Siapa bilang kantor Van Der Pijl jauh dari kota? tempatnya ada di pusat kota Banjarmasin, pinggir jalan utama kota yang tertuju pada jalan trans.
Untuk ukuran halaman hijau yang luas, deretan gerobak artileri meriam yang berjejer disekitar bangunan kantor yang beratap bubungan tinggi dan tiang-tiang teras depannya yang menyerupai bangunan eropa.
Bangunan menyerupai bangunan daerah khas tempat ini, tapi dibangun dari bahan batu, semen, marmer, dan perkerasan tanah sesuai standar eropa.
Para pekerja kebun berhenti bekerja dan berlutut ketika kereta kami digiring oleh penjaga memasuki halaman menuju ke teras depan. Tak mudah menemui seorang gubernur, bahkan dengan Kethlen pun kami masih harus menunggu dinasnya selesai. Tapi karena ini melibatkan Kethlen dan presiden koperasi, Sukro. Kami hanya menunggu persiapannya untuk menemui kami, dalam artian tidak lama.
Karena hari tepat jam makan siang, Van Der Pijl memberi kami jamuan--rasanya tak perlu kuceritakan detilnya, intinya gubernur itu tak cerewet dan langsung mengkonfirmasi permintaan izin cukai material tambang ke Jawa untuk nanti dikirim lagi ke Inggris atas nama kepemilikan Roxette and co.
Kehidupan sepertiku memang sering menghadapi jamuan, mau bagaimana lagi? jamuan memang metode paling ampuh untuk menghilangkan kecanggungan pertemuan-pertemuan tidak biasa untuk pembicaraan penting.
Van Der Pijl seorang pria paruh baya yang memakai wig putih model roll.
Tanda bahwa dia senior dalam bidangnya. Dia juga memperpanjang surat tinggalku di Borneo."Mrs. Tara pulangnya lewat jawa saja, kalau melewati perbatasan barat Serawak tidak aman." kata Pram saat kami akan berpisah dijalan.
"Huss, memangnya Tara tidak tahu?" timpal Keth.
Kami pun berpisah dipercabangan jalan dan kedua serdadu belanda itu ikut pergi bersama Kethlen setelah memberiku gerakan militer sikap hormat. Mereka kaku seperti boneka keramik yang bisa bergerak.
Tapi aku tidak segera pergi, aku menginap disalah satu wisma yang bersih dan berencana menemui Van Der Pijl lagi, sebelumnya aku diam-diam memang memberitahunya saat jamuan berakhir.
Dan tidak akan mengejutkan kalau aku kekantornya lagi.
Matahari bersinar terang waktu itu, nampak picisan kerupuk udang dijemur teratur disalah satu pojok halaman kantor gubernur ini.
Suatu ketika tanpa sepengetahuan Kethlen dan siapapun, aku berada dipelataran luas berkursi rotan dan lukisan Van Der Pijl sendiri dipajang di dinding.
Gubernur itu kelihatannya cukup antusias dengan sesuatu mengenai orangnya yang ingin kubicarakan.
"Jadi, ada sesuatu yang ingin kau tanyakan? jangan sungkan bicara saja bu.""Terimakasih... apa kau tahu kami sempat dihadang kelompok bersenjata dalam perjalanan kesini? semacam perampok atau berandalan."
Dia menunjukan ekspresi perhatian dengan mata lelahnya dan mengangguk, "Tapi tak ada masalah kan?"
"Sebenarnya, kami tidak apa-apa." kuakui jujur.
"Aku minta maaf soal itu, terkadang sistem yang sudah kami jalankan sebaik mungkin masih menimbulkan kebobrokan. Pemberontakan kadang pecah dari daerah-daerah terpencil yang luput dari pengawasan kami. Kethlen dan petinggi pribumi lain juga sudah susah payah bekerjasama dengan kami... seperti menjaga api agar tak terlalu membesar, sinyal pemberontakan kerap kali perlu pencegahan tepat. Mungkin karena korupsi oleh pegawai negeri, mereka marah pajak mereka tidak dialokasikan. Perlu perhatian khusus untuk meredam amarah mereka."
"Apa kau tahu juru tulis dari surabaya Robert William sedang terluka oleh semacam panah?"
"Aku tahu dia," katanya lalu diam sebentar mencerna pertanyaanku. "Dia penghubung yang baik antara pribumi dengan Belanda, jika menurutmu dia diserang pasti golongan konservatif yang tidak menyukainya. Tak semua golongan pribumi senang dengan kemajuan Koperasi, bahkan Kethlen pun memiliki musuh."
Meskipun sudah bicara dengan Van Der Pijl, Kethlen, Pramodia, Sukro, dan membaca pamflet. Tetap saja tak ada jawaban memuaskan tentang kondisi sebenarnya pergerakan koperasi.
Jadi aku menyudahi saja konsultasi dengan eksekutif dan memutuskan observasi lapangan.
Yang tentunya bersifat pribadi dan aku ingin lakukan diam-diam...Aku butuh informan...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ersatz Perished (kematian palsu)
Mystery / ThrillerLexi memalsukan kematiannya dan menyekap saudarinya untuk mengambil identitasnya. Konspirasi dan intrik yang berkembang sejak tewasnya orangtua mereka yang meninggalkan warisan secara tidak adil.