#34

5.5K 299 6
                                    

WARNING !!

18+

Happy Reading

Setelah membuka kamar untuk Kak Jo, kami membiarkan Kak Jo beristirahat di kamar yang entah bagaimana Kak Leon bisa mengakses kamar itu tanpa membuat reservasi. Aku lelah sekali memapahnya, untung saja dia tertidur dan sama sekali tidak membuat kekacauan. Sudah jam 01.00 pagi, dan kami seharusnya akan kembali ke Jakarta dengan pesawat jam 8 pagi, tapi sepertinya mustahil Kak Jo sudah bangun sepagi itu mengingat berapa banyak alkohol yang ia minum.

"Kau ingin kembali ke Villa? Atau kau mau beristirahat di sini?" Tanya Kak Leon

"Aku... ingin bersamamu, Kak..." Jawaban yang membuat Kak Leon terlihat sedikit terkejut dan kemudian ia tersenyum.

"Kau tau? Sedikit demi sedikit aku bisa melihatmu yg dulu" Kak Leon merangkul pinggangku dan menuntunku masuk ke kamar di sebelah Kak Jo

"Memangnya seperti apa aku dulu, Kak?" Tanyaku sambil tersenyum

"Kau berani dan tidak tau malu. Hahaha aku masih ingat waktu kau bilang kau bukan anak kecil karena kau sudah mendapatkan haid pertamamu, dan ketika aku menakut-nakutimu kau malah menantangku.. Aku sampai tidak tau apa lagi yang harus ku lakukan padamu, little girl.." Kak Leon mencubit hidungku, aku meringis dan mengambil tangannya dari hidungku

"Waktu itu aku serius, Kak.. Kau ingat kak? Kau bilang kau akan mempertimbangkanku saat aku berumur 17 tahun.. Aku bahkan berniat mencarimu saat aku berumur 17..." Aku mulai menceritakan tentang diriku padanya, rasanya pintu hatiku masih bisa terbuka, hanya untuknya.. Ia mengusap pipiku perlahan

"Jadi, Apakah waktu itu kau mencariku?" Tanya Kak Leon

"Tidak, Kak.. Karena aku pengecut. Aku takut mendengar kabar tentangmu dan Kak Amanda"

"Tidak masalah, little girl.. Karena aku terus mencarimu.. Dan aku menunggumu, seperti yang dulu aku ucapkan padamu.."

"Jadi apa jawabanmu, Kak? Setelah mempertimbangkanku selama 7 tahun?"

"Sebenarnya aku sudah tau jawabannya sejak 7 tahun yang lalu, tapi waktu itu kau masih 13 tahun dan aku tidak ingin merusakmu. Aku mencintaimu, Mill sejak 7 tahun yang lalu, bahkan sampai sekarang dan nanti... Sekarang aku akan bertanya padamu, apa perasaanmu masih sama seperti 7 tahun yang lalu?" Kak Leon menatapku lurus, menyatukan kedua kening kami, menunggu jawabanku..

"Aku lebih dulu dan lebih lama mencintaimu di banding kau, Kak..." Aku menempelkan bibirku pada bibirnya dengan perlahan, dan tanpa menunggu lama Kak Leon membalas ciumanku. Aku melingkarkan tanganku pada lehernya, dan Kak Leon menarikku mendekat, satu tangannya memeluk pinggangku dan tangan yang lain menarik tengkukku dan menciumku lebih dalam. Aku membuka mulutku, dan ia memasukkan lidahnya ke dalam rongga mulutku. Ia terus memperdalam ciumannya sampai ku rasakan tubuhku sudah menempel pada tubuhnya, dan aku bisa merasakan sesuatu yang mengeras di bawah sana.

"Apa sekarang aku boleh menagih ucapanmu dulu?" Tanya Kak Leon frustasi

"Sekarang kau tidak takut merusakku, Kak?" Tanyaku sambil terkekeh geli..

"You're not so little anymore.." Katanya sambil mengecup leherku berkali-kali, membuatku menahan napas dan mengerang perlahan, dan saat ia menggigit kupingku, kaki ku terasa lemas..

"Lakukanlah, Kak.. Bawa aku ke ranjangmu.." Tanpa menunggu lama Kak Leon menggendongku dan menurunkanku di ranjang yang sangat besar. Ia setengah menindihku dan melanjutkan permainannya di kuping dan leherku..

"Kak..." Ucapku frustasi..

"Katakan namaku, sayang..." Kak Leon membuka kaus dari atas kepalaku dan ia mulai mencium perutku berkali-kali.

"Geli, Kak.." Protesku

"Tapi kau menyukainya?" Ia mulai membuka bra ku dan aku melepaskan kancing kemejanya satu persatu sampai tubuh sempurnanya terpampang di depanku. Ia mencium payudaraku perlahan dan tangannya meremas lembut payudara kiriku.

"Le..." Ucapku tertahan sambil terus menikmati tiap sentuhannya di tubuhku..

"Katakan lagi.. Aku suka mendengarmu memanggil namaku.." Kak Leon mengelus pahaku, membuat pikiranku semakin kosong.. Ia melepaskan celana dalamku perlahan dan ia mengecup pahaku berkali-kali..

"Le..." Kak Leon melepaskan celananya, dan kami berdua sudah tidak mengenakan apapun. Ia memelukku dan aku bisa merasakan hangat tubuhnya yang menempel erat di tubuhku. Ia mulai menciumku perlahan, membuatku terlena saat aku merasa sedikit perih di pangkal pahaku. Aku menyerngit, dan Kak Leon mencium keningku, dan kali ini rasa perihnya lebih terasa.

"Sakit? Kau ingin aku berhenti?" Tanya Kak Leon lembut. Aku menggeleng, dan ia kembali berusaha menembus penghalang di vaginaku sampai akhirnya dengan sekali hentakan ia berhasil menembusnya. Untuk sesaat Kak Leon tidak bergerak, ia terus mencium wajahku sampai nafasku mulai teratur dan ia mulai bergerak, membuat rasa sakit yang baru saja kurasakan mulai sedikit berkurang, berganti menjadi kenikmatan aneh yang baru kali ini kurasakan. Dan saat ia bergerak semakin cepat, aku meneriakkan namanya dan mendapatkan orgasme pertamaku saat kurasakan cairan hangat yang memenuhi bagian bawahku..

My Not So Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang