#67

9.8K 362 62
                                    

Sejak tadi aku sudah menyelesaikan masakanku. Aku memasak beberapa jenis makanan yang mudah. Telur dadar, sup bakso dan ayam kecap. Aku duduk di meja makan sambil memikirkan banyak hal.

Selesai memasak tadi, aku menelepon Mama dan mengatakan aku akan menginap di rumah Shella selama beberapa hari. Aku tidak mungkin mengatakan aku baru saja menikah. Mereka akan sangat terkejut karena tidak diundang dipernikahan anak mereka sendiri bukan?

Aku menghela nafas dan melirik jam dinding yang ada di ruang tamu. Sudah jam 7 malam. Saat ini aku sedang duduk di meja makan sambil melihat hasil karyaku. Tiba-tiba aku mendengar deru mesin mobil. Aku segera berlari ke pintu depan dan melirik melalui jendela yang ada di sebelah pintu. Kulihat Kak Leon turun dari mobil, dan tanpa sadar aku tersenyum. Aku membuka pintu dan menunggu sampai ia mendekat, dan aku juga bisa melihat senyumnya.

"Menungguku?" Ia meraih wajahku dan mencium hidungku. Aku mengangguk, dan menarik tangannya ke meja makan.

"Kamu mau mandi atau makan dulu?" Tanyaku perlahan.

"Makan. Aku sudah tidak sabar mencoba masakan istriku." Ucapan Kak Leon membuat wajahku merasa panas. Aku mengangguk dan mengambilkan piring dan nasi untuk Kak Leon. Aku juga mengambilkan telur dan ayam kecap. Kak Leon mengambil piring ditanganku lalu langsung melahapnya.

"Coba juga supnya, Kak. Kamu suka?" Kak Leon tidak menjawab dan terus melanjutkan makannya.

"Kamu ga makan?"

"Udah, tadi."

"Besok Papa mengajak kita makan malam di rumahnya."

"Makan malam?" Aku terkejut, dan muncul kekhawatiran dalam benakku. Bukankah Papanya Kak Leon sama sekali tidak menyukaiku? Apakah ia sudah menerimaku sebagai menantunya? Pikiran-pikiran buruk memenuhi isi kepalaku.

"Jangan khawatir, Papaku tidak akan memakanmu." Kak Leon tersenyum, dan aku membalas senyumannya dengan helaan nafas berat.

"Terakhir kali aku bertemu dengannya sama sekali tidak berjalan dengan baik, Kak. Wajar kan kalau aku cemas?"

"Kecemasanmu itu tidak wajar, karena ada aku di sana. Kau tidak perlu cemas jika ada aku di sana."

"Aku tau.. tapi aku tidak ingin hubunganmu dengan Papamu bertambah buruk karena aku."

"Hubungan kami tidak seburuk itu. Aku anak satu-satunya. Papa akan mengalah padaku, sayang." Kak Leon sudah menyelesaikan makannya dan aku membawakan piring kotornya ke dapur. Aku berniat mencuci piring kotor itu ketika Kak Leon memelukku dari belakang.

"Kau istri yang baik."

"Aku belajar, Kak. Aku belum jadi istri yang baik."

"Aku mau kamu berhenti bekerja. Kamu bisa melakukan hal lain. Berbelanja, belajar masak, atau apa saja." Aku merasakan Kak Leon mencium puncak kepalaku.

"Kak..."

"Apa sebaiknya kita pergi berbulan madu?"

"Akan aku pikirkan setelah kita selesai makan malam dengan Papamu."

"Kau takut sekali ya?" Kak Leon tertawa, aku berbalik dan memperlihatkan wajah cemberutku. Aku mendorongnya menjauh dan meletakkan piring yang telah kucuci. Setelah itu aku kembali berbalik, melihatnya sedang memperhatikanku.

"Kak..."

"Hm?"

"Aku mencintaimu." Aku menatap Kak Leon lekat-lekat. Menunggu reaksinya. Aku masih ingat reaksi Kak Leon saat pertama kali aku mengatakan bahwa aku mencintainya. Waktu itu ia menyatukan kening kami, dan tersenyum. Senyum yang masih bisa aku ingat sampai sekarang. Tapi yang kulihat sekarang adalah Kak Leon yang terlihat terkejut dan kebingungan harus berbuat apa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Not So Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang