#3

8.9K 411 2
                                    

"Lo naksir Kak Leon kelas 3 SMA itu, Chel??!! Aduhh jangan deh. Gw sering denger berita negatif tentang dia" teman Rachel, Shella mengkhawatirkan temannya sejak gosip menyebar kalau Rachel meminta Leon menjadi pacarnya.

"Berita apa, Shel?" Tanya Rachel antusias

"Leon Wirajaya itu kaya banget. Makanya anak SMA di sini ga ada yang berani sama dia. Terus dia suka mainin perasaan cewe katanya" ucap Shella dengan serius

"Biarin aja. Aku yakin kok dia ga seburuk itu" Rachel yakin Leon orang yang baik.

---

"Kak Leon, boleh aku duduk disini?" Tanya Rachel sambil duduk disebelah Leon

"Cuman Rachel yang berani ambil tempat disebelah Leon" ucap Al sambil menggeleng-gelengkan kepala

"Anak kecil ga ada takutnya Al" Sahut Leon sambil menatap Rachel

"Nama aku Rachel Milla kak.. bukan anak kecil" ucap Rachel sambil tersenyum manis

"Rachel sayang, kamu ga ke kelas?" Tanya Jordan sambil mengelus dahi Rachel

"Iihhh apa sih sayang-sayangan. Yang boleh panggil aku begitu cuman Kak Leon!!" Protesku sambil memajukan bibirku

"Dih... mau tau ga tipe cewek kesukaan Leon?" Tanya Jordan sambil tersenyum licik

"Mau dongggg..." jawabku ingin tau

"Yang kayak Amanda" bisik Jordan sambil menarikku menjauhi Leon yang sedang berbicara dengan Amanda. Tatapan Kak Leon pada Amanda terlihat berbeda. Entah kenapa hatiku terasa sakit melihat kedekatan mereka berdua

"Kalo mau liat Leon, dateng aja kesini nanti malem jam 10" Leon memberikan sebuah kartu nama pada Rachel sambil mengedipkan sebelah matanya.

CLUB JAVA
Begitu yang tertulis dikartu yang diberikan Jordan.

---

Aku menyelinap keluar jam 9.30 malam. Aku sudah menelepon taksi dari jam 7 malam lalu pura-pura tidur. Papa dan Mama pasti sudah ada di kanar mereka. Aku menyelinap lewat dapur. Taksi yang ku pesan sudah menunggu di depan rumah.

"Club Java ya pak" pintaku disertai anggukan supir taksi yang terlihat sudah tua itu. Jantungku berdegub kencang. Belum pernah aku keluar dengan cara menyelinap seperti ini, malam-malam pula. Tapi rasa ingin tau ku mengalahkan ketakutanku, dan sekarang aku hanya bisa berharap aku cepat sampai di sana. 20 menit kemudian aku sampai di depan Hotel Java.

"Club Java pak, bukan Hotel Java" protesku sambil melihat hotel yang sengat mewah di depanku

"Iya dek, adek masuk aja. Clubnya ada didalem Hotel ini dek"

"Oh gituu.. makasih ya pak" aku memberikan uang dan bergegas turun dari taksi

"Hari-hati ya dek.. bahaya ke Club sendirian" Pesan Supir taksi yang baik hati ini, diikuti anggukanku sambil tersenyum manis.

Aku masuk kedalam lalu bertanya kepada resepsionis Hotel ini. Setelah di beri petunjuk jalan, aku sampai di Club Java. Suara hingar bingar mengganggu telingaku. Bau alkohol dan rokok menyengat hidungku. Di kartu tertulis VIP room 2. Aku bertanya pada bartender lalu menuju ke ruang VIP room 2. Aku sempat menabrak pria mabuk yang berusaha memelukku. Secepat kilat aku berlari karena ketakutan. Sampai didalam, aku mengetuk pintu. Amanda membuka pintu dan terlihat sangat terkejut melihatku. Aku melihat kedalam. Ada Al dan Leon disana, dan tentu saja Amanda.

"Gimana caranya lo tau kita disini? Lo ngikutin kita?" Tanya Al terlihat tidak suka

"What the hell!!!! Ini pasti Jordan !!! Pulang lo anak kecil!! Jordan Sialan!!" Umpat Leon setelah melihatku.

"Kak Leon ngapain ditempat begini? Tanyaku

"Ngelakuin hal-hal brengsek" Kak Leon mendekatiku dan menarikku ke atas pangkuannya. Wajahnya dekat sekali denganku. Aku dapat merasakan nafasnya di bibirku.

"Ma..mau ngapain Kak?" Tanyaku gugup karena wajahnya sangat dekat denganku

"Takut? Kalo takut lo masi bisa kabur" Kak Leon semakin mendekatkan tubuhnya ke tubuhku.

"Aku ga takut, Kak" kataku sambil menahan nafas. Dengan frustasi Kak Leon mendorong tubuhku, menarik Amanda dan mencium bibir Amanda. Amanda terlihat terkejut, tetapi kemudian membalas ciuman Kak Leon, mereka berciuman di depanku. Dadaku rasanya seperti teriris-iris. Perih melihat mereka berciuman di depanku. Kak Leon menarik pinggang Amanda sehingga tubuh mereka semakin merapat dan ciuman mereka semakin dalam.

"Berhenti Kak!!" Aku menarik Kak Leon dan menamparnya dengan sekuat tenaga. Seketika ruangan menjadi hening. Tanganku bergetar dan kulihat Kak Leon menatapku dengan dingin.

"Berhenti ngikutin gw. Gw sama sekali ga tertarik sama anak kecil yang ga bisa gw bawa ke ranjang" Kak Leon tersenyum miris dan meninggalkanku diruangan itu.

My Not So Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang