#30

6.2K 306 2
                                    

Soriii... Part ini kayaknya agak membosankan...

Happy Reading...

"Halo, Shel? Ini aku Rachel.. Ini nomorku.. Iya, aku mendapatkannya dari kantor.. Iya, aku bekerja di Baldwin.. Jumat aku tidak bisa, ada syuting di Bali.. Kak Leon dan Kak Jo juga akan ikut.. Kau mau ikut? Tentu saja bolehhh... Aku senang sekali.." Aku menutup telponku setelah selesai bicara dengan Shella. Aku baru saja menghubunginya karena sekarang aku sudah mendapatkan HP dari kantor.

Aku senang sekali Shella akan ikut ke Bali, tetapi begitu mengingat kata-kata Alia tadi sore, aku agak khawatir..

Flashback On
"Rachel, Jordan masih single kan?" Tanya Alia padaku saat kami berada agak jauh dengan yang lain

"Setauku iya.." Jawabku agak bingung

"Sejujurnya sudah lama aku menyukai Jordan, Chel.. Dan Bali sepertinya tempat yang cocok untukku melakukan pendekatan pada Jordan.. Kau tidak ada hubungan khusus dengannya bukan?" Tanya Alia menyelidik..

"Tentu saja tidak ada, Alia.." Jawabku cepat

"Aku tau sepertinya kau mengincar temannya Leon kan? Baguslah incaran kita berbeda.." Ia tersenyum dan meninggalkanku sendirian

Flashback Off

Entah kenapa aku dapat merasakan kalau Shella menyimpan perasaan khusus pada Kak Jordan. Shella dan Alia, tapi bagaimana dengan Kak Jo? Apakah ia juga menyimpan perasaan pada mereka berdua? Aku menghela nafas..

Aku menuju balkon Apartment milik Kak Jo dan Kak Leon. Aku belum pindah ke Mez Karyawan,
Mungkin awal bulan depan. Kak Leon dan Kak Jo juga masih tinggal di sebelah. Saat aku menikmati angin malam, ada yang mengetuk pintu. Aku bergegas membuka pintu, Kak Leon dan Kak Jo datang bersama dengan Pizza dan Ayam goreng. Aku melompat kegirangan

"Aku suka sekali, Kak !" Aku mempersilakan mereka masuk. Kak Jo masuk melewatiku dan Kak Leon berhenti di depanku dan mengecup puncak kepalaku sebelum masuk mengikuti Kak Jo.

Aku membawa beberapa piring di dapur dan membawanya ke meja rendah yang ada di ruang TV. Kami duduk di lantai dan aku memindahkan ayam-ayam yang terlihat lezat itu ke piring.

"Kalau begini terus, aku rela menjadi tetangga kalian" Kataku sambil mencomot 1 slice pizza dan membuka mulutku lebar-lebar.

"Kau punya bir, adik manis?" Tanya Kak Jo, membuatku menatapnya kesal

"Aku tidak mau mengurus orang mabuk hari ini, Kak Jo !! Akan ku ambilkan minuman soda, atau kalian lebih suka milo?" Tanyaku dengan mulut penuh pizza sambil berjalan ke arah kulkas di dapur.

"Milo aja, sayang..." Tanya Kak Leon yang membuatku tersedak pizza di mulutku. Apa dia bilang tadi? Sayang?

"Kalian sudah baikan?" Tanya Kak Jo menggodaku. Aku membawakan sebotol besar soda dan minuman kaleng Milo yang ku suka. Kulihat Kak Leon tersenyum geli melihat ekspresiku.

"Iya? Siapa? Jessica? Oh iya... Ada apa Jess?" Kak Jo mengangkat telpon dari seseorang dan aku memperhatikannya. Kak Leon membuka kaleng Milo yang kubawa dan memberikannya padaku. Aku mengambilnya sambil memperhatikan Kak Jo.

"Dimana? Hotel? Hmmm... Baiklah, 30 menit lagi aku sampai.." Kak Jo menutup HPnya dan kembali mencomot pizza di depannya

"Kau mau pergi Kak?" Tanyaku berusaha bertanya dengan nada acuh tak acuh

"Ya, aku butuh pijat dan refleksi, Chel.." Jawab Kak Jo santai

"Maksudmu pijat plus plus, Kak? Dengan Jessica tadi?" Tanyaku polos dan tiba-tiba saja Kak Leon sudah menutup telingaku.

"Jangan dengarkan dia, Sayang..." Ujar Kak Leon..

"Sebaiknya aku pergi sekarang, dan jangan lupa, Chel.. Mungkin Leon juga butuh pijat dan refleksi darimu.." Kak Jo tertawa dan aku melempar bantal yang ada di dekatku ke wajahnya dan dengan sigap ia menghindarinya dan meninggalkan kami berdua..

Wajahku mulai merona, sejak aku menyatakan perasaanku pada Kak Leon, hubungan kami mencair. Aku lebih nyaman ada di dekatnya. Walaupun aku tidak tau berapa lama hubungan kami dapat bertahan, aku hanya ingin menikmati saat-saat ini..

"Kenapa kau mengerutkan dahimu?" Tanya Kak Leon sambil menyentuh dahiku dengan telunjuknya.

"Kak, apa Kak Jo punya wanita yang ia sukai?" Tanyaku akhirnya

"Banyak.. Kalau yang kau maksud 'yang ia sukai' Mill.."

"Bukan, Kak.. yang ia sukai secara spesial.."

"Tidak ada, Mill.. Sejak aku mengenalnya, ia tidak pernah serius dengan wanita. Ia paling anti dengan wanita yang serius dengannya dan juga yang agresif.. Memangnya kenapa, Sayang? Aku bisa cemburu kalau kau membicarakan pria lain terus menerus.." Kak Leon menarikku mendekatinya.. Aku duduk di depannya dan ia memelukku dari belakang. Aku dapat merasakan nafasnya di tengkukku, membuatku merinding..

"Alia akan mencoba mendekati Kak Jo di Bali.." Jawabku sambil memainkan jari Kak Leon yang ada di perutku.

"Biarkan dia mencobanya..." Kak Leon mencium leherku dari belakang... "Kau masih sama seperti dulu.. wangi coklat dan permen.. Aku ingin terus menciummu.."

"Shella juga akan ikut ke Bali, Kak.. Aku baru saja menelponnya.."

"Sepertinya akan ada perang dunia ke 2? Aku bahkan tidak yakin Jordan akan memilih salah satu di antara mereka..." Mendengar ucapan Kak Leon, aku berbalik dengan wajah cemas..

"Kak Jo sama sekali tidak menyukai Shella? Apa aku harus membuat Shella tidak jadi ikut ke Bali? Aku tidak mau ia terluka.."

"Biarkan dia.. lebih baik ia mencoba bukan? Lebih baik gagal tapi mencoba daripada gagal dan tidak mencoba.. lagipula kita tidak tau sama sekali siapa yang Jordan sukai.. Ia adalah teman yang paling sulit ku baca.."

"Hmm.."

"Kau tidak perlu khawatir, cukup menjadi penonton dan berada di samping sahabatmu?"

"Terima kasih, Kak.." Aku mendaratkan bibirku di pipinya. Hal yang dulu sekali pernah ku lakukan. Ia tersenyum dan mengecup bibirku. Aku membalas kecupannya dan kami berciuman semakin dalam..

"Kak, sebaiknya aku menghabiskan pizzanya.." Aku melepaskan ciumannya sebelum aku mulai terlena...

---

"Kau kemari, Le? Kau tidak membawa Rachel, kan?" Tanya Jordan saat melihat sahabatnya duduk di sampingnya.

"Tentu saja tidak, dia sudah tidur, Jo.." Sudah pukul 01.00 sekarang..

"Jadi Jessica? Sepertinya aku sudah beberapa kali mendengar namanya? Apa kali ini kau serius, Jo?"

"Tentu saja tidak, Le.. Aku terlalu sibuk dengan Baldwin Production dan usaha kita, dan aku tidak perlu menambah deretan masalahku. Lagipula aku tidak menyukai wanita manapun, Le.." Jawab Jordan dengan santai

"Tidak satupun, Jo?" Tanya Leon meyakinkan

"Tidak satupun, Le..."

My Not So Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang