap prilly sambil terus terisak.

"Ali emanng nyebelin. Ali emang ngeselin. Tpi dia sahabat aku ka. Dia sahabat terbaik aku. Dia moodboster buat aku. Dia udh kayak pelindung buat aku. Klo dia ga ada siapa yg ngingetin aku buat makan. Siapa yg bakal ngomelin aku klo aku minum kopi, makan asinan. Trus siapa lagi yg bakal rebutan permen lagi sama aku. Dan siapa lagi yg bkal gandeng tangan aku ditempat keramaian cuma dgn alasan tkut aku ilang." Ucap prilly dengan terus terisak.

Ka ricu terus mencoba menenangkan prilly. Dengan mengelus punggungnya lembut. Dan menjadi pendengar yg baik adalah salah satu hal terbaik yg bisa bantu prilly saat ini.

....................................

Saatnya pulang namun begitu prilly keluar dri klas. Ternyata hujan turun dengan derasnya. Tpi bukannya memilih utk berteduh prilly malah sengaja hujan"an.

Seandainya kmu disini li. Pasti sekarang kmu lagi ngejar" aku sambil bwa payung dan ngomel". Klo dengan hujan" an bisa bkin kmu balik aku rela kok. Batin prilly sambil berjalan dibawah hujan.

Namun saat ia sedang berjalan. Tiba" ada seseorang didepannya yg menghalangi jalannya. Tetesan air hujan juga udh tidak terasa jatuh lagi mengenai kepala prilly. Ada yg memayunginya kini. Prilly mencoba mendongakan kepalanya utk melihat siapa yg berada didepannya saat ini.

Setelah mendongakkan kepalanya. Betapa terkejutnya ia, karna yg dihadapannya saat ini adalah org yg ia nantikan kehadirannya selama lima hari ini. Org itu adalah Ali.

Sejenak prilly terdiam terpaku tak tau harus berbuat apa. Ia ingin sekali memeluk sahabatnya itu namun entah knapa rasanya sulit.

Ali mencoba mendekat, melempar begitu saja payung yg ia pegang. Kini mereka berdua sama' berdiri dibawah hujan. Ali terdiam sejenak lalu memeluj tubuh prilly menyandarkan kepala prilly di dada bidangnya.

Namun prilly malah memberontak. Ia menolak bahkan prilly terdengar marah. Prilly mencoba melepaskan pelukan itu. Namun ali semakin erat memeluknya. Menahan semua pemberontakan dri prilly.

"Lepasin aku. Aku benci sama kmu." Ucap prilly sambil terus berusaha melepaskan pelukan itu. Tak terasa pipinya yg chubby kini udh basah karna air matanya.

Tpi ali masih memeluknya. Mencoba menenangkannya. Namun prilly terus memukul-mukul tubuh ali. Agar ali melepaskan pelukannya itu.

"Engga. Aku ga akan ngelepasin kmu." Ucap ali.

Yg tadinya prilly memberontak. Kini ia mulai tenang. Prilly mulai membalas pelukan ali dengan begitu erat. Rasanya ia tak ingin lgi sahabatnya pergi.

Ga lama ali melepaskan pelukan itu dan menarik tangan prilly utk ikut bersamanya.

.................................

Kini mereka tiba disebuah taman. Ali membukakan pintu mobil prilly. Memegang tangannya dan membawa prilly ke sebuah bangku di taman itu. Mereka duduk bersama namun prilly masih terdiam sambil sedikit terisak.

Ali mengambil sapu tangannya. Lalu menghapus air mata prilly perlahan. Prilly yg menyadari apa yg dilakukan ali hanya bisa diam. Cukup lama mereka saling diam membisu. Apa lima hari adalah waktu yg cukup membuat mereka menjadi canggung seperti ini. Perlahan ali mulai menatap prilly.

"Are you okay, bie?" Tanya ali memecah keheningan. Prilly yg masih sibuk menghapus air matanya. Kinu mulai mencoba tenang.

"Kamu pikir dengan kayak gni keadaan aku baik" aja. Kmu ngilang ga ada kabar kmu pikir itu baik" aja. Aku udh nungguin di toko es krim itu tpi kmu ga dateng bahkan ngasih kabar aja ngga. Kmu pikir semua itu baik" aja. Kmu kmana?" Ucap prilly.

"Aku minta maaf bie. Aku punya alasan kuat tentang hilangnya aku selama lima hari ini." Jawab ali.

"Trus kmu kmana ?" Prilly terus bertanya.

"Kmu ga usah khawatir. Yg penting kan sekarang aku udh disini sma kmu. Kmu emang sahabat terbaik aku tpi ngga semua penderitaan aku kmu harus tau. Mungkin klo tentang kebahagiaan aku akan bagi itu ke kamu. Tpi klo soal penderitaan aku. Aku ga harus bagi itu ke kamu. Aku harap kmu ngerti. Karna suatu hari nanti kmu akan tau. Tpi ngga sekarang." Jawab ali menjelaskan sambil terus mengelus lembut rambut prilly.

Ali harap prilly mengerti. Ali tak ingin membuat sahabatnya sedih. Karna menurut ali, lebih baik melihat prilly marah dripada melihat prilly menangis. Melihat prilly menangis membuat hatinya seakan hancur.

Prilly terdiam, ia bingung knapa menderita. Apa yg terjadi pada ali. Pertanyaan itu kini memenuhi kepalanya. Namun prilly mencoba mengerti. Yg penting sekarang ali udh kembali.

Prilly menghapus air matanya. Dan langsung memeluk ali erat". Ali yg mengetahui apa yg dilakukan prilly langsung membalas pelukan prilly sambil sesekali tersenyum.

Inilah yg ali rindukan dri prilly. Sifat manjanya yg terkadang membuatnya gemas. Mereka memang sahabat, tpi ali harap hubungannya dgn prilly akan tetap baik" aja.

My Guardian Angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang