#22

6.6K 324 0
                                    

Aku melambaikan tanganku pada Kak Jo. Kami bertemu di restoran Hotel Ocean dan aku duduk di depan Kak Jo begitu sampai di depannya..

"Kau terlihat gembira, Chel.. Apa ada hal baik yang terjadi?" Tanya Kak Jo tersenyum

"Tidak ada hal baik yang terjadi dalam hidupku, Kak.. malah sebaliknya.. Ada apa, Kak?"

"Jangan bilang begitu, Chel.. setidaknya aku ingin membawa satu hal baik dalam hidupmu... Ayo ke Jakarta, Chel..." Aku terdiam.. Jakarta? Sudah tujuh tahun aku meninggalkan Jakarta. Aku pernah mengalami kenangan yang indah dan buruk di Jakarta, tempat kelahiranku, tempat aku tumbuh, tempat segudang impian keluargaku, tapi juga tempat keluargaku  kehilangan mimpi...

"Ayo, Chel.. Perusahaan Papaku sedang membutuhkan cukup banyak karyawan, dan aku yakin kau akan diterima tanpa campur tanganku sama sekali, Chel.. Gaji dan lingkungannya pasti jauh lebih baik dari di sini.." Kak Jo menggenggam tanganku, mencoba meyakinkanku. Aku menatapnya dengan ragu..

"Tapi Kak..."

"Kalau kau di terima, kau akan mendapatkan mes karyawan, Chel.. tidak buruk bukan? Kau tidak akan di ganggu orang-orang iseng seperti di sini..."

"Aku takut, Kak..."

"Apa yang kau takutkan?"

"Aku takut bermimpi, Kak..." Dulu aku punya banyak sekali impian, tapi semua mimpiku hancur. Aku membenci diriku yang lemah, tapi aku yang sekarang, mungkin tidak bisa menggapai mimpi sekecil apapun lagi.. Apakah aku harus berhenti berharap? Bolehkah aku berharap lagi?

"Baiklah, Kak.. akan kucoba..."

---

"Barang-barangmu hanya ini?" Tanya Kak Jo sambil memasukkan satu tas besarku ke dalam bagasi mobil fortuner miliknya.

"Kak Leon ikut?" Tanyaku padanya saat dia keluar dari mobil.

"Tentu saja.. aku juga harus pulang.. kami sudah selesai mengurus club di Bandung. Kami akan membuka cabang lain.. masuklah, Milla" Kak Leon membuka pintu depan untukku, tetapi aku menggeleng "Aku akan duduk di belakang. Biar Kak Jo yang duduk di depan" Tolakku sambil membuka pintu belakang mobil dan duduk manis disana. Aku tidak akan bisa tenang kalau berada di dekatnya.

"Kenapa kalian memilih membuka Club? Kenapa tidak yang lain? Tanyaku saat Kak Jo sudah duduk di depan.

"Yang lain seperti apa?" Tanya Kak Leon

"Hmmm... dessert lebih baik daripada bir...atau aquarium? Hmmm..."

"I'll open it for you..."

"Hahaha... bagiku lebih baik bir daripada eskrim .. dan lebih baik wanita cantik daripada ikan" Kak Jo tertawa kecil. Seingatku memang Kak Jo adalah seorang player..

"Kau tidak berubah, Kak.. kau masih playboy seperti dulu. Memang orang itu sulit berubah ya..." Aku berguman dengan suara yang kencang

"Hahaha... ada yang berubah, Chel.. Leon berubah.. aku tidak pernah lagi melihatnya dengan wanita manapun, sejak kau menghilang..." Kak Jo melirik Kak Leon yang sedang menyetir. Aku berdehem dengan canggung. Apa karena Kak Leon sudah memutuskan untuk bersama Kak Amanda? Kak Leon sama sekali tidak menggubris Kak Jo, ia tetap fokus menyetir..

"Kau juga berubah Milla.. Tinggimu bertambah pesat..." Kak Leon melihatku dari kaca depan

"Aku banyak minum susu, Kak.." Tinggiku sekarang 165cm. Tidak terlalu tinggi, tetapi tidak pendek.. Mama sempat mengira aku akan pendek sampai dewasa. Ia lega sekali melihat tinggi badanku sekarang. "Kak Jo sudah punya pacar?" Tanyaku mengalihkan perhatianku pada Kak Leon.

"Pacarku banyak, Chel... Tapi kemarin aku baru saja putus.."

"Yang benar saja, Kak !! Kau harus merubah kebiasaan burukmu !"

"Seperti Leon? Itu tidak cocok untukku, Chel..."

"Kak Leon masih dengan ... Kak Amanda?" Tanyaku hati-hati. Pertanyaan yang sejak pertama kali bertemu dengan Kak Leon ingin sekali kutanyakan.. Jujur saja aku masih takut. Aku takut dengan Kak Amanda, takut ia akan menghancurkan keluargaku lagi.. Aku sudah menepati janjiku dengan mambuat Kak Leon membenciku, tetapi kenapa aku merasa Kak Leon sama sekali tidak membenciku? Apakah 7 tahun membuat rasa benci Kak Leon menghilang?

"Sejak kapan aku dengan Amanda?" Tanya Kak Leon tenang

"Sejak 7 tahun yang lalu.. bahkan sebelum kita bertemu kan, Kak?" Tanyaku lagi

"Kami memang berteman lama, tapi sebatas itu.. Aku tidak pernah punya perasaan lebih dengannya" Jelas Kak Leon "Bukan Amanda yang ku sukai..." Tambah Kak Leon sambil terus menyetir.

"Kau tidak ingin tau siapa yang Leon sukai, Chel?" Tanya Kak Jo sambil melirik ke belakang.

"Tidak, Kak.. Itu bukan urusanku. Aku tidak peduli.. Aku akan tidur sebentar, Kak..." Aku bersandar dan memejamkan mataku.. Aku tidak perlu tau, aku harus melupakan Kak Leon..

---

Aku terbangun, hari sudah semakin siang. Aku melihat ke jendela. Kami sudah tiba di Jakarta. Kota kelahiranku, kota tempat aku tumbuh besar... Aku melihat banyak gedung-gedung tinggi yang sudah lama tidak ku lihat

"Itu mall baru Kak?" Tanyaku sambil terus melihat ke luar jendela

"Sepertinya.. Aku juga baru melihatnya" Jawab Kak Leon. Aku melihatnya sekilas, ternyata Kak Jo sudah tertidur di kursinya.

"Kau tidak di Jakarta Kak?" Tanyaku sedikit penasaran

"Kupikir kau tidak peduli?" Jawab Kak Leon sambil melihat ke arahku..

"..."

"Aku di New York selama 6tahun..."

"Kuliah disana?" Tanyaku

"Tidak. Aku bekerja, Mill..."

"Kau bekerja, Kak? Seorang Wirajaya bekerja?" Tanyaku tidak percaya..

"Aku memulai usahaku dengan Jo berdua si New York, tanpa nama Wirajaya.."

"Tapi nama Wirajaya akan tetap melekat padamu, Kak.." Dan nama Wirajaya sudah ikut andil menghancurkan Papaku... Aku bukannya membencimu, Kak.. Aku tidak akan bisa membencimu.. Tapi aku tidak akan bisa melupakan semuanya, Kak... Karena Papamu dan Papa Amanda sudah membuat malam-malamku penuh dengan mimpi buruk..

My Not So Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang