Aku hanya harus berjalan sedikit sampai kejalan utama perkotaan dan menumpang angkutan umum kereta kuda untuk sampai kekantor cabang salah satu koperasi bentukan Kethlen.
Disana utusan Kethlen mungkin sudah menungguku untuk memandu perjalanan menemui Kethlen menuju pulau Borneo.
Jaraknya tidak jauh dari salah satu perkampungan didekat sini.
Saat aku berjalan menyusuri tanah kering yang dinaungi pohon-pohon kelapa, ada sebuah warung beratap anyaman rumput mengeluarkan asap beraroma bakar-bakaran yang bau bumbunya paling menyengat yang pernah kucium seumur hidupku... Pasti semacam rempah-rempah murni yang sering dibicarakan di iklan-iklan baris koran Eropa.
Ada banyak wanita mengenakan sarung berwarna gelap dan pakaian putih tipis sedang nongkrong didepannya, mereka memarut kelapa dan cekikikan tertawa.
Aku merasa sepertinya mereka membicarakanku ketika aku lewat... Tapi aku tak paham bahasa mereka jadi, biar sajalah.
Aku satu-satunya yang berkulit pucat disini, agak canggung rasanya; aku memasang topi bundar lebar berhias bunga agar mataku tidak silau karena cahaya matahari.Ditengah jalan ada seorang pedagang menggotong dua bakul terisi penuh buah-buahan tropis dengan tongkat ditopang disebelah bahu, dia singgah didepan jalanku untuk menawari dagangan, dan aku menggeleng dan mengibaskan tangan untuk menolak.
Dia berbalik dan pergi sambil menggotong dagangannya.Aku terus berjalan...
Sesekali bertanya jalan kepada masyarakat sekitar dengan cara mendekati mereka, dan hanya menggunakan dua kata: yaitu nama wilayah tempat yang kutuju, dan kata penutup "Terima-Kasih" yang membuatku berkomunikasi lebih kepada bahasa isyarat.
Aku agak bingung dengan tangan-tangan mereka yang menunjuk-nunjuk kesuatu arah agak keatas sambil berbicara bahasa yang tak kupahami, tapi aku berjalan saja kearah itu dan bertanya lagi setelah cukup jauh.
Akhirnya aku menemui sebuah rumah kecil campuran dari semen dan kayu, dengan atap genteng. Pelatarannya rendah dengan lantai keramik dan tiang marmer, ada beberapa kursi dan meja dari kayu jati didepannya. Halamannya tidak terlalu luas, agak berumput dan dipagari dengan pagar kayu sederhana.Tapi yang membuatku yakin ini tempatnya adalah, ada embel-embel bendera merah-putih-biru ditopang dengan tiang bambu dihalamannya. Lalu ada spanduk papan kecil didekat pagar, bertulisan bahasa belanda dan Jawa.
DORP COÖPERTIE KANTOOR GROET
KANTOR KOPERASI KAMPOENG SALAM
Jadi aku melangkah masuk kepekarangan, dan membunyikan bel dari kuningan didekat tiang marmer teras yang kesannya minimalis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ersatz Perished (kematian palsu)
Mystery / ThrillerLexi memalsukan kematiannya dan menyekap saudarinya untuk mengambil identitasnya. Konspirasi dan intrik yang berkembang sejak tewasnya orangtua mereka yang meninggalkan warisan secara tidak adil.