#23

6.2K 322 1
                                    

"Thanks, Jo.. Kalau bukan karenamu, dia tidak akan mau ke Jakarta. Dia membenciku, Jo..." Leon menghempaskan tubuhnya ke ranjang dan membentangkan tangannya.. Ia merasa lelah.. Mental dan juga fisik.. Jordan membuka kulkas yang ada di kamar itu dan mengambil sebuah kaleng bir.

"Ya.. Mungkin dia membencimu, tapi ia juga tidak bisa membencimu.." Jordan membuka kaleng birnya dan mulai meneguknya seperti orang yang kehausan. Mereka baru saja sampai di Apartment milik Baldwin. Lantai 8 Apartment ini memang semuanya milik Baldwin, yang bisa di pakai untuk artis atau karyawan yang berkepentingan.

Rachel ada di unit 805, sedangkan Jordan dan Leon di unit 806. Besok, mereka akan membawa Rachel untuk interview dengan HRD yang Jordan kenal.

"Tenang saja, Le.. HRD akan memberinya pekerjaan. Aku sudah mengatur semuanya. Dan kau akan punya banyak waktu untuk mengejarnya"

"Aku ingin memperbaiki semuanya, Jo.. Tapi mungkin 7 tahun terlalu terlambat..."

"Perlahan, Le.. "

---

"Kita kemana, Kak?" Tanyaku saat memasuki mobil

"Sarapan, adik manis.. Dan ada kejutan untukmu.." Kak Jo tersenyum manis dan menyalakan mesin mobil. Kali ini Kak Jo lah yang menyetir, dan Kak Leon duduk manis di sebelahnya. Tidak jauh dari Apartment, kami sampai di sebuah Cafe 24 jam. Kak Jo memarkirkan mobilnya dan kami masuk ke dalam.

Aku melihat seseorang melambaikan tangannya ke arah kami. Aku memicingkan mataku, merasa seperti mengenalnya.. "Shella????" Aku berlari dan kami bergenggaman tangan sambil melompat-lompat

"Chelll!!! Lo kemana ajaaa !!!"

"Duduk dulu.. Kalian membuatku dan Leon malu.." Kak Jo melihat sekeliling kami yang memperhatikan kami dengan tatapan aneh

Aku menatap Kak Leon, tapi ia sama sekali tidak terlihat malu ataupun risih, ia mengelus puncak kepalaku "Kau senang?" Tanyanya tanpa melepaskan tangannya dari kepalaku.

"Ehem.." Shella berdehem dan aku menepis tangan Kak Leon dengan canggung. Aku duduk di depan Shella dan Kak Leon duduk disebelahku, sedangkan Kak Jo mengambil tempat di sebelah Shella.

"Bagaimana kabarmu, Chel?" Tanya Shella

"Baik.. Kamu?" Tanyaku lagi

"Bused formal banget ya kita... Gw baik-baik ajaa.. Lo kuliah di mana sekarang?"

"Hmmm.. gw ga kuliah.. Lo kuliah di mana? Jurusan apa?" Aku tersenyum.. Membayangkan jika aku kuliah, jurusan apa yang akan ku ambil?

"Gw ambil arsitek, Chel.. gila stres banget.. nyesel gw kuliah.. mendingan gw langsung merit aja..." Aku tertawa, Shella masih seperti yang dulu..

"Emank ada yang mau sama lo?" Kami menoleh pada Kak Leon. Tidak biasanya ia ikut bicara seperti sekarang.

"Jiahh.. Banyak kalii.. Chel, nomor HP lo berapa? Lo save nomor gw ya.." Shella mengeluarkan HPnya. Aku memutar otak, HPku sudah kuberikan pada Mama. Aku belum sempat membeli HP baru

"Gw catet nomor lo dulu ya.. HP gw kemarin gw kasi nyokap.."

"Yaudah nanti hubungin gw ya.. Kak Jo sama Kak Leon punya nomor gw kok.." Aku mengangguk.

"Gw sama Jo pesen makan dulu. Kalian mau makan apa?" Tanya Kak Leon

"Apa aja, Kak.." Jawab kami berbarengan. Setelah Kak Jo dan Kak Leon pergi, Shella mulai membisikkan sesuatu padaku

"Pas lo menghilang, Kak Leon setiap hari telp gw nanyain lo.." Bisik Shella

"Kenapa, Shel?" Tanyaku penasaran

"Kak Leon udah kepincut sama lo kayaknya.. Hahaha.. Lagian lo jahat amad ga ngabarin gw.. Eh, itu bukannya Kak Al?" Shella melambaikan tangannya

"Lo...??" Kak Al menatapku dan Shella bergantian. Kak Al tidak banyak berubah. Hanya saja cara berpakaiannya jadi sedikit berubah. Ia terlihat lebih dewasa.

"Belom lupa kan sama kita?" Tanya Shella

"Mana mungkin gw lupa sama temen lo.." Kak Al menatapku sinis

"Siapa, Al?" Aku bangkit berdiri setelah melihat Kak Amanda menghampiri Kak Al.. Dan rasanya seperti mimpi buruk saat melihat Vanessa juga ada di sebelah Kak Amanda.

"Elo? Anak SMP sialan itu?!!" Vanessa menunjukku dengan mata melotot. Sedangkan aku dan Kak Amanda terdiam...

My Not So Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang