#43

4.5K 272 8
                                    

"Kamu sudah siap?" Tanya Papa keesokan harinya di meja makan. Kami sedang sarapan roti dan susu.

"Kapanpun saya siap, Om" Jawab Kak Leon sambil menyelesaikan makannya. Kak Leon sudah rapi dengan kemeja birunya dan celana bahan lengkap dengan sepatu yang kami beli kemarin di pasar malam. Memang harganya murah, tapi Kak Leon bilang, ia sama sekali tidak keberatan. Tidak bisa kubayangkan Kak Leon yang biasanya memakai pakaian bermerek memakai pakaian dari pasar. Benar-benar harus masuk rekor dunia!

"Nanti aku main ke pameran ya, Pa? Aku mau liad kalian juga" Ucapku sambil membereskan piring Papa dan Kak Leon. Papa hanya mengangguk dan membersihkan mulutnya dengan tisu.

"Kamu bisa naik motor?" Tanya Papa pada Kak Leon.

"Bisa, Om"

"Yasudah, kita naik motor kesana. Jangan kamu kira kamu bisa pakai mobil mewah di sini" Ucap Papa sambil berjalan keluar rumah.

Apa jadinya kalau Kak Leon naik motor? Mengingatnya saja membuatku tertawa, sekaligus juga prihatin. Mama hanya menggeleng-geleng sambil tertawa.

"Aku pergi dulu, Tante" Setelah berpamitan dengan Mama, ia mencium keningku dengan cepat dan mengikuti Papa. Kulihat Kak Leon yang sedang membonceng Papa sudah menjauh dari rumah.

Siangnya, Setelah membantu Mama masak dan berjualan, aku siap-siap ke pameran. Pameran itu di adakan di sebuah Mall terbesar di Bandung. Aku naik angkot menuju kesana dan segera mencari lokasi pameran yang langsung bisa kulihat di lobby utama Mall ini. Mataku mulai mencari Papa dan Kak Leon, tapi tiba-tiba aku menabrak seseorang.

"Aduhh... gimana sih?" Gerutu seorang gadis cantik yang tidak sengaja kutabrak tadi.

"Maaf ya..." Ucapku tulus. Kukihat ia memungut tasnya yang ternyata terjatuh dan akupun ikut membantunya membereskan tasnya.

"Jalan liat-liat atuh. Masa gw udah segede gaban ini ga keliatan sih" Ia masih saja menggerutu, tapi entah kenapa tertawa mendengarnya.

"Lo masih berani ketawa?!!" Oke, kali ini nadanya cukup kasar, membuatku terdiam. Tapi sepertinya aku pernah melihat gadis ini?

"Ca?" Sebuah suara yang sepertinya tidak asing, dan gadis ini langsung menoleh pada si pemilik suara.

"Kamu gpp? Lho, Chel?" Aku menoleh dan melihat Kak Jo sudah ada di samping gadis ini. Aku dan gadis ini pun berdiri setelah membereskan tasnya yang terjatuh tadi.

"Kak Jo? Ngapain disini?" Tanyaku sedikit kaget.

"Nih ngajak anak kecil jalan-jalan. Sekalian gw mau liat Leon jadi sales hahahahah..." Kak Jo tertawa geli, membuatku memukul bahunya cukup keras.

"Siapa anak kecil?" Tanya gadis itu dengan dahi berkerut.

"Ya kamu lah, siapa lagi sih yang ada disini?" Baru kali ini kudengar Kak Jo bersikap seperti ini pada seorang wanita. Aku selalu melihat Kak Jo yang lembut dan baik pada setiap wanita yang di kencaninya, tapi baru kali ini ia terlihat nyaman di dekat seorang wanita. Dan aku baru ingat ! Dia gadis yang menabrak mobil mewah Kak Jo waktu itu.

"Chel, ini Carissa. Carissa, ini Rachel. Kalian udah pernah ketemu kok, tapi mungkin kalian lupa" Jo memperkenalkan kami berdua.

"Aku inget, Carissa yang waktu itu nabrak mobil Kak Jo, kan?" Tanyaku sambil tersenyum dan mengulurkan tanganku padanya. Ia pun melihatku sejenak lalu menjabat tanganku.

"Ayo kita cari Leon" Kak Jo mengajakku dan Carissa mencari Kak Leon, dan tidak butuh waktu lama untuk Kak Jo untuk menemukan Kak Leon. Kulihat ia sedang berbicara dengan lelaki paruh baya dan terlihat kesal. Kamipun mendekatinya.

"Memangnya kelebihan mobil ini apa? Saya bisa dapet bonus apa aja kalo beli? Ada diskon?Tanya Bapak itu bertubi-tubi. Kulihat Carissa menghampiri Bapak itu.

"Pak, emanknya beli wafer beli 1 bonus 1? Niat beli ga sih?" Ejek Carissa yang langsung mendapat perhatian Bapak itu.

"Kamu anak kecil tau apa sih?" Bapak itu terlihat gusar.

"Aduh, Pak. Sini saya yang layanin Bapak. Bapak mau mobil yang mana? Tunjuk dulu deh.." Kak Leon menatapku dan Kak Jo bergantian.

"Dia yang nabrak lo kan Jo?" Tanya Kak Leon pada Kak Jo.

"Iya, liad aja dulu, Le. Siapa tau dia ada bakat jadi sales" Ucap Kak Jo geli.

"Bakat jualan apa bakat bikin orang marah?" Ejek Kak Leon sambil mengacak rambutnya.

"Saya mau yang ini, dek.."

"Iya yang ini bagus, apalagi warna itemnya. Keren banget, kalo Bapak yang make nih ya, jadi keliatan 10 taun lebih muda loh.."

"Oh ya? Memang sih saya juga naksir yang ini.."

"Bapak sanggupnya cash apa cicilan nih pak?" Kulihat Carissa memperlihatkan kertas dengan pilihan cash dan cicilan sampai 10 taun.

"Cash juga saya sanggup kok, dek"

"Yaudah tunggu apalagi? Mobilnya cuman ada 10 lho, selama pameran ini aja. Kalo udah ga pameran naik 10jt harganya"

"Wah, harus buru-buru dong ya.. yaudah Bapak ambil yang ini cash ya" Kamipun terpana melihat Carissa dengan Bapak yang sedang sumringah itu.

"Yaudah, selanjutnya sama sales saya ya, Pak. Makasih lho ya.." Carissa lalu mendekati kami dan Kak Leon mulai melayani pembeli itu. Kak Jo mengelus rambut Carissa perlahan dan memberikan jempolnya untuk Carissa.

"Thanks ya Carissa.." Kataku dengan tulus.

"Buat apa? Kayaknya gw ga ngapa-ngapain" Ia menggaruk tengkuknya dengan canggung.

"Kamu ternyata jago jualan, Ca. Thanks.." Kak Jo pun mengacak rambut Carissa dengan gemas.

"Ihhh, apa sih Jo! Gw keliling Mall dulu ya, gw bosen..." Carissapun berpamitan dengan kami.

My Not So Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang