"Mrs. Tara. Maukah anda bekerjasama untuk bisnis? kudengar banyak proyek pembuatan rel dan mesin kereta api, dan sparpart di eropa sini daripada ditempat saya..."
Aku mendengarkan dengan seksama dan menatap matanya, fokus untuk memahami apa yang dia inginkan.
"Jika anda mau," Kethlen melanjutkan. "Bahan baku dari Hindia lebih murah, saya bisa menyediakan."
"Bagaimana?" tanyaku dengan cepat ketika dia menyelasaikan kalimatnya. "Monopoli disana keras. Memang kau bisa menentukan ekspor sendiri? Ke Inggris? bukankah Belanda sangat skeptikal dengan Inggris?"
Dia agak terkejut, tapi sepertinya sudah menantikan jawaban itu, "Kau memiliki sorot mata seperti Lexi--Mrs.Tara..." gumamnya.Kethlen Wulandari hendak membuka mulut dan matanya terpejam sesaat, lalu dia memilih kata-katanya,
"Kita berbicara tentang Borneo. Aku kenal Gubernur Wolanda disana, aku akan berbicara padanya tentang komisi. Mengingat betapa besarnya yang kita bicarakan ini, aku kira aku bisa mengurusnya."
Dia membuka sebelah telapak tangannya dan mengelus-elusnya seakan tapak tangan itu jaminan tawarannya.
"There is an enormous deal out there, my dear." dia menambahkan dalam aksen Inggris yang fasih.Senyumnya yang dikulum seakan menahan tawa: membuatku berpikir, ini mutualisme yang sempurna. Ini akan menguntungkanku sangat banyak jika memang Kethlen mampu sehebat itu memainkan sistem monopoli Hindia yang keras, biaya material bisa dihemat.
Ini akan menguntungkan Wulandari juga, jika komisi yang dia bagi dengan pemimpin Hindia atas ekspor untuk perusahaanku (Bahasa jelasnya, ini adalah korupsi atas pendapatan rakyat, jika dia berniat menurunkan harga material berarti rakyatnya akan dibayar lebih murah, tetapi kompensasi yang dia bagi bersama gubernur Hindia kulit putih sangat besar; Blah! Urusan dia lah dengan rakyatnya... aku tak akan menanyakan ini).
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ersatz Perished (kematian palsu)
Mystère / ThrillerLexi memalsukan kematiannya dan menyekap saudarinya untuk mengambil identitasnya. Konspirasi dan intrik yang berkembang sejak tewasnya orangtua mereka yang meninggalkan warisan secara tidak adil.