#25

5.9K 325 4
                                    

"Kak Jo, ada masalah?" Tanya Shella setelah mereka cukup lama keluar dari mobil. Jo terlihat sibuk dengan HPnya, sedangkan Shella masih mengikutinya dengan cemas

"Lo di mana?" Jordan berbicara dengan seseorang di telpon. Shella fokus mendengarkan Jordan berbicara entah dengan siapa

"Tunggu gw di sana" Jordan menarik tangan Shella dan langsung memanggil taksi.

"Rumah Sakit Trimitra, Pak..." Sebut Jordan pada supir taksi begitu mereka duduk di dalam taksi. Shella hanya terdiam dan tetap menemani Jordan. Ia tidak mau mengganggu Jordan. Sepertinya pria itu sedang sibuk dengan pikirannya sendiri. Sampai di RS Trimitra, Jordan dan Shella langsung menuju kamar 305. Shella melihat Al dan Amanda di sana.

"Apa maksud lo, Al? Lo mau perang?" Jordan berbicara dengan Al dengan nada dingin..

"Perang? Apa maksud lo, Jo?" Dengan malas Al meladeni ucapan Jordan

"Jangan lo pikir gw gatau headline news apa yang mau lo tulis di koran lo besok, Al.."

"Lo tau, Jo? Ternyata koneksi lo banyak juga ya..." Sindir Amanda

"Lo lupa gw siapa, Amanda???" Jordan menahan amarahnya

"Besok cuman permulaan, Jo... Gw ga main-main waktu gw bilang akan ngancurin kalian..." Dengan nada sinis Amanda berbicara dengan Jordan

"Lo ga akan menang, Amanda.. Gw bisa nuntut lo balik !! Kalau gini cara lo maen sekarang, oke fine... Siap-siap ketemu di pengadilan !" Jordan mengajak Shella keluar dari kamar itu..

"Kak, Mereka mau apa?" Tanya Shella ketika mereka sudah sampai di lobby utama.

"Papanya Al itu pemilik salah satu surat kabar di  Jakarta. Dia mau bikin berita kalo kita udah mukul dia. Reputasi gw sama Leon bisa ancur, Shel.. Belom lagi pengaruhnya buat bisnis kita.." Jelas Jordan sambil tetap sibuk dengan HPnya.

"Jadi gimana, Kak??" Tanya Shella cemas

"Tadinya kalo tu berita beneran terbit, gw mo tuntut balik. Tapi bokap gw barusan bilang ga perlu. Berita itu ga bakal terbit" Jordan tersenyum dan sepertinya ia sudah kembali menjadi dirinya.

"Bagus lah Kak kalo gitu... Kalian jadi berantem gini sama Kak Al? Padahal dulu kan kalian nempel banget kayak perangko.." Guman Shella

"Sekarang Al is blind, Shel.."

"Kak Al suka sama Kak Amanda? Tapi Kak Amanda sukanya sama Kak Leon?" Tanya Shella lagi

"Kalo Amanda itu, hmmm... i think its not love.. Yaudah gw anter pulang naik taksi gpp ya?" Jordanpun mengantar pulang Shella dengan taksi, kemudian ia pergi ke kantor Papanya. Sampai di kantor Papanya, ia langsung naik ke lantai 7, Ruang Kerja Papanya dan langsung masuk ke dalam ruangan.

"Kau tau berapa uang yang Papa keluarkan untuk menutup skandalmu, Jo?" Papa Jo menaikkan nadanya setelah melihat anak laki-laki satu-satunya itu.

"Sorry, Pa.. How much?" Tanya Jordan

"Its okay.. But, are you all right? Dont give me problem anymore, ok?" Tatapan Papa Jordanpun melembut, biar bagaimanapun, ia sangat menyayangi anak-anaknya. Walau sangat sibuk, tapi ia selalu meluangkan waktu untuk keluarganya.

"Aku akan berhati-hati, Pa.. Thanks anyway.."

"Kapan kau akan mulai belajar menjalankan perusahaan ini, Jo? Apa belum cukup kau bermain dengan usahamu?"  Papanya memang tidak pernah menghalangi Jordan untuk melakukan apapun, saat Jordan memutuskan untuk membuka Club, Papanya dengan mudah menyetujuinya. Bahkan memberikan modal dan dukungan penuh pada Jordan. Saat Jordan membuka usaha restoran dengan temannya, Papanya juga tidak pernah melarang. Walaupun Jo tau, bahwa suatu saat Papanya akan menagih janji padanya. Janji bahwa Jordan akan belajar menjalankan Baldwin Production dan akan mengambil alih Baldwin Production suatu saat nanti...

"Soon, Pa..."

My Not So Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang