#26

6K 328 3
                                    

Halo... Soriii masih banyak banget penulisan yang salah... Enjoy !!

Happy reading

Jangan lupa Vomment ya... Thanks <3

---

"Apa kalian akan mendapat masalah, Kak?" Tanyaku pada Kak Leon. Aku memikirkan kata-kata yang baru saja diucapkan Kak Amanda dan Kak Al.

"Tenang aja. Di sebelahku ada Jordan Baldwin. Mungkin masalah yang takut dengannya" Kak Leon tersenyum lembut padaku. "Kau terluka lagi.. Aku pernah bilang kan kalau aku benci melihatmu terluka?" Kak Leon mengelus pipiku perlahan

"Tidak sakit, Kak.." Jawabku menenangkannya.. "Kau sudah tau kenapa aku pergi 7 tahun yang lalu, Kak? Karena itu kau tidak membenciku?" Tanyaku hati-hati. Kak Leon menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan menghadap ke arahku

"Saat gw tau, udah terlambat, Mill.. lo udah pergi. Dan sekeras apapun gw mencari, gw ga bisa ketemu sama lo. Lo tau perasaan gw?"

"Maaf, Kak..." Pintaku perlahan. Ia menggenggam tanganku dengan erat dan mencium telapak tanganku.

"Satu-satunya kesalahan lo adalah... Tanpa gw tau, lo udah masuk ke sini..." Kak Leon mendekatkan tanganku ke dadanya.. "Gw mencintai lo, Mill.. Betapa gw pengen banget ngomong ini saat lo menghilang 7 tahun lalu..." Aku terdiam sesaat, sama sekali tidak menyangka Kak Leon akan mengatakan ini. Tapi aku tersadar, aku melepaskan tanganku dari genggaman tangannya.

"Udah terlambat, Kak.." Aku membuka pintu mobil dan bergegas meninggalkan Kak Leon. Ia mengejar dan menarik tanganku.

"Semuanya belum terlambat, Mill..."

"Bagi aku, semuanya udah terlambat, Kak... Km kira aku bodoh? 7 tahun Kak.. Sudah berapa banyak wanita yang menemanimu selama 7 tahun, Kak? Dan aku juga tidak lebih baik darimu, Kak. Dulu, Kak Amanda memang memintaku membuatmu membenciku, tapi tidak semua perkataanku adalah kebohongan, Kak..."

"Apa maksudmu, Mill?" Sekarang Kak Leon memperkuat pegangan tangannya padaku. Aku menggigit bibir bawahku kuat-kuat

"Aku bukan wanita baik-baik seperti yang km kira, Kak.. Dan aku tidak bohong, Kak.." Aku berusaha melepaskan tanganku dari genggamannya, tapi ia sama sekali tidak bergeming

"Aku tidak peduli, Mill. Sekalipun kamu bukan wanita baik-baik, sekalipun kamu adalah simpanan om-om sialan manapun, Bahkan kalau uang yang kamu mau, aku akan memberikannya padamu. Lebih banyak dari om-om sialan itu"

"Aku tidak akan pernah mau, Kak ! Apa kau tidak sadar? Setiap melihat wajahmu, aku teringat Wirajaya yang membuat Papaku bangkrut ! Dan kaupikir aku akan memilihmu? Maaf, Kak.. tapi aku lebih memilih om-om yang kau bilang sialan itu ! Sekarang, bisa kau lepaskan tanganku?" Kak Leon terlihat sangat terkejut dengan ucapanku. Tatapan matanya penuh kesedihan, dan mungkin juga rasa bersalah. Maaf aku harus mengatakannya, Kak.. Aku harus mengatakan aku membencimu..

Sejak 7 tahun yang lalu, Papa dan Mamaku hidup dengan dendam pada Wirajaya dan Sanjaya, Kak.. Karena itu, aku tidak bisa bersamamu, Kak.. Andai saja kau bukan Wirajaya, Kak.. Andai saja aku tidak bertemu denganmu, tapi sebesar apapun penyesalanku, aku tetap mencintaimu, Leonade Wirajaya..

Saat genggaman tangannya melemah, aku melepaskan tanganku dan berbalik menjauh darinya. Aku mengusap airmata yang sudah terjatuh di pipiku.

---

Club Java, 21.00 WIB

"Ada apa, Le? Apa ada masalah?" Jordan menghampiri Leon yang baru saja menghabiskan 2 gelas Winenya.

"Apa ada masalah dengan Amanda dan Al, Jo?" Leon balik bertanya pada Jordan yang sedang melihatnya bingung. Jordan tau sahabatnya sedang frustasi.

"Ada masalah sedikit, Le, tapi aku sudah mengurusnya. Jangan khawatir, dan sepertinya aku harus mulai fokus pada Baldwin Production..Kau sendiri, Le? Kau juga sudah harus fokus pada Wirajaya kan?" Jordan mengambil botol wine di dekat Leon, agar Leon tidak minum terlalu banyak.

"Jangan sebut Wirajaya lagi, Jo. Dia membencinya.." Leon mengambil botol Wine dari tangan Jordan dan menuangkannya dalam gelas yang sudah kosong miliknya.

"Dia??" Tanya Jordan bingung

"Apa aku bisa mengganti namaku? Atau darahku? Darah yang bukan Wirajaya?"

"Jangan minum lagi, Le!!" Jordan memanggil pelayan dan memberikan botol Wine yang masih tersisa pada pelayan.

"Dia benci Wirajaya, Jo.. Wirajaya yang membuat Papanya bangkrut... Aku tidak bisa memilikinya, Jo.. Aku belum pernah merasa seperti ini sebelumnya.."

Jordan belum pernah melihat Leon seperti ini. 7 tahun yang lalu, Leon memang terpukul, tapi ia tidak menyerah mencari Rachel, ia malah terpacu untuk mencari uang tanpa nama Wirajaya, dan ia berhasil. Tetapi sekarang, Jordan sama sekali tidak melihat semangat juang lagi dalam diri Leon, entah apa yang terjadi..

"Ayo kita pulang, Le.."

My Not So Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang