#20

6.8K 345 1
                                    

"Kau lama sekali, Le.. Aku hampir tidak bisa menahannya.."

"..."

"Jangan terpesona seperti itu, Le.."

"Kita tidak mengejarnya, Jo"

"Tidak perlu, Le.. dia melamar pekerjaan di sini.."

"Melamar pekerjaan? Di club kita?"

"Iya, Le.. mungkin ini yang di namakan 'jodoh pasti bertemu' dan sepertinya aku lebih berjodoh dengannya, Le" Jordan mendapat tatapan tajam dari Leon, membuat Jordan tertawa kecil..

"Dia berubah Jo..."

"Tapi ia tetap tidak pandai berbohong, Le.. hanya orang bodoh sepertimu yang tertipu dengannya 7 tahun lalu. Dan sebodoh-bodohnya kau, kau tidak akan tertipu lagi bukan?"

---

Aku mendapat telpon kemarin kalau aku di terima bekerja di Hotel Ocean, tapi bukan sebagai kasir Bar.. Aku akan menjadi waiters Bar. Walaupun ini bukan pekerjaan yang aku mau, tapi aku tetap menerimanya. Aku akan mencari pekerjaan yang lain sambil bekerja di sana. Aku sudah sampai di Hotel Ocean pada jam 17.00. Aku mengambil seragamku dan bersiap-siap. Kami sudah ditraining selama 3 hari kemarin.

"Hai, siapa namamu? Namaku Ririn..." seorang gadis yang kelihatan sangat ramah menyapaku. Akupun tersenyum dan memperkenalkan diriku

"Rachel..."

"Hari ini pembukaan Club, jadi pasti hari ini ramai sekali. Kabarnya pemilik Club juga akan datang hari ini" Aku mengangguk-angguk mendengar informasi dari Ririn. Club ini sangat luas. Terdapat lantai dance di tengah ruangan, dengan meja bar di sekelilingnya. Terdapat juga 18 ruang VIP dan 5 ruang VVIP. Kapasitas ruang VIP adalah 8 orang dan ruang VVIP 15 orang. Total Bartender yang di pekerjakan ada 8 orang yang bertugas di sekeliling lantai dance. Jumlah waiters mencapai 30 orang dan kasir ada 2 orang. Wanita-wanita yang bertugas melayani tamupun banyak. Sepertinya ada 30-50 orang. Yang aku sukai di sini adalah waiters akan di lindungi oleh manager Bar. Kalau ada tamu yang macam-macam, manager akan turun tangan melindungi para waiters, kecuali memang waitersnya tidak keberatan.

"Ririn, kau antar minuman ini ke ruang VIP 3" Seorang bartender memberikan bbrp botol bir pada Ririn. Dengan sigap Ririn meletakkan botol-botol itu di nampan dan menjalankan tugasnya

"Rachel, tolong ke ruang VVIP 1" Akupun dengan sigap menuju ruang VVIP 1. Biasanya mereka akan memesan minuman dan aku akan mencatatnya. Setelah mengetuk pintu, aku langsung masuk ke dalam ruangan. Aku melihat Ibu Hera dan ... sesaat aku membeku.. Ada Kak Jo dan Kak Leon di sana, sedang berbicara dengan Ibu Hera

"Ada yang bisa saya bantu, Pak?" Aku berusaha bersikap profesional. Anggaplah aku tidak mengenal mereka. Dan memang seperti itu seharusnya

"Jangan memanggilku begitu, adik manis..." Sahut Kak Jo

"Pak Jordan mengenal Rachel?" Tanya Ibu Hera kebingungan

"Tentu saja...." Aku memotong ucapan Kak Jo "Pesanannya, Pak?"

"Kau punya Milo, little girl?" Aku memalingkan wajahku pada Kak Leon

"Maaf, Pak... Disini club, bukan restoran. Silahkan Bapak ke Restoran yang ada di lantai 1 jika Bapak ingin memesan Milo" Jawabku ketus

"Rachel !!! Sopanlah pada mereka !! Mereka ini pemilik Club !!" Oh, kesialan apa lagi ini? Bagaimana bisa aku bekerja di tempat mereka??? Ibu Hera menatapku seakan ia akan memakanku hidup-hidup

"Maaf, Bu..."

"Bu Hera, boleh aku minta dia menemani kami di sini? Ibu bisa mencari waiters lain yang akan mengantarkan pesanan kami.."

"Aku bukan wanita yang bertugas menemani tamu !! Kau bisa memilih perempuan lain, Pak !!!"

"Rachel, aku menyuruhmu untuk menemani mereka!!! Saya permisi Pak.." Ibu Hera meninggalkan ruangan, entah untuk apa. Aku menatap Kak Jo dengan tatapan tidak suka.

"Jangan menatapku seperti itu, adik manis..." ada Meja Bulat besar dan 2 Meja kecil di ruangan ini. Kak Jo dan Kak Leon duduk di meja kecil untuk 3 orang. Akupun duduk di antara mereka.

"Kak Jo, tarifku mahal..." Aku memperingatkan Kak Jo...

"Ayolah, kita hanya akan ngobrol-ngobrol biasa..."

"Berapa tarifmu, little girl?" Dengan malas aku menatap tajam Kak Leon

"Dengar... jangan memanggilku dengan sebutan itu lagi.. dan kedua kau tidak akan mau membayar tarifku"

"Oh right, you're not so little anymore... Sekarang kau sudah bisa ku ajak ke ranjangku. And you know what? Try me.." Aku menghela nafas, rasanya lelah memainkan peran ini.. aku melihat kunci mobil yang ada di atas meja.

"Mobilmu... mobilmu untuk aku menemanimu malam ini. Hanya menemanimu, tidak yang lain...." Sejenak ia terdiam, lalu ia tersenyum. Ia memainkan kunci mobilnya

"Deal.. dan Jo, kau harus mengantarkanku pulang malam ini" Ia menyerahkan kunci mobilnya di tanganku. Aku tidak bisa berkata-kata. Semudah itu ia menyerahkan mobilnya hanya untuk duduk bersebelahan seperti ini? Ia pasti tidak waras.

"Sekarang temani aku.." Ia menyentuh pipiku dengan jari-jarinya. Aku sempat terbuai, kemudian aku menepis tangannya

"Perjanjiannya hanya menemani, tidak lebih..."

"Baiklah... ceritakan tentang dirimu..."

"Tidak ada yang menarik.." Jawabku singkat

"Biar aku yang menilainya" Otakku mulai berputar. Aku tidak mungkin bilang yang sebenarnya. Karena aku membuat Kak Leon membenciku dan aku meninggalkannya, hutang Papa pada Sanjaya Group lunas, kami tidak punya hutang lagi, tapi biar bagaimanapun Papa sulit untuk bangkit lagi dari keterpurukannya. Kami menjual sisa-sisa harta kami dan pindah ke Bandung. Kami membeli sebuah rumah kecil, motor dan sisa uangnya untuk aku bersekolah dan membuka usaha kecil-kecilan. Mama membuka warung makan kecil dan Papa bekerja sabagai Sales Mobil. Kehidupan kami mulai membaik dan aku berhasil lulus SMA. Aku ingin cepat bisa membantu Papa dan Mama, karena itulah aku memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliahku. Aku bekerja sebagai kasir selama 1 tahun lebih di salah satu restoran fast food di Bandung.

Tapi bekerja di Restoran itu tidak bertahan lama. Manager di sana selalu menggangguku, padahal ia sudah mempunyai istri. Walaupun aku sering menghindarinya, tapi istrinya mendatangiku dan memukulku. Sejak itu semua teman kerjaku mencibir dan terkadang sengaja melukaiku. Aku sampai mempunyai bekas terkena minyak panas di pundakku.

"Setalah lulus SMA, aku mencari om-om kaya yang mau memberiku uang. Dan kupikir kalau bekerja di sini aku bisa lebih mudah mencari om-om kaya lainnya.."

"Dan kau menemukannya?"

"Bukan urusanmu.. Kukembalikan mobilmu, aku akan kembali bekerja. Selamat malam Pak..."

"Kau tidak mengambil mobilnya?" Tanya Kak Leon

"Tidak, karena itu milikmu, Wirajaya. Betapa aku sangat membenci nama belakangmu, Kak.."

My Not So Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang