#13

6.7K 308 2
                                    

Hari ini aku pergi ke sekolah dengan gembira. Aku bahkan bangun pagi sekali dan cepat-cepat sarapan.

"Pagi sekali kau bangun, sayang" Papa sudah duduk di meja makan dan menikmati nasi goreng buatan Mama sambil membaca koran.

"Mau nyontek PR hehehehe" Jawabku asal, meskipun hal itu memang benar. Semalam aku tidak sempat mengerjakan PR ku.

"Rachel, menyontek itu tidak baik.. Apa papa perlu mencarikan guru les untukmu?" Tanya Papa terlihat khawatir. Aku memang bukan murid yang paling pintar di kelas, tapi aku juga bukan murid paling bodoh di kelas.

"Tidak perlu, Pa.. Aku akan belajar dari temanku.." Aku bergidik membayangkan beberapa jam yang akan ku habiskan dengan belajar sendirian jika Papa mencarikanku seorang guru les. Aku lebih suka belajar bersama dengan teman-temanku. Lebih menyenangkan dan tidak semembosankan jika belajar sendirian.

"Baiklah, tapi katakan pada Papa kalau kau membutuhkan guru les.." Papa membetulkan letak kacamatanya dan kembali membaca korannya.

"Siap bos.. aku berangkat dulu ya, Pa..." Aku keluar rumah dan mencari Pak Joko, supir keluarga yang akan mengantarku sekolah. Papa punya 2 mobil. 1 untuknya ke kantor dan 1 untukku dan Mama. Pak Joko biasanya hanya mengantarku dan Mama. Papa biasa mengendarai mobilnya sendiri. Mobil kami tidak mewah, Papa menggunakan CRV, sedangkan aku dan mama menggunakan Jazz. Papa membangun bisnisnya dari nol. Ia pernah ditipu, pernah juga mengalami krisis keuangan. Sekarang keadaan kami sudah stabil dan perlahan bisnis Papa mulai maju. Kami hidup berkecukupan, meskipun tidak terlalu mewah dan yang terpenting, aku cukup bahagia dengan hidupku yang sekarang.

Aku sampai di sekolah jam 06.30, masih ada waktu 30 menit. Aku berlari menuju perpustakaan, biasanya aku menyontek PR di sana. Aku sudah janjian dengan Shella. Perpustakaan masih sepi, dan aku langsung bisa mengenali Shella yang sedang duduk di meja tempar kami biasanya belajar bersama.

"Shel!!!" Suaraku terlalu keras sampai penjaga perpustakaan melotot padaku. Aku menutup mulutku dan duduk di samping Shella. Aku mulai membuka bukunya dan menyalin semua yang ada di buku Shella.

"Tindakan kalian sangat tidak terpuji..ckckck" Sebuah suara memecah konsentrasiku yang sedang menulis dengan kecepatan penuh. Dan aku mengangkat kepalaku sejenak untuk mengetahui si pemilik suara.

"Kak Jo!!!" Kali ini Shella yang berteriak. Sepertinya Shella sedikit menyukai Kak Jo. Ia terlihat antusias dan gembira. Aku kembali berkonsentrasi pada buku di depanku tanpa mempedulikan Kak Jo, toh sudah ada Shella yang menyambut kedatangannya.

"Hai, Shel.. Jahat sekali kau adik manis, kau mengacuhkanku" Setelah menyapa Shella, Kak Jo duduk disebelahku, kembali memecah konsentrasiku sehingga aku harus mencocokkan sampai di mana tadi aku menyalin.

"Aku sedang konsen Kak..." Jawabku sambil terus menyalin dari buku Shella.

"Apa yang sedang kau salin? Oh... aku tidak percaya ini.. ternyata kau anak nakal, Chel" Kak Jo bicara dengan nada prihatin yang di buat-buat. Aku mendengus dan mengalihkan perhatian dari buku yang Shella pinjamkan padaku.

"Kak Jo!! Kau bicara seakan aku melakukan kenakalan besar. Dan sedang apa kau disini, Kak? Sepertinya tempat ini kurang cocok denganmu" Aku menatap Kak Jo dengan tatapan menyelidik lalu kembali berkutat dengan kegiatan mencontek ini.

"Ini tempat umum Chel.. Kau tau perpustakaan untuk anak SMP dan SMA itu sama? Dan aku ini murid yang rajin dan tidak pernah menyontek.." Ada nada sindiran dalam kata-kata Kak Jo yang membuatku melengos.

"Oke, aku akan pergi.. sampai bertemu lagi anak manis" Kak Jo meninggalkan kami dan aku kembali sibuk dengan aktivitas yang tadi sempat terganggu.

----

My Not So Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang