#15

6.6K 327 2
                                    

Untunglah hari ini Papa pulang malam dan Mama hanya sebentar ke kamarku. Aku menyembunyikan luka-lukaku dengan piyama berlengan panjang. Untuk wajahku, aku menutupinya dengan berpura-pura tidur dan menutupi wajahku dengan bantal kesayanganku. Handphoneku berbunyi, ada 1 message di aplikasi lineku. 1 message from Jordan B. Aku membuka pesan dari Kak Jo.

'Adik manis, bagaimana kalau kau bergabung bersama kami?' Aku melihat jam dinding di kamarku. Masih jam 19.30, belum terlalu malam dan besok hari sabtu, yang berarti sekolah libur.

'Kak Jo? Dimana Kak?'

'Kami akan menonton Resident Evil. Kau mau ikut?'

'Aku harus minta ijin dulu, Kak'

'Tapi sepertinya Shella sudah dalam perjalanan menjemputmu, adik manis hehehe...'

'What???' Aku mengintip dari jendela kamarku. Baru saja mobil Shella berhenti di depan rumahku. Memang jarak rumah kami hanya 10-15 menit dengan menggunakan mobil. Dengan cepat aku mengetuk kamar Mama dan berbicara dari luar kamar kalau aku akan menonton bersama Shella dan Shella sudah ada di depan rumah. Mama mengijinkanku, dan memang sudah beberapa kali aku pergi menonton dengan Shella pada hari Sabtu. Aku mengenakan sendal jepit yang ada di teras dan membuka pintu pagar lalu masuk ke mobil Shella.

"Shel!!! Gw belom siap-siap..." Aku memprotes Shella tapi kemudian sahabatku itu kaget melihat luka di wajahku.

"Ya ampun, Chel.. Bibir lo sampe luka gitu... Coba tadi gw ga ninggalin lo.." Kata Shella prihatin. Luka di pipi dan di kakiku sudah tidak terlalu sakit, tinggal luka di bibir dan perutku yang masih agak sakit.

"Bukan salah lo kok, Shel..."

"Okelah, kita berangkat. Siapa tau dengan lo liad Kak Leon, luka lo jadi lebih cepet sembuh" Shella mulai menjalankan mobilnya.

"Ada Kak Leon?? Tapi baju gw begini..." Dengan prihatin aku melihat sandal jepit, setelan piyama lengan panjang bergambar apel dan celana panjang dengan gambar serupa. Aku bahkan tidak membawa tas dan dompetku.

"Gpp, Chel.. gw juga cuman pake kaos sama jeans kok" Perkataan Shella sama sekali tidak membantu.

15 menit kemudian kami sampai di salah satu Mall terbesar di Jakarta Selatan. Shella mencari parkir di lantai atas yang bertepatan dengan lantai bioskop yang akan kami tuju. Setelah mendapat parkir, kami langsung menuju bioskop. Kami melihat sekeliling dan terlihat Kak Jo melambaikan tangannya pada kami. Nafasku sempat terhenti melihat Kak Leon dengan kaos putih ketatnya dan celana pendek bewarna hijau army. Hanya ada Kak Jo dan Kak Leon, tanpa Kak Amanda dan Kak Al, membuatku sedikit lega.

"Kau terlihat jauh lebih baik, adik manis" Kak Jo mengelus rambutku dan tersenyum manis padaku.

"Singkirkan tanganmu, Jo" Kak Leon menyingkirkan tangan Kak Jo dan menyentuh bibirku dengan jarinya. Aku bisa mencium aroma sabun yang kuat dari tubuhnya.

"Easy, man..." Kak Jo mengangkat kedua tangannya.

"15 menit lagi filmnya mulai. Kau mau beli minum, little girl?" Aku menggangguk dan Kak Leon menggandeng tanganku ke tempat pembelian snack dan minuman. Aku sempat melihat Shella mengedipkan matanya padaku.

"Selamat malam, dik.. mau pesan apa?" Wanita yang berprofesi sebagai kasir ini menanyakanku tetapi terus menatap Kak Leon dengan tatapan berbinar.

"Milo nya 1 ya..." Jawabku

"Reguler apa Large?" Tanyanya sambil tersenyum pada Kak Leon.

"Re..."

"Large" ucapanku terpotong oleh jawaban Kak Leon. Aku menatapnya dan Kak Leon tersenyum.

"Ada lagi pesanannya, Kak?" Kali ini ia bertanya dengan senyum manisnya pada Kak Leon.

"Cola Largenya 1 sama popcorn caramel largenya 1. Itu aja, jadi berapa?"

Setelah membayar, kami menghampiri Shella dan Kak Jo. Aku sudah menyeruput Milo largeku. Setelah pengumuman pintu studio kami telah dibuka, kami mulai antri memasuki studio. Keadaan studio sudah gelap dan tiba-tiba Kak Leon merangkul pundakku dan mendekatkan tubuhku pada tubuhnya.

"Hati-hati little girl" Aku merangkul pinggangnya dengan canggung. Aku melihat beberapa pasangan di depanku melakukan hal yang sama. Apa kami seperti pasangan-pasangan itu? Diam-diam aku tersenyum.

Aku dan Shella duduk ditengah dan Kak Leon duduk disebelahku. Ia meletakkan popcorn yang sejak tadi dipegangnya di antara kami. Kami sedang menonton iklan yang biasa di tayangkan sebelum film dimulai.

"Kalau kau terus minum, minumanmu akan habis sebelum film dimulai little girl" Kak Leon berbisik. Karena gugup sejak tadi aku menyeruput minumanku. Seakan tersadar, aku meletakkan minumanku dan Kak Leon tertawa. Saat film dimulai, kami mulai fokus menonton. Beberapa adegan seram membuatku menaikkan kaki ke kursi dan menutup mata dengan kedua tanganku. Kak Leon sibuk memakan popcorn dan menonton. Kulihat Kak Jo malah tertawa saat melihat aku dan Shella kaget dan ketakutan. Kak Jo memang ajaib.

---

Sesudah selesai menonton, Kak Jo meminta Shella mengantarnya pulang. Kak Jo mengedipkan matanya padaku. Aku tau Kak Jo sengaja memberiku kesempatan berdua dengan Kak Leon, dan Shella sangat mengerti sehingga memberikan lampu hijau pada rencana Kak Jo.

"Ayo pulang" Kak Leon menarik lembut tanganku dan kami menuju tempat parkir.

"Langsung pulang?" Tanyanya saat mobil baru saja meninggalkan area Mall

"Kalau aku bilang aku masih ingin bersamamu, Kak?" Tanyaku hati-hati.

"Mungkin aku akan membawamu ke hotel" Kak Leon menatapku lalu tertawa.

"Aku tidak keberatan, Kak" Jawabku berani.

"Tidak, little girl" Leon memang brengsek. Baginya hubungannya dengan wanita hanya sebatas di ranjang saja. Tapi tidak dengan gadis ini.

"Kenapa tidak Kak?" Kak Leon hanya diam, akupun tidak bertanya lagi sampai kami sampai di depan rumahku.

"Pulanglah, little girl.. ini sudah malam..." Kak Leon menyampirkan rambutku ke belakang telingaku. Aroma sabun itu kembali tercium. Aku mengendus aromanya lebih dalam

"Aku suka aromamu, Kak..."

Kak Leon mencium pipiku, lalu ia mencium leherku. "Aromamu jauh lebih memabukkan, little girl"  Aku menyentuh rambutnya, ia masih terus mencium leherku, membuatku merasakan sesuatu yang belum pernah kurasakan. Aku mengangkat wajahnya, dengan berani aku menempelkan bibirku pada bibirnya. Sensasi lembut dan basah kurasakan pada bibirku.

"Kau memancingku, little girl... dan bukan begitu caranya berciuman" Kak Leon menempelkan kembali bibirnya pada bibirku, perlahan melumat bibirku dengan sangat lembut, menjilat bagian bawah bibirku..

"Buka mulutmu, little girl" Aku membuka sedikit mulutku dan Kak Leon memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. Ia memainkan lidahnya dirongga mulutku sampai aku kehabisan nafas.

"Kau bisa membuatku gila, little girl" Kak Leon menjauhkan dirinya dan membenamkan kepalanya pada setir mobil didepannya. Setelah beberapa saat Kak Leon menatapku dan tersenyum.

"Aku akan menunggumu, little girl"

My Not So Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang