Matinya Tara Roxete !

181 7 7
                                    

Dari lubang didaun pintu kecil itu semua diproyeksikan langsung kelensa mataku.

Kupaksa mataku melirik kekanan habis-habisan. Terlihat Tara dipaksa duduk disalah satu kursi dijejeran meja jamuan mewah yang panjang itu.

Kemudian perlahan Kethlen melangkah mendekatinya.
"Well, well, Tara Roxette. Harap maklum kunjunganku hari ini sangat mendadak." Suara Kethlen terdengar berirama khas aksen melayu.

Tara kelihatan sangat ketakutan, dia tidak tahu apa-apa. Dia bahkan tak kenal Kethlen.

"Kami menemukannya berlari dari ruang depan, melewati mayat-mayat pelayan dan sekuriti yang kita bunuh. Dia yang datang kepada kita." kata salah seorang pria yang memegangi Tara.

Dan kemudian aku sadar, pria itu adalah Pramodia. Rambut putihnya diikat kuda dibelakang, dan janggutnya dikuncir. Aku juga melihat Sukro disebelah Kethlen. Mereka semua terdiri dari orang kaukasian dan Indo yang mungkin semacam tentara bayaran. Bagaimana mereka bisa sampai kesini?

"Kau tahu, ditempat asalku. Aku tidak disukai oleh orang-orang sesama pribumi."
Kethlen mulai berbicara sambil mencabut sebuah tusuk konde kuningan dikepalanya dan menyalakan sebuah lilin bercabang diatas meja jamuan itu. Kethlen memanaskan tusuk itu diatas lilin.

"Aku tidak disukai sesama keluarga bangsawan." Kethlen melanjutkan. "Aku tidak disukai orang-orang Belanda. Dan kurasa, kau juga tidak menyukaiku."

Tara hanya menatap Kethlen dengan ngeri dan bingung.

"Kau sangat berani Tara... kupikir kau melebihi kakakmu Lexi. Kurasa Lexi tidak akan berbuat sampai sejauh itu meskipun ambisinya sangat tinggi. Yah, aku mengenalnya dengan baik disekolah itu."

Tara ternyata masih sanggup bicara, "Lexi jauh lebih baik, kau tidak akan berani dengannya. Kau bajingan kutu kuda--pembunuh!"

Kethlen tak terpengaruh sama sekali, dia menelekan kepala memandangi tusuk kondenya yang dipegangnya diatas lilin mulai mengepulkan asap putih seperti asap rokok. "Biarakan aku bercerita sebentar sebelum aku menjelaskan maksud kedatanganku dan kenapa kau wajib menyesali perbuatanmu.
"Ditempat asalku, terkadang ada laskar-laskar tertentu yang merasa mereka melakukan hal benar dengan melakukan pemberontakan didalangi oleh provokator yang berpikir dia seorang pejuang. Pejuang negri? pejuang kampret. Mereka tidak melakukan apa-apa selain melawan pemerintah dan mati pada akhirnya. Mana tanggung jawab mengelola sawah-sawah untuk membantu orangtua mereka? kerjaannya cuma minta sumbangan untuk laskar mereka.
"Jadi, melakukan hal yang benar tidak harus menjadi benar... aku susah payah membangun koperasi ini, agar kelak kami bisa mengambil alih dengan cara yang benar semua bentuk penjajahan yang dilegalkan yang sejarahnya rumit untuk dijelaskan. Mereka membenciku, mereka bilang aku antek asing, mereka bilang aku lintah Belanda. Sementara orang Belanda sendiri memasukanku kedalam daftar orang yang perlu diawasi walaupun mereka mendukung Koperasi bekerja dalam ekonomi mikro.
"Kelak mereka yang mati konyol itulah yang dikenang sebagai pejuang dan didoakan arwah-arwahnya... sedangkan aku seorang lintah. Tapi tak apa, semua kulakukan bukan demi diriku sendiri. Tapi demi semua hal yang kucintai ditempat asalku. Bahkan meski harus kuperas dan kueksekusi para demang-demang dan keluarga bangsawan dari golonganku sendiri. Atau jika aku harus membuat bupati mengerahkan kerja paksa demi agenda Belanda. Yang kulakukan adalah perubahan jangka panjang dengan perencanaan bertahun-tahun, bukan mati konyol sesaat seperti mereka yang berkoar-koar ingin melawan pemerintah."

Kehtlen menatap Tara lekat-lekat, ada kebencian disorot matanya, bayangan api berkobar diujung lilin memantul dilensa matanya yang hitam pekat.
"A... apa yang kau inginkan?" kata Tara.

Kethlen membuang muka, "Kukira kau lebih pintar dari itu." Dia melanjutkan, "Kau pikir koperasi tidak dibangun dengan darah dan banyak nyawa? bagimu Tara, mungkin semua hanyalah bisnis dan kebanggaan. Bagimu ini semua hanyalah bisnis dan perusahaan sialan mu itu. Tapi bagiku ini segalanya! ini adalah jalan untuk merubah nasib rakyat-rakyat ku, kedaulatan bangsawan kami, ini adalah jalan baru untuk perjuangan melawan kolonialisme..."

The Ersatz Perished (kematian palsu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang